Tampilkan postingan dengan label motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label motivasi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 16 Maret 2025

IAD dari Galeri HP

20 komentar
HALO Sobat PIKIRAN POSITIF? Sehatkah? Bahagiakah? Semoga, ya. Semangat, semangat. Ayolah songsong Lebaran dengan gembira. Hehe ...

Kegiatan kalian apa selama Ramadan 2025 ini? Selain bekerja bagi yang pekerja kantoran? 

Kalau aku sebagai penulis dan editor lepas, kegiatanku pun tak jauh-jauh dari dunia tulis-menulis. Bahkan sebagaimana beberapa tahun sebelumnya, aku ikutan blog competion di Kompasiana. 

Nah. Itu berarti tiap hari selama Ramadan, aku mesti mengunggah sebuah tulisan yang temanya telah ditentukan admin. 

Tidak capek? Capek juga, sih. Namun, kalau sampai bolong sehari didiskualifikasi dari hadiah utama. 😁😁

Jadi, capek enggak capek aku tetap maksain diri buat nulis. Sejadinya sajalah. Demi menuntaskan komitmen awal, yaitu bersedia ikut menulis sebulan penuh.

Lagi pula, aku 'kan ingin juga menjadi penulis kaya dan beken seperti IAD. Hahaha! Ngomong-ngomong, adakah di antara kalian yang kenal dengan IAD? 

Iqbal Aji Daryono itu, lho. Salah satu mentor menulis yang terkenal dari Yogyakarta. Yang dalam foto-foto di bawah ini beliau tampak dikerumuni kaum wanita.  


Entah bagaimana ini tadi. Ketika sedang beres-beres galeri HP, ketemulah foto-foto saat acara Workshop Menulis  Essay. Tentu dengan IAD sebagai narasumber.





Rabu, 25 September 2024

Yuk, ke Posyandu Balita

20 komentar
HALO, Sobat Pikiran Positif? Kamu tahu posyandu? Itu lho, yang singkatan dari 'pos pelayanan terpadu'? Khususnya yang posyandu balita. Yang diperuntukkan bagi anak-anak berusia lima tahun ke bawah.

Rasanya keterlaluan deh, kalau kamu sampai tidak tahu posyandu balita. Terlebih kalau kamu tidak bertempat tinggal di apartemen atau kompleks perumahan mewah. Atau, permukiman lain yang cenderung individualistik lingkungannya.

Mengapa kubilang keterlaluan? Karena di mana-mana di seantero Indonesia, posyandu balita ini eksis. Istilahnya, di mana ada kampung di situlah ada posyandu balita (bawah lima tahun).

Kalau di sebuah kampung sampai tidak ada posyandunya, terutama posyandu balita, perlu dijewer tuh lurahnya. Masih bisa dimaafkan kalau ketiadaan posyandu balita itu disebabkan oleh tidak adanya balita. Namun, apa mungkin?

Rasanya nyaris tak ada kampung yang warganya berusia lima tahun ke atas saja. Kalaupun ada malah mencemaskan. Berarti proses regenerasi terhenti. Kelak di kemudian hari, kampung itu bakalan kehabisan penghuni.

Sekali lagi, memang keterlaluan kalau kamu tak tahu posyandu balita. Makin keterlaluan kalau ternyata kamu lulusan posyandu balita. Kok lupa sama "almamater"sendiri? Hehe ...

Adapun kalau dirimu kini seorang ibu dan anakmu masih usia balita, tapi kamu tak tahu tentang posyandu balita, ckckck ...  Dapat dipastikan bahwa kamu tak pernah membawa buah hatimu ke situ. Pasti itu.

Duh! Jangan dilanjutkan dek, ya. Perilaku cuek pada posyandu balita itu sangat terlarang. Lebih-lebih kalau dirimu tak rutin membawa balitamu ke puskesmas atau rumah sakit buat cek ricek.

Ingatlah bahwa balitamu perlu posyandu. Tiap bulan harus dipantau tinggi dan berat badannya. Demikian pula, pertumbuhan dan perkembangannya.

Pertumbuhan itu meliputi kesehatan fisik. Ada gangguan kesehatan atau tidak? Berat badannya selalu bertambah tiap bulan atau naik-turun? Atau, malah selalu turun? Lingkar lengan dan lingkar kepalanya bagaimana?

Sementara perkembangan meliputi kemampuan si balita dalam melakukan respons dan stimulasi yang diberikan. Kepandaian dan keterampilannya selalu meningkat atau tidak?

Pokoknya hal-hal yang sejenis itulah yang akan dipantau posyandu balita. Yang tujuannya menyiapkan generasi emas Indonesia. Yang sehat lahir dan batin, no stunting.

Percayalah. Banyak untungnya bila mengajak balitamu rutin ke posyandu balita. Selain dipantau kesehatan dan kecerdasaannya, diberi vitamin gratis juga lho. Diberi obat cacing juga. Ada makanan tambahan untuk peningkatan gizi juga. Pokoknya diurusi betul, deh.

Nah. Bagaimana, nih? Masih ragu untuk ke posyandu balita? Jangan, dong.

Judul dan isi artikel ini secara spesifik menyebut posyandu balita. Tak hanya posyandu. Mengapa? Karena untuk memperjelas, agar tak menimbulkan kerancuan/pertanyaan.

Sekarang ini 'kan selain ada posyandu balita, ada pula posyandu remaja dan posyandu lansia. Ketiganya sama-sama posyandu, pos pelayanan terpadu, tetapi beda sasaran yang dilayani. Dengan demikian, beda pula tujuannya.

Semoga kamu dan kamu menjadi paham tentang dunia perposyanduan setelah baca artikel ini. Semoga.


Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI.
 

Rabu, 18 September 2024

Horeee Aku Naik Excavator

33 komentar
Seriuslah memeluk impian walaupun itu "cuma" ingin naik excavator!
~tinbejogja~



HALO, Sobat Pikiran Positif? Pernahkah kamu berada dalam situasi makbedunduk, tiba-tiba berhasil meraih cita-cita? Bahkan, ketika kamu tidak sedang memikirkannya. Plus kamu masih bingung mencari cara untuk meraihnya.

Misalnya nih, ya. Kamu punya impian untuk bertemu muka dengan Nicholas Saputra dan kemudian sarapan soto duduk bersebelahan dengannya. Sementara kamu samsek tak punya ordal yang berpotensi mewujudkan impian "retjeh" itu.

Tahu-tahu pada suatu hari, saat kamu sedang sarapan soto di sebuah warung, Nicholas Saputra datang bersama rombongan sepeda. Lalu, dia duduk persis di sampingmu. Apa enggak menyala, tuh?

Mungkin istilahnya, pucuk dicinta ulam tiba. Atau, bagai mendapat durian runtuh? Ah, entahlah. Entah apa istilah atau peribahasa yang tepat untuk menggambarkan situasi semacam itu. Bisa jadi istilah yang paling tepat ya makbedunduk itu tadi.

Sudahlah. Apa pun istilahnya enggak perlu diributkan. Yang jelas situasi makbendunduk itu lumayan bikin kaget. Namun, kagetnya kaget hepi. Jantung serasa nyaris copot. Ritme detaknya pun ugal-ugalan.

Nah. Pernahkah kamu mengalami hal demikian itu? Yang sesungguhnya bisa bikin sesak napas, tetapi ujungnya tertawa lepas. Gimana enggak tertawa lepas? Itu 'kan sebuah pengalaman menyenangkan. Sangat menyenangkan malahan.

Aku juga punya pengalaman menyenangkan serupa itu. Makbenduduk bisa menggapai cita-cita yang sekian lama terpendam dalam diam. Bahkan, ketika aku sedang lupa pada cita-citaku itu. Hehehe ... Sebagaimana yang kamu lihat pada foto di atas itu.

Yoiii. Aku memang telah lama punya cita-cita naik excavator. Telah beberapa tahun belakangan ini. Saking inginnya naik, sampai-sampai macam orang ngidam. Hanya saja apesnya, aku tak punya kenalan yang berpotensi bisa membantuku mewujudkan cita-cita tersebut.

