Tampilkan postingan dengan label inspirasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label inspirasi. Tampilkan semua postingan

Senin, 15 September 2025

Wayang dari Limbah Plastik

2 komentar

HALO, Sobat Pikiran Positif? Semoga kalian selalu sehat dan hepi, ya. Supaya makin hepi, aku tambahi dengan ceritaku tentang wayang plastik deh.

Wayang plastik? Iya, betul. Bahkan sesuai dengan judulnya, plastiknya itu plastik limbah alias plastik sampah. Dari botol bekas minuman itu, lho. Tepatnya bekas botol plastik air mineral. 

Setelah botol plastik limbah itu dibebaskan