Hingga suatu pagi aku jajan lupis di sebuah kampung di dalam tembok Kraton Yogyakarta. Usai jajan aku dan temanku tak langsung pulang. Kami memutuskan pura-pura jogging plus-plus.

Maksudnya plus pepotoan dan plus menuntaskan rasa kepo dengan isu pembongkaran deretan rumah warga. Yang lokasinya dekat tembok pembatas wilayah Kraton Yogyakarta. Kami ingin melihat, sudah sehancur apa kondisinya.

Sesampainya di lokasi, kami takjub dengan reruntuhan-reruntuhan yang ada. Pun, dengan alat-alat berat yang ada di lokasi tersebut. Luar biasa. Sederetan rumah tinggal dan kios mungil yang dahulu utuh berdiri, kini sudah tak lagi berbentuk bangunan. Entahlah berpindah ke mana orang-orangnya.

Dengan perasaan mendayu-dayu, aku jeprat-jepret mengabadikan segala keluluhlantakan tersebut. Hingga akhirnya tersadarkan bahwa ada excavator di situ. EXCAVATOR! 

Akhirnya tanpa babibu aku minta dipotret di depannya. Senyampang nemu alat berat impianku ini. Selagi cita-citaku berfoto dengannya bisa terwujud nyata. Alhasil, jadilah foto berikut.


"Kenapa tidak berfoto di dalamnya saja? Itu. Naik dari sana itu. Ayo!"

Seorang bapak muncul dari warung seberang jalan dan berbicara kepada kami. Rupanya sejak tadi dia mengawasi tingkah kami di depan excavator. Dia adalah operatornya. 

Tentu saja itu tawaran emas. Bagai kerbau dicucuk hidungnya, kami pun mengikuti si bapak. Wow, wow, wow! Dengan setengah percaya saya segera naik dan mengambil posisi duduk nyaman di ruang kemudi excavator. Luar biasa, luar biasa! Nyaman sekali duduk di situ. 

Siapa yang menyangka kalau pagi itu cita-citaku yang rasanya sulit tercapai, malah terwujud secara tiba-tiba? Sementara aku datang ke lokasi excavator justru dalam kondisi tak ingat pada alat berat itu.

Dalam hidup ini pastilah manusia banyak mendapatkan kesedihan dan kegembiraan. Silih-berganti sesuai dengan porsinya. Begitu pula halnya dengan kamu 'kan? Nah. Kalau pengalaman menyenangkanmu apa? Cerita dong, di kolom komentar.

Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI.

Rabu, 28 Agustus 2024

Bersikaplah Seperti Lamine Yamal

30 komentar
HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Semoga kalian tidak sedang dirundung pikiran negatif, ya. Hush hush. Jauh-jauhlah sana pikiran negatif. Ingat, ingat. Pikiran negatif bisa memantik banyak penyakit. Minimal berpotensi bikin enggak doyan makan dan susah tidur.

Oleh karena itu, jangan hobi beramah-tamah dengan pikiran negatif. Hindari kebiasaan suuzon melulu kepada orang lain. Atau sebaliknya, jangan terbiasa overthinking hanya gara-gara merasa  diliatin terus oleh seseorang. Jangan-jangan seseorang itu sebetulnya tidak sedang melihatmu. Kamu saja yang ke-GR-an sampai overthinking.

Pokoknya katakan tidak pada pikiran negatif. Tidak, tidak, tidak. Jangan dek, ya. Pokoknya jangan. Sekalipun dirimu sekarang mungkin sedang didera kekalutan cinta, jangan serta-merta ingin mengakhiri hidup.

Please, deh. Kalau patah hati jangan buru-buru ingin mati. Ayolah cari satu alasan meskipun receh, yang bisa membuatmu bertahan di dunia fana ini. Misalnya belum sempat nyicip Yammie Padokan yang kokinya pernah meliput Piala Dunia Rusia pada tahun 2018 lalu.

Pokoknya apa sajalah. Tolong cari-cari alasan apa pun yang bisa kembali membuatmu bersemangat untuk menjalani hidup. Tendang jauh-jauh pikiran untuk mati. Percayalah. Itu enggak ada untungnya sama sekali. Patah hati kok solusinya mati. Cemen itu.

Jika kamu penggemar sepakbola, terkhusus fans berat Timnas Spanyol dan Klub Barcelona, kamu mestinya bisa meniru sikap tabah Lamine Yamal.

Lihatlah dia yang baru 17 tahun itu. Sesaat setelah memenangkan trofi Euro 2024, dia baru mempublikasikan pacar cantiknya. Tahu-tahu tak lama kemudian, terdengar kabar pacar cantiknya berselingkuh. Putuslah hubungan cinta mereka. Entah benar entah tidak, entah kelanjutan kisah mereka seperti apa, yang jelas ada kabar kalau keduanya sudah saling unfollow akun Instagram.

Terusterang kabar percintaan Lamine Yamal yang muram itu mencemaskanku. Kukira para penggemar sepakbola, terutama pendukung Spanyol dan Barcelona, juga memiliki kecemasan yang sama. Sama-sama mencemaskan performanya di lapangan. Namun, syukurlah Lamine Yamal tetap menyala. Dia mampu bersikap profesional rupanya.

Baru-baru ini Arhan, salah satu penggawa Timnas Garuda, juga dikabarkan telah diselingkuhi sang istri. Entah itu sekadar desas-desus atau kabar super serius, mau tidak mau bikin cemas juga. Bikin aku dan kamu serta jutaan pendukung Timnas Garuda khawatir akan performa Arhan. 'Kan gawat banget kalau konsentrasinya dalam menghadapi pertandingan penting malah buyar karena cinta.

Diselingkuhi itu sakit sesakit-sakitnya. Kita butuh sejumlah waktu untuk move on dari rasa sakit itu. Sementara Arhan sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi pertandingan penting bersama Timnas Garuda, mengapa harus berembus kabar yang tak sedap itu? Semoga sih, Arhan baik-baik saja walaupun kabar perselingkuhan tersebut benar adanya.

Pendek kata, semoga Arhan mampu meniru Lamine Yamal. Dibikin patah hati, tetapi bensinnya tak habis-habis. Sanggup selalu menyala! Kamu dan kamu juga harus begitu, ya.

Dokumentasi Tim Euro 2024

Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI .



Minggu, 28 Juli 2024

Ingat Orang Tua

36 komentar

Hai, Sobat PIKIRAN POSITIF. Aku mau cek ricek usia kalian hahaha ... Termasuk generasi apakah kalian? Remaja zadoel atau remaja zaman now? Cek riceknya melalui ... orang tua (silakan cermati foto di bawah itu).

Tak usah rumit-rumitlah cara cek riceknya. Kupikir simpel saja, deh. Silakan berkomentar terhadap foto yang kutayangkan di tulisan ini. Apa yang kalian pikirkan demi melihat foto tersebut? Haha!

Aku yakin. Kesan tiap orang terhadap foto di bawah ini tentu berlainan. Pun, tiap generasi akan punya ingatan berbeda terhadap orang tua yang satu ini. 🎃🎃

Oke, oke. Jangan lupa, kata kuncinya orang tua, ya. Yuk, yuk. Segera tuliskan kesan kalian di kolom komentar.

Hmm. BTW orang tua mestinya didekati ya, bukan dijauhi, tapi 'kan .... 🤣🤣

Minggu, 02 Juni 2024

Akun Instagramku Kenapa?

42 komentar
HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Sedang baik-baik sajakah keadaan kalian? Semoga, ya. Kalaupun selama Mei banyak kekurangberuntungan, mudah-mudahan pada Juni ini segalanya beranjak baik. 

Hari ini Juni sudah terjalani nyaris 2 hari. Semoga sejak kemarin, Juni kalian menyenangkan hingga bulan baru tiba. Tentu harapannya setelah bulan berikut tiba, hal menyenangkan selama Juni tetap berlanjut.

Hmm. Sesungguhnyalah aku sedang memotivasi diriku sendiri. Besar bangeeet harapanku agar diriku kembali menyalaaa.

Terusterang sejak minggu keempat Mei, aku ada kendala jaringan. Gawat banget 'kan? Dari kartu X yang no signal kuganti ke kartu Y. Eeeh, rupanya pakai kartu Y pun jaringan internetku mati segan hidup tak mau. 

Bikin puyeng pokoknya. Seorang pekerja lepas yang tipe kerjaannya mengandalkan internet kok terkendala jaringan internetnya. Semacam kiamat kecil 'kan?

Akan tetapi, rupanya masih ada hal yang lebih bikin puyeng. Bikin super cemas. Hal apakah? Tak lain dan tak bukan, mengenai akun Instagramku. Sejalan dengan kendala jaringan internet, kok ya beberapa kali akun Instagramku ditangguhkan. Alhamdulillah begitu kuajukan banding, langsung balik normal. 

Alhamdulillah selalu ada teman yang memberitahu, bila tiba-tiba akunku itu raib. Semoga segera kondusif. Aamiin YRA.

Selama ini hal mencemaskan tersebut terjadi, kalau aku buka Instagram malam-malam di atas pukul 22.00 WIB. Namun, hari ini kok mendadak ada email pemberitahuan penangguhan pada pukul 19.22 WIB. Why, oh, why? Apa mungkin ada yang akan meretasnya?

Adakah di antara kalian yang paham dengan nasib akun Instagramku itu? Apa penyebabnya? Aku mesti gimana menghadapinya? Tolong aku, ya.



Minggu, 12 Mei 2024

Just Follow Your Heart

38 komentar
HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Semoga kalian sedang hepi dan terberkahi. Bukan sedang gundah gulana akibat terbebani apalah-apalah.

Memang  sih, hidup tak selalu berjalan lancar. Rasanya selalu saja ada jebakan batman di sana-sini. Apa boleh buat? Namanya juga hidup. Pastilah seperti itu kondisinya. Dinamis. Sebab terlalu dinamisnya, kadangkala malah sampai gronjal-gronjal. Namun, kalau statis alias diam saja berarti malah mati. Iya 'kan?

Menurutku, sikap just follow your heart sangat diperlukan demi memelihara kestabilan jiwa. Sebagai salah satu perwujudan dari prinsip mencintai diri sendiri.

Kalau memang kita ingin melakukan A, sedangkan orang-orang menuntut kita melakukan B, ayolah berani untuk tetap melakukan A. Tak usah ragu-ragu dengan pilihan kita. Mengapa? Karena kita pasti punya alasan-alasan kuat dalam menentukan pilihan tersebut.

Yup! Kitalah yang paling tahu arah mana yang hendak kita tuju. Bukan orang lain. Kalau boleh jujur, justru orang lain cuma bisa merecoki. Hahaha ... 🎃🎃

Yang terpenting kita mau bertanggung jawab. Kalau pilihan kita ternyata salah, kita tak kemudian sibuk cari kambing hitam. Tak menyalahkan siapa pun sedikit pun. Begitu, lhooo.

Jadi gimana? Sudah siap bersikap tegas buat mengikuti kata hati? Atau, masih maju-mundur cantik untuk melakukannya? Tenang, tenang. Bisa dilatih, kok. Latihannya pun gampang. Misalnya dengan membiasakan cuek saja untuk jalan-jalan disertai pepotoan.



Demikian ceritaku hari ini. Kusudahi sekian saja, ya. Semoga bisa bikin hepi dan menginspirasi. Minimal tak bikin perasaan kalian tambah kacau.

Oke, oke. Pokoknya just follow your heart deh, ya. Sejauh tak melanggar norma-norma tentulah aman. Tidak bakalan mengganggu dan merugikan siapa pun.


Minggu, 14 Januari 2024

Prestasi Menulisku Selama 2023

32 komentar
HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Semoga kalian baik-baik saja. Tidak ada yang terkena banjir, tanah longsor, gempa, angin ribut, ataupun musibah lainnya. Sebagaimana yang belakangan kuketahui dari berita-berita di media massa.

BTW tulisan ini ada benang merahnya dengan tulisan terdahulu yang berjudul "Gembira Memulai 2024". Idenya terpantik oleh ingatan kepada sebuah antologi, sebuah BTU (Buku Teks Utama) yang direvisi, dan dua naskah buku yang siap diterbitkan. Yang tentunya melibatkan diriku, baik selaku penulis/kontributor maupun editor.

Yup! Pada intinya tulisan ini merupakan rangkuman prestasiku di dunia kepenulisan, terkhusus bidang perbukuan. Yang sesungguhnya mungkin tak perlu dianggap sebagai prestasi.

Gimana, ya? Keseharianku memang berkecimpung dalam dunia tulis-menulis beserta kerja pengeditannya. Jadi kalau ada berhasil-berhasilnya, itu bukan prestasi melainkan kewajaran.

Iya. Kuanggap itu sebuah kewajaran belaka. Mengapa? Sebab dengan nekad, aku telah meneguhkan hati untuk menjadi seorang pekerja lepas di dunia tulis-menulis. Jadi, pencapaian dalam menulis atau mengedit is a must.

Malah sebenarnya keterlaluan kalau sampai aku tak mampu mencapai apa-apa di situ. Walaupun ironisnya, justru aku sering berada di posisi keterlaluan itu. Apa boleh buat? Namanya juga diriku. Muehehe ...

Namun, syukurlah pada tahun 2023 lalu prestasiku di dunia sunyi itu masih terbilang lumayan. Daripada tak ada sama sekali, Alhamdulillah ada satu antologi yang kuhasilkan. Antologi itu berjudul Senjakala Radio.



Selanjutnya, pada tahun 2023 aku kembali dipanggil oleh Pusbuk Kemendikbudristek. Dua kali malahan. Yang pertama untuk menjadi editor bahasa, dalam pengolahan BTU sebuah mapel. Mungkin pada Tahun Ajaran Baru 2024/2025 nanti sudah dipergunakan di sekolah-sekolah.

Yang kedua untuk menjadi editor bahasa, dalam revisi BTU sebuah mapel yang lain. BTU yang ini telah dipakai di sekolah-sekolah, tetapi pada tahun 2023 direvisi.

Yang terakhir, pada awal Januari 2023 aku sukses menyelesaikan sebuah naskah bernapaskan keagamaan Islam, yang merupakan pesanan dari sebuah penerbit. Judulnya "Kisah dan Kemuliaan Para Wanita Ahli Surga di Sekeliling Nabi".

Naskah tersebut dibeli putus oleh penerbitnya. Jadi, aku tidak bakalan menerima royaltinya. Bahkan, nama penulisnya pun bukan nama asliku. Kalau kalian penasaran, silakan cek di toko buku daring ataupun luring.

Gimana menurut kalian? Pencapaianku menyedihkan atau tidak? Kalau menurutku sih, lumayan. Namun, pada tahun 2024 ini aku akan berusaha memiliki prestasi tulis-menulis yang lebih banyak. Supaya ada peningkatan gitu, lho.

Nah! Jadi sudah jelas, ya. Kalau kalian butuh jasa untuk mengedit tulisan, baik fiksi maupun nonfiksi, bisa hubungi aku. Tenang saja. Menghubungiku itu gampang, kok. Bisa melalui email agustinasoebachman@gmail.com atau DM sosmedku. #malahngiklan 😁

Minggu, 07 Januari 2024

Gembira Memulai 2024

47 komentar

HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Akhirnya 2023 benar-benar habis. Telah resmi berganti menjadi 2024. Sementara 2024 langsung gaspol memulai pergerakannya. Tahu-tahu sekarang (saat kususun tulisan ini) sudah tanggal 7 Januari. Pun, telah malam.

Tuh 'kan. Tahu-tahu 2024 sudah berlangsung seminggu. Cepat sekali waktu berjalan. Ya ampuuun. Sementara rasa mager dan tak tahu arah ini masih membelenggu diri.

Jadi, apa kabar resolusi? Kalau resolusiku sih, aman. Aman di tempatnya. Dalam arti, belum mulai diproses. Oleh sebab itu, kumohon pliiis, jangan tiru diriku. Aku bukanlah contoh yang baik, Kawan. Hehehe ...

Mungkin otakku kelelahan sebab sejak November hingga awal tahun gaspuuuoool menyelesaikan berbagai pekerjaan. Plus ikutan lomba-lomba. Mulai dari lomba nulis, foto, hingga video (baik di IG reel maupun Tiktok). Alhasil, saat awal tahun alam bawah sadarku mengajak santuy gitu.

Namun, bagaimanapun aku mesti bersyukur. Sebagian lomba yang ngotot kuikuti tersebut membuahkan hasil manis berupa saldo GoPay dan uang tunai. Bisalah buat memperpanjang usia blog setahun ke depan. Plus buat jajan-jajan juga. Alhamdulillah.

O, ya. Mungkin pula rasa magerku diperberat oleh sinyal internetku yang down total pada 1Januari 2024. Yang kemudian beberapa hari setelahnya juga on off tiada tara. Itu lho, sebagai dampak dari kebakaran di kantor providernya.

Tempo hari, pada pagi pertama 2024, aku dan gengs #PPJ 'kan  blusukan ke sebagian sirip Malioboro. Pulangnya sudah semangat banget untuk posting foto-foto dan video-videonya di medsos.

Eeeh. Ternyata runyam. Tiada sinyal sama sekali. Ya sudah. Patah semangatlah aku. Magerku kian kental.

Sudahlah. Sekali lagi, yang terbaik adalah tetap bersyukur. Selalu bersyukur di tiap embusan napas. Iya toh? Niscaya kalau berusaha, magerku itu tentu akan musnah pelan-pelan.

Baik. Mari memulai 2024 dengan gembira dan bersemangat. Walaupun bersemangatnya tidak bisa tepat dimulai pada tanggal 1 Januari, tak jadi soal. Yang penting masih bisa bersemangat dan bersemangART.

Semoga kita semua senantiasa bergembira dan berbahagia.

Minggu, 19 November 2023

BRI untuk Indonesia

38 komentar
128 Tahun yang Adaptif dan Luar Biasa

 
HALO Sobat Pikiran Positif? Aku mau cerita tentang BRI (Bank Rakyat Indonesia), nih. Yang rupanya pada 2023 ini telah mencapai usia 128 tahun. Wow, itu satu abad lebih!
 

Dokumentasi BRI


Sungguh sebuah pencapaian yang patut diapresiasi. Ternyata sudah selama itu BRI melayani rakyat Indonesia. Terlepas dari segala kelebihan dan kekurangannya, berarti BRI terbukti tangguh. Mampu bertahan eksis dari generasi ke generasi.

Sejarah Singkat BRI

Cikal bakal BRI berdiri tanggal 16 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah. Tentu belum menyandang nama BRI. Masih memakai nama dalam bahasa Belanda, yaitu De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden. Yang di kemudian hari dikenal juga dengan nama Bank Priayi. Pendirinya Raden Bei Aria Wirjaatmadja.

Bank Priayi itu berdinamika sesuai dengan kebutuhan dan kondisi zaman. Mengalami reorganisasi, bahkan perubahan nama. Hingga akhirnya tibalah babak baru, yang dimulai sejak Indonesia merdeka tahun 1945.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1946 Pasal 1, BRI dinyatakan sebagai bank pemerintah pertama di Republik Indonesia. Namun, operasionalnya terhenti pada tahun 1948 karena pecah perang untuk mempertahankan kemerdekaan RI. Setelah Perjanjian Renville operasionalnya kembali berjalan, tetapi dengan nama baru, yaitu BRIS (Bank Rakyat Indonesia Serikat).

Setelah kembali menjadi BRI, pada tahun 1960 malah berganti nama lagi menjadi BKTN (Bank Koperasi Tani dan Nelayan). BKTN itu peleburan dari BRI, BTN (Bank Tani dan Nelayan), dan NHM (Nederlandsche Handels Maatschapij).

Pada tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam BI (Bank Indonesia) menjadi BIUKTN (Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani, dan Nelayan). Tak terlalu lama kemudian, pada 18 Desember 1968 berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 1968, BRI kembali dinyatakan sebagai bank umum.

Kemudian pada tanggal 1 Agustus 1992, berdasarkan UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 21 Tahun 1992, status BRI berubah menjadi Perseroan Terbatas. Kepemilikannya 100 % di tangan pemerintah RI.

Namun, pada tanggal 10 November 2003 ada keputusan untuk menjual 30% saham BRI. Jadi, BRI menjadi perusahaan publik dengan nama resmi P. T. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., Perseroan Terbuka, sampai sekarang.

Begitulah faktanya. BRI sudah lama sekali membersamai kita. Merupakan salah satu bank tertua di Indonesia, yang masih beroperasi hingga sekarang. Sejak zaman BRI tempo doeloe hingga era digitalisasi BRI saat ini.

Tumbuh Kuat dan Hebat karena Adaptif

Orang Indonesia tentu tak asing dengan BRI. Walaupun bukan nasabah, pastilah tahu keberadaannya. Sejauh masih berdomisili di wilayah NKRI, sungguh keterlaluan kalau sampai tidak tahu BRI sama sekali.

BRI untuk Indonesia (baca: seluruh rakyat Indonesia), lho. Kantor cabangnya ada di mana-mana. Informasi yang kuperoleh, hingga akhir tahun 2022 BRI punya 449 unit kantor cabang di Indonesia. Belum lagi outletnya yang berjumlah ribuan. Plus sejumlah kantor perwakilan di luar negeri. Antara lain di Hongkong, Singapura, Taiwan, dan Amerika Serikat.

Dokumentasi BRI


Kantor cabang BRI tak cuma ada di perkotaan, tetapi merambah sampai ke pelosok-pelosok Indonesia raya. Itulah sebabnya sejak masih SD, aku sudah tahu BRI. Sementara domisiliku tatkala itu di sebuah desa sepi meskipun berstatus sebagai ibukota kecamatan. Masih tahun 90-an pula.

Ketika itu di kampung kami, kalau ada orang yang berkata mau pergi ke bank, serta-merta yang melintas di benak hanyalah BRI. Dia pasti hendak ke kantor BRI. Entah untuk utang-piutang, entah untuk urusan tabungan.

Ada satu rumusan unik yang kuingat. Pada zaman itu kalau ada yang pergi ke BRI, dia dianggap kaya dan keren. Mana ada orang miskin bisa menabung di bank? Mana ada orang miskin berani berutang pada bank yang mensyaratkan adanya jaminan? Hanya orang kaya yang punya aset berharga, yang bisa dijadikan jaminan berutang pada bank.

Alhasil kepalaku membesar, ketika suatu hari almarhum bapak mengajakku ke BRI. Tujuannya membuka rekening tabungan buatku. Tabungan khusus pelajar, tetapi aku lupa namanya.

Jika mengaitkan rumusan unik tersebut dengan situasi sekarang, aku jadi geli. Mengapa? Karena sekarang aku lumayan sering ke kantor BRI. Hanya saja kenyataannya, aku belum bisa disebut keren dan kaya. Hehehe ...

Lagi pula, ternyata bukan cuma orang kaya raya yang bisa meminjam modal usaha dari BRI. Siapa saja termasuk orang-orang dari golongan menengah ke bawah, asalkan sanggup mematuhi syarat dan ketentuan yang diberlakukan, bisa mendapatkan pinjaman modal usaha.

Kiranya hal tersebut sesuai dengan semangat reorganisasi yang dilakukan BRI pada tahun 1992. Tatkala itu dilakukan pemisahan bank umum dari sektor keuangan. Tujuannya memperkuat industri perbankan dan berfokus pada pemberdayaan perekonomian masyarakat.

Komitmen BRI untuk peningkatan perekonomian masyarakat konsisten dijalankan. Tak mengherankan kalau BRI kemudian ditahbiskan menjadi Pahlawan UMKM. Kenyataannya memang demikian. Banyak pelaku UMKM yang tertolong oleh kucuran dana usaha dari BRI.

Zaman berubah. Sudut pandangku terhadap BRI juga berubah. Seiring dengan inovasi-inovasi dan adaptasi yang dilakukannya. Kiranya inilah kunci yang membuat BRI bisa bertahan.

BRI memang adaptif dengan dinamika zaman. Keanekaragaman layanan perbankan yang ditawarkannya, yang mampu melayani kebutuhan lintas generasi, merupakan buktinya.

Ngomong-ngomong kalau kalian bertanya mengenai hubunganku dengan BRI, tentu bakalan kujawab "sangat baik". Apa alasannya? Karena sejak tahun 2010 aku menjadi nasabah setianya melalui jalur Simpedes (Simpanan Pedesaan). Ini nih, buktinya. 
 

Dokpri Agustina


Lalu, mengapa kupilih Simpedes? Sementara diriku merupakan warga kota? Penyebabnya simpel saja. Saat itu uang yang kubawa ke kantor cabang terdekat, hanya cukup untuk membuka rekening Simpedes. 

Jangan buru-buru berkomentar, "Kenapa tidak buka rekening secara online?" Hmm. Bukankah 13 tahun lalu digitalisasi BRI belum sekeren sekarang? Aku pun belum kenal internet.

Jadi, bersyukurlah kalian wahai generasi milenial dan genZy. Kini digitalisasi BRI telah massif untuk seluruh programnya. Bahkan, BRI berbaik hati mengklasifikasikan cara kalian mengatur keuangan.

Silakan cermati gambar di bawah ini. Lalu, jadikan pertimbangan untuk merencanakan pengaturan keuangan kalian.
 

Dokumentasi BRI


Sekali lagi, terlepas dari segala kelebihan dan kekurangannya, sejauh ini aku masih percaya bahwa memang BRI untuk Indonesia (seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali). Iya, BRI masih sangat layak kita jadikan solusi perbankan andalan.

Bagaimana bisa ragu, jika kinerja keuangannya senantiasa kuat? Pada kuartal III tahun 2023 saja, BRI berhasil mencetak laba sebanyak 44,21 triliun rupiah.

Penutup

Demikian ceritaku tentang BRI (Bank Rakyat Indonesia), yang tak pernah berhenti untuk berinovasi demi kepuasan seluruh nasabahnya. Yang kukenal sejak aku masih anak-anak hingga sekarang, saat aku sudah punya anak.

Memang cepat sekali waktu berlalu. Menyebabkan banyak hal berubah. Kiranya dalam hal ini hanya satu yang tak berubah, yaitu tetap setianya BRI untuk Indonesia.

Selamat menapaki tahun yang ke-128, BRI!
Semoga tetap kuat dan hebat sehingga bisa melayani masyarakat dengan optimal.



REFERENSI

bri.co.id
kompas.com
Pengalaman pribadi




Minggu, 12 November 2023

Mari Menyeduh Semangat

2 komentar

HALO Sobat PIKIRAN POSITIF? Apakah masih penuh semangat sejauh ini? Hingga bulan ke-11 tahun ini?

Tak terasa, ya. Tahun 2023 tahu-tahu sudah sampai di November. Mana sudah nyaris pertengahannya pula. Apa kabar resolusi tahun baru dulu? Dalam rangka menyambut datangnya 2023 dulu itu?

Sudah sejauh apa eksekusinya? Sudah seberapa banyak pencapaiannya? Atau, jangan-jangan malah masih banyak yang belum dieksekusi? Atau ... malah belum ada yang dieksekusi sama sekali? 

Tenang, tenang. Andai kata sungguhan resolusi 2023 kalian belum ada yang tercapai sedikit pun, bahkan belum kalian usahakan sama sekali, tak perlu frustrasi. 

Aku tak mengajari kalian untuk santuy saja dalam mengkhianati resolusi lho, ya. Bukan begitu konsepnya. Idealnya, resolusi tahun baru itu ya dipatuhi. Bukan dijadikan resolusi untuk tahun baru berikutnya. Hehehe ...

Akan tetapi, begini. Aku yakin di balik belum terlaksananya resolusi kalian, pasti ada hal-hal yang menjadi alasan kuat. Bisa jadi resolusi kalian zonk semua sampai 2023 mau habis, tetapi justru punya pencapaian-pencapaian dahsyat di bidang lain. Yang justru di luar senarai resolusi.

Nah, nah. Kalau seperti itu 'kan berarti kalian tak perlu frustrasi. Itungannya tetap sukses mengukir prestasi. Soal tak patuh resolusi, itu perkara lain. 

Mungkin kalian akan menanyakan, "Gimana kalau resolusi masih zonk plus belum memiliki pencapaian apa pun di luar yang telah diresolusikan?"

Hmm. Ya sudah, sih. Yang penting tetap semangat saja. Kalau mulai merasa kekurangan semangat, ayolah bergegas menyeduh semangat lagi. Oke? 

Minggu, 10 September 2023

Begini Rasanya Ditinggal Bapak

41 komentar
APA kabar Sobat Pikiran Positif? Semoga kalian sedang baik-baik saja. Hepi. Tidak sedang mengalami suatu peristiwa yang menyedihkan. Sepertiku, beberapa waktu lalu.

Tepat pukul 03.20 WIB, tanggal 26 Agustus 2023, tunai sudah tugas bapakku di dunia fana ini. Setelah 42 hari terbaring lemah. Segala sakitnya, baik lahir maupun batin, sudah tak lagi ada.

Rezekinya di bumi Allah SWT sudah habis. Pertaliannya dengan ruang dan waktu telah usai. Meninggalkanku, yang hingga detik ini masih denial. Terkadang masih belum percaya kalau bapak sudah tiada.

Bahkan sejujurnya, aku baru satu kali menangis sebentar. Bukan sebab tak sedih. Justru sebaliknya, sebab saking sedihnya.

Aku tahu dan sadar banget bahwa saat perpisahan semacam ini pasti akan tiba. Cepat atau lambat.

Itulah sebabnya tatkala bapak masih ada, sepenuh hati aku berulang kali memohon kekuatan batin kepada-Nya SWT, jika tiba saatnya mesti menghadapi perpisahan abadi begini.

Hanya saja, aku sungguh menyesali keadaanku yang masih jauh dari kata sukses. Belum bisa menjadi anak kebanggaan bapak, padahal sudah setua ini. Eh, tahu-tahu bapak pergi ...

Apa boleh buat? Sesal kemudian memang tiada berguna. Memang aku yang lelet. Tidak bersegera dalam memperjuangkan yang terbaik dalam hidupku. Selagi bapak masih sehat dahulu.

Semoga kalian tidak mengalami penyesalan sepertiku ini, ya.


Jumat, 25 Agustus 2023

Cokelat Gemstone dari CLICKompasiana

4 komentar
HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Kali ini kalian kupameri cokelat gemstone, ya? Yang konon dari Turki. Lalu, ada pula teman yang bilang bahwa itu merupakan oleh-oleh haji/umrah (berarti dari Mekkah atau Madinah).

Namun, entahlah. Mau dari mana saja asalnya, itu tak jadi problema. Bagiku, yang penting bentuknya loetjoek dan citarasanya lezat. Seloetjoek apakah? Ini nih, penampakannya.



Memang loetjoek 'kan? Seperti kerikil warna-warni. Itu tuh, yang biasa dijadikan hiasan dalam akuarium.

Terusterang saja sewaktu pertama kali membuka wadahnya, aku lumayan takjub. Wow! Betapa imoet dan loetjoek! Warna-warni membentuk harmoni.

Kemudian saat hendak mencomotnya satu untuk nyicip, sempat tebersit ragu di hati. Keras enggak, ya? Jangan-jangan ini memang kerikil akuarium?  Jenis keraguan yang konyol tepatnya. Lhahwong jelas-jelas makanan, kok.

Tentu saja manakala telah mendarat di mulut, si cokelat gemstone menunjukkan jatidirinya. Alih-alih keras seperti kerikil akuarium. Yang ada justru kelembutan, kerenyahan, dan kemanisan yang pas.

Pendek kalimat, pokoknya enak bangeeet!

O, ya. Sesungguhnya cokelat gemstone ini merupakan hadiah dari lomba menulis. Penyelenggaranya CLICKompasiana, yaitu komunitas kompasianer pengguna/pecinta kereta api.

Tatkala itu lombanya bertema "Stasiun Bersejarah Paling Dekat dengan Rumahmu". Karena berdomisili dekat dengan Stasiun Yogyakarta (Stasiun Tugu), otomatis aku menuliskan sejarah yang berkaitan dengan stasiun tersebut.

Jika ingin membacanya, silakan baca saja di Kompasiana ( "Stasiun Yogyakarta dan Perjalanan Rahasia Presiden Soekarno").

Tentu saja kelezatan cokelat gemstone ini makin istimewa sebab merupakan hadiah menang lomba. Keistimewaannya pun makin terasa mantap karena kuterima pada tanggal 16 Agustus, yaitu bertepatan dengan HUT-ku.

Serasa dikado setoples cokelat istimewa penuh cinta, deh.

Terima kasih, CLICKompasiana. Terima kasih Kompasiana.

MORAL CERITA:
Menulis bisa menyebabkan kita bahagia dan mendapatkan kado istimewa. Haha!



Minggu, 16 Juli 2023

Segera Terbit SENJAKALA RADIO

2 komentar
HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Sedang bersantai demi menghabiskan akhir pekan? Agar makin seru, kutemani dengan cerita tentang Senjakala Radio, ya.

Apakah itu? Senjakala Radio adalah antologi terbaruku. Dalam antologi tersebut aku menyumbang satu tulisan berjudul "Radio, Bestie yang Tak Mengintervensi".

Berdasarkan judul buku dan judul tulisanku, kalian tentu sudah bisa menebak kalau buku ini berisi hal-hal terkait radio. 

Faktanya, Senjakala Radio berisi cerita-cerita mengenai keseruan yang dihadirkan radio. Iya. Begitulah adanya. Dahulu (bahkan sampai sekarang) radio memang seseru dan seasyik itu. 

Senjakala Radio merupakan antologi yang berdasarkan kisah nyata. True story. Jadi, sesungguhnya antologi ini adalah sekumpulan cerita nostalgia. Terkhusus nostalgia yang berhubungan dengan radio.

Tim penulisnya berjumlah 24. Mbak Lia (Aulia Manaf) yang menjadi motor penggeraknya. Tim tersebut terdiri atas para penyiar radio, baik yang masih aktif maupun yang sudah nonaktif, plus para pendengar setia.  

Dengan demikian, ada 24 kisah dan 24 sudut pandang tentang radio. Yang pastinya masing-masing memiliki daya tarik tersendiri. Itulah sebabnya subjudul yang disematkan di bawah judul adalah "Celoteh Nostalgia Beragam Rasa".

O, ya. Senjakala Radio setebal 250 halaman. Penerbitnya Jagat Litera Malang. Prapesan telah dibuka sejak tanggal 10 Juli lalu, hingga tanggal 31 Juli yang akan datang.

Yup! Zaman boleh berjalan ke depan. Radio pun mesti berhadapan dengan tantangan-tantangan kekinian. Sesuai dinamika tradisi dan teknologi. Namun, yakinlah bahwa radio belum akan punah dengan segera.

Percayalah. Radio masih menjadi sumber informasi dan hiburan. Bahkan, hingga beberapa tahun ke depan. Tentu dengan segala bentuk adaptasinya terhadap dinamika zaman.

Sekali lagi, percayalah. Senjakala Radio bukan merupakan karya yang dimaksudkan sebagai monumen kenangan. Senjakala Radio justru hadir untuk menginspirasi.


Jumat, 16 Juni 2023

Inilah 5 Manfaat Ikut Komunitas

10 komentar
HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Kita ngomongin tentang manfaat berkomunitas, yuk. Mayoritas dari kalian pastilah pernah gabung komunitas.

Hmm. Jangan-jangan kita malah satu komunitas? Sekadar informasi, aku ikut komunitas IIDN (Ibu Ibu Doyan Nulis) Interaktif dan IIDN Jogja. Selain itu, gabung di KJog-Kompasianer Jogja dan KBJ (Komunitas Blogger Jogja).
 

Bersama anggota Kompasiana dan KJog (Dokpri Agustina)


O, ya. Ada satu lagi komunitas yang kuikuti, yang mendorongku (bahkan memaksaku) untuk konsisten menulis di blog ini, minimal 1 minggu 1 cerita.

Yoiii. Itulah komunitas #1minggu1cerita yang tak segan-segan mengeluarkan anggota dari WAG komunitas, manakala si anggota mangkir tak setor tulisan selama 5 minggu berturut-turut.

Kiranya itu faktor pemicu utamaku untuk tak melupakan blog ini. Memang sih, aku tak selalu menerbitkan tulisan tiap minggunya. Namun, yang penting 'kan niatku begitu. Muehehe ....

Kalaupun terpaksa bolos, kuusahakan sekuat tenaga jangan sampai lebih dari 3 minggu. Bahaya. Bisa terlena, keterusan malas menulis, lalu dikeluarkan dari WAG. Sementara untuk masuknya saja susah. Mesti antre berminggu-minggu.

Tampak kejam, ya? Namun, justru "kekejaman" itulah yang bikin semua warga #1minggu1cerita tidak melalaikan blog masing-masing. Meskipun mungkin ada pula sih, yang menulisnya 5 minggu 1 cerita.

Jadi, bagaimana? Apakah benar bahwa kita bernaung di komunitas yang sama? Coba cek WAG kalian. Ada namaku atau tidak? 
 

IIDN Jogja bersama Penulis Budi Sardjono (Dokpri Agustina)


Walaupun tidak begitu intensif berkomunitas, secara umum aku telah merasakan manfaatnya. Yang ternyata menyenangkan semua. Yang tidak bakalan kurasakan bilamana tidak pernah berkomunitas sama sekali.

Apa sajakah manfaat yang kurasakan itu? Berikut penjelasannya.

Silakan baca juga ceritaku terkait manfaat komunitas di tulisan ini.

1. Senantiasa Termotivasi

Amat kurasakan, sejak ikut komunitas motivasiku meningkat. Motivasi dalam hal apa saja. Terkhusus motivasi untuk menulis dan membaca. Jangan lupa, beberapa komunitas yang kuikuti adalah komunitas-komunitas kepenulisan.

Yang paling penting, aku termotivasi untuk rajin belajar. Belajar apa saja. Salah satunya belajar memotret dan membuat video.
 

Bersemangat mendokumentasikan apa pun (Dokpri Agustina)


2. Bertambah Teman

Komunitas terdiri atas orang-orang. Biasanya sehobi, seminat, dan satu tujuan. Sesuai dengan visi dan misi komunitas yang bersangkutan.

Sudah pasti kalau ikut komunitas, kenalan bertambah. Jumlah teman kita meningkat. Makin aktif terlibat dalam komunitas, bakalan makin banyak teman. Mungkin pula ada yang kemudian berjodoh.

Perkara teman meningkat, telah kubuktikan. Perkara teman yang kemudian berjodoh, belum kubuktikan.

3. Bertambah Pengalaman

Menjadi anggota komunitas berarti siap menambah pengalaman. Entah pengalaman baik ataupun buruk. Entah berharga ataupun retjeh. Yang ujung-ujungnya pengalaman itu bisa dijadikan tulisan dan konten medsos. Hahaha!

Jangan lupa pula, pengalaman itu mahal harganya. Bahkan tak jarang, berfungsi sebagai guru terbaik dalam hidup kita. Berarti bertambah pengalaman sama halnya dengan bertambah kaya dan pintar.

4. Mendapatkan Rezeki

Silakan tengok manfaat nomor 2. Mendapatkan teman, bahkan jodoh, itu pun termasuk rezeki. Yup! Rezeki memang bermacam-macam bentuknya. Ada yang materiil dan nonmateriil. 
 

Berpengalaman naik bus JHT karena Komunitas PPJ (Dokpri Agustina)


5. Bisa Terkenal

"Jika ingin terkenal, berkomunitaslah. Ikut komunitas dan aktiflah di situ," kata seorang kakak tingkat berpuluh tahun silam.

Kiranya perkataan kakak tingkat itu benar adanya. Walaupun belum terkenal sebab ikut komunitas, aku sungguh percaya rumusan itu. Alasannya, banyak orang jadi ngetop sebab dibesarkan oleh komunitas yang dibesarkannya. Minimal kalau aktif di komunitas, seseorang bisa tenar di internal komunitas tersebut.
 
Kiranya itulah 5 manfaat ikut komunitas yang telah kurasakan. Silakan banget lho, kalau kalian punya tambahan. Yuk, yuk. Langsung tulis saja di kolom komentar.
 
 
 
 


Minggu, 11 September 2022

Hidup Itu Mudah Saja

2 komentar
HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Semoga kabar kalian sedang mudah-mudah saja, ya. Mudah bahagia, mudah jajan, mudah bepergian, dan mudah-mudah lainnya. Pokoknya semoga mudah saja dalam segala hal. 
 
Namuuun, yang terpenting adalah senantiasa mudah saja untuk beribadah. Setuju?
 
Ada apa ini? Ada apa dengan "mudah"? Kok tumben-tumbenan aku berulang kali menuliskannya begini? 
 
Hmm. Ada apa, ya? Mungkin karena aku sedang ingin banget dimudahkan dalam semua urusan. Terutama dalam hal cari duit yang berkah sehingga mampu membiayai apa pun kebutuhan orang tua. 
 
Atau minimal mudah saja untuk pulkam sewaktu-waktu nengok mereka nun jauh di kampung, tanpa terkendala finansial. Atau lebih minimal lagi, bisa berkirim uang dalam jumlah banyak dan teratur. 
 
Yang berarti aku mesti sering mendapatkan pekerjaan dengan jumlah honor yang buanyaaak. Maklumlah aku hanya pekerja lepas bidang literasi. Sementara bidang literasi di negeri ini belumlah sungguh-sungguh bisa dijadikan sandaran hidup. Laaah. Malah curhat. 
 
O, ya. Mungkin kalian menganggapku cewek matre, cewek matre, ke laut ajeee .... (yang dicetak miring adalah penggalan lirik lagu zadoel) gara-gara terkesan duit oriented. 
 
Baiklah, baiklah. Tak jadi soal karena memang ini bukan ujian yang ada soal-soalnya. Hanya saja, bagaimana ya? Aku tak mau munafik. Ketersediaan duit yang memadai memang sungguh-sungguh bisa bikin mudah urusan-urusan, kok. Ayolah, diakui saja. 
 
Eee, maaf, maaf. Kok aku seenaknya saja menyuruh kalian mengakui. Pede banget aku bahwa kalian sependapat denganku. Hahaha! 
 
Namun, intinya begini. Uang memang bukan segalanya, tetapi segalanya terbukti butuh uang. Butuhnya pun acap kali tak sedikit. Ampun, deh.
 
Lalu, apakah aku selama ini tak pernah merasa senang karena belum pernah punya duit melimpah? Yaelah. Enggak gitu juga dong, ah. 
 
Apa pun kondisinya, sesemrawut apa pun peta finansialku, ya kubikin enjoy saja. Ketimbang stres gara-gara uang, kupilih mikir positif saja lah ya. 
 
Sebisa mungkin kubikin mudah saja agar tak merasa terintimidasi. Masak iya sih, kita rela terintimidasi oleh dompet dan rekening yang kosong? Hehehe .... 
 
Percayalah. Hidup itu bisa dijalani dengan mudah saja meskipun kalau mau jajan pertimbangannya panjaaang kali lebaaar demi kestabilan finansial pribadi. Yang penting kita senantiasa rajin cari duit dengan diiringi doa. Betul enggak?
 

Dokpri/Agustina



Sabtu, 06 Agustus 2022

Hidup Itu Improvisasi Terindah

2 komentar
APA kabar Sobat PIKIRAN POSITIF? Masih bersemangat menjalani hidup 'kan? Semoga masih dan akan senantiasa bersemangat sampai kapan pun. 

Percayalah. Walaupun acap kali terasa menyesakkan dada, hidup tetaplah jauh lebih baik ketimbang mati. 

Mengapa? Sebab hidup berarti kesempatan. Kesempatan untuk apa? Untuk melakukan apa saja dong, ah. 

Cobalah pikirkan baik-baik. Kalau masih hidup, bukankah kita masih bebas untuk melakukan apa saja? Masih punya kesempatan penuh untuk memilih. 

Mau milih rebahan bisa. Mau milih aktif dinamis sampai kekurangan waktu tidur pun bisa. Begitu pula jika mau menjadi orang jahat atau sebaliknya, mau menjadi orang alim bin baik budi. 

Nah! Bandingkan dengan mati. Bila telah mati, berarti kita tak lagi punya kesempatan untuk apa pun. Mau bernapas sedetik saja tak bakalan bisa. 

Jadi, judul tulisan ini sungguh tak dapat dibantah. Hidup memang merupakan improvisasi terindah yang diberikan Tuhan kepada kita. Terkhusus sebagai manusia, selaku wakil-Nya di bumi. 

Dengan hidup, kita berkesempatan untuk berkreasi apa saja. Memaksimalkan potensi-potensi yang kita miliki. Yang tentunya berasal dari -Nya juga. 

Sekali lagi, percayalah. Hidup itu sangat wajib disyukuri. Meskipun kadangkala terasa monoton, ayolah tetap berusaha kita nikmati. Caranya? Kita bikin enggak monoton, dong. Kita bikin improvisasi-improvisasi. 

Kalau misalnya sedang bosan dengan rutinitas harian yang itu-itu melulu, mengapa tidak mencoba ambil jeda dulu? Sekali waktu, khianatilah rutinitas itu. 

Jika bosan pergi pagi pulang petang (karena jadwal kerja kantoran), cobalah sekalian pulang malam. Lepas jam kantor bisa mampir ke mal dulu atau ke mana sajalah yang sekiranya bikin hepi. 

Sudah ditunggu anak, istri/suami, atau orang tua? Tenaaang. Semua bisa diatur. Yang penting komunikasikan dengan baik. Minta izin untuk me time demi kewarasan. 

Masak sih, sampai tak diizinkan? Keterlaluan sekali kalau sampai begitu. 'Kan pulang malamnya tidak untuk menjadi rutinitas?

Jadi rumusannya jelas, ya. Hidup adalah improvisasi terindah yang diberikan Tuhan kepada kita. Tolong camkan baik-baik. *Sembari toyor diri sendiri, nih* 

O, ya. Penting pula untuk diingat bahwa kita pun butuh memberikan ruang dan waktu pada diri sendiri untuk merasa tidak baik-baik saja. Tak usah denial menyatakan kalau everything is okay, sedangkan faktanya ambyar.

Kalau memang sedang tak baik-baik saja ya akui saja. Jangan salah paham. Mengedepankan pikiran positif memang wajib. Namun, tak berarti denial pada fakta yang buruk.

Akhirul kata, mari sama-sama bertahan untuk hidup. Demi hidup yang lebih bahagia. Setuju?




Minggu, 24 Juli 2022

Naik GATe Bersama Museum UGM

28 komentar
APA kabar Sobat PIKIRAN POSITIF? Semoga kalian sedang sehat lahir dan batin, ya. Kalau sehat 'kan bakalan nyaman dalam menyimak pengalamanku naik GATe bersama Museum UGM. 

Apa itu GATe? Alat transportasikah? Kok bisa menaikinya bersama Museum UGM? Apa kaitan GATe dan Museum UGM? 

GATe dan Museum UGM memang punya kaitan erat. Keduanya bersaudara. Sama-sama menyandang nama "Gadjah Mada" sebagai universitas. Bukan sebagai patih. Hahaha! 

Tentang GATe 

Apa itu GATe? GATe adalah kependekan dari Gadjah Mada Airport Transporter electric. Terjemahan bebasnya, kendaraan listrik untuk mendukung layanan transportasi di bandara bikinan UGM. 


Yup! GATe merupakan kendaraan listrik yang dirancang oleh Fakultas Teknik UGM. Tepatnya dirancang khusus sebagai angkutan di bandara. Itulah sebabnya ada kata "Airport" tersemat pada penamaannya.

Baterai lithium adalah sumber energi GATe. Jika telah diisi daya selama 6-7 jam, dapat mencapai jarak 70 km. Adapun kecepatannya 21 km/jam. Kapasitas penumpangnya tak banyak. Hanya 4-6 orang.

GATe dikembangkan sejak tahun 2019. Sekarang, setelah tiga tahun berselang, GATe sudah digunakan sebagai alat transportasi di lingkungan YIA (Yogyakarta International Airport).

Museum UGM

Sesuai dengan namanya, Museum UGM merupakan museum yang berlokasi di UGM. Tentu isinya hal-hal yang berkaitan dengan UGM. Mulai dari saat berdirinya, yang dahulu dimulai dari Kraton Yogyakarta, hingga sekarang menempati Kampus Bulaksumur.


Perlu diketahui, UGM (Universitas Gadjah Mada) adalah universitas tertua di Indonesia. Secara resmi berdiri pada tanggal 19 Desember 1949. Jadi, memang memiliki sejarah panjang dan terkait dengan dinamika perjuangan bangsa Indonesia.

Tentu maksudnya perjuangan dalam menegakkan NKRI lho, ya. Bukan perjuangan untuk menarik perhatian Nicholas Saputra. Halah ....

Yuk, balik serius. Hahaha!

Mungkin kalian bertanya-tanya, "Kalau UGM lahir tahun 1949, museumnya lahir kapan?" 

Baik. Kujawab, "Museum UGM secara resmi lahir pada tanggal 19 Desember 2013. Bertepatan dengan HUT ke-64 UGM.

Kemudian sejak berdirinya sampai sekarang, museum tersebut tiga kali direhab. O, ya. Semula bagian depannya tidak seindah sekarang, lho. Dahulu lebih simpel. 

Silakan berselancar sendiri ya, kalau ingin tahu bentuk lamanya.  


Singkat kata, Museum UGM adalah referensi paling sahih jika kalian butuh memahami UGM lebih dalam. Kurang lebih ada 327 koleksi berbagai kategori arsip, kliping koran, tanda jasa, hingga karya teknologi civitas akademika UGM.

Insyaallah di postingan selanjutnya nanti akan kukisahkan detil perihal isi Museum UGM. Kalau sekalian dikisahkan sekarang bakalan kepanjangan. Aku khawatir kalian malah akan bosan dan menjadi kurang fokus. 

Lagi pula, bakalan kurang sesuai dengan judul kalau nekad kusampaikan sekarang. Jangan lupa. Sekarang ini kita sedang lebih fokus ke naik GATe-nya. Oke?

Pameran Temporer Dinamika Rumah Dinas UGM


Kami, aku dan sejumlah orang yang diajak Museum UGM naik GATe, boleh dibilang termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung. Gimana enggak beruntung? Sebab kenyataannya, ada sejumlah orang yang ingin diajak juga, tetapi kehabisan kuota. 

Wajarlah kalau kuota Housing Tour alias keliling UGM naik GATe dibatasi. Sebenarnya Housing Tour itu 'kan sekadar side event dari sebuah pameran temporer yang bertema "Dinamika Kompleks Rumah Dinas UGM". 

Sekali lagi, aku merasa beruntung. Mengapa? Sebab dari pameran tersebut aku menjadi tahu bahwa kompleks rumah dinas  yang berada di Bulaksumur dan Sekip, juga punya nilai penting dalam pertumbuhan UGM sebagai lanskap. 

Terkait pula dengan sejarah berdirinya UGM. Tidak sekadar rumah dinas biasa. Istimewa. Konyolnya, kok ya aku baru tahu setelah puluhan tahun jadi alumni. Ckckck!

Bahkan, asal mula nama "Sekip" baru kuketahui dari pameran. O la la! Ternyata nama itu dari kata dalam bahasa Belanda 'schietschijf' yang berarti 'papan sasaran untuk latihan menembak'. 

Dahulu daerah situ memang merupakan lapangan tembak. Yang menyatu dengan lapangan terbang. Sebelum kemudian dipindahkan ke Maguwo. 

Kalau nama "Bulaksumur" yang berasal dari kondisi bulak (mbulak), yang berarti tanah lapang kosong yang banyak sumurnya, aku sudah tahu sejak dulu.


O, ya. Pameran berlangsung di Museum UGM. Dimulai sejak tanggal 11-22 Juli 2022. Mulai pukul 09.00-16.00 WIB. Penyelenggaranya Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya UGM bekerja sama dengan Museum UGM.

Sementara Housing Tour Kompleks Bulaksumur dan Sekip hanya dilakukan pada tanggal 13 dan 15 Juli 2022. Dua hari saja. Yang per harinya terdiri atas dua sesi, yaitu pagi (pukul 10.30-11.15 WIB) dan siang (pukul 13.30-14.15 WIB). 

Mengapa naik GATe-nya hanya mengelilingi Kompleks Bulaksumur dan Sekip? Karena disesuaikan dengan tema pameran. Jangan lupa. Bukankah acara naik GATe bikinan Fakultas Teknik UGM ini merupakan side event? 

Aku Seperti Ke Masa Lalu 

Sebagai alumni UGM, walaupun tergolong sebagai alumni yang ora patiya pinter ning UGM (ungkapan bahasa Jawa yang berarti 'enggak begitu pintar tapi UGM'), tentu aku senang sekali. Ibarat bernostalgia difasilitasi Museum UGM.*Nyengiiir*

Kebetulan aku pernah indekos di Jetis Pasiraman (sebelah barat Jembatan Sardjito). Yang berarti tiap kali pulang dan pergi kuliah selalu melintasi Kompleks Bulaksumur dan Sekip. 

Naik apa? Jalan kaki, dong. Kalau sedang mujur ya membonceng teman yang punya motor. Aaaah, kasihan nian akuuu!

Nah! Dengan modal memori masa lalu yang seperti itu, terusterang saja aku menjadi demikian menghayati isi pameran. 

Apa yang kulihat di pameran, apa yang diinformasikan oleh pemandu, menegaskan pemahamanku terhadap keberadaan bangunan-bangunan kuno di Bulaksumur dan Sekip.

Ditambah Housing Tour dengan GATe, yang membuatku bisa melihat secara langsung kondisi terkini "wilayah jajahanku" dulu. Muehehehe .... 

Asal tahu saja. Dahulu saya pernah menginap juga di salah satu flat yang ada di Sekip. Nah, lho. Jadinya beneran bernostalgia toh?

Penutup

Ngomong-ngomong, Museum UGM beralamat di Bulaksumur Blok D-6 dan D-7. Yang dahulu merupakan rumah dinas dari Bapak Iman Soetiknjo, paman tiri Barack Obama. 

Iya, Barack Obama yang mantan Presiden Amerika Serikat itu. Yang ternyata semasa bocah beberapa kali menginap di rumah tersebut. Antara kurun 1967-1969.

Baiklah. Demikian pengalaman kerenku tempo hari. Semua informasi kuperoleh dari Museum UGM, brosur pameran, penjelasan dari pemandu, dan sumber lain hasil berselancar. 

Sekian. Semoga sukses bikin kalian mupeng untuk naik GATe bersama Museum UGM. 

MORAL CERITA:
Rajin-rajinlah main ke akun IG @museumugm supaya tak ketinggalan info kalau ada ajakan naik GATe lagi.





 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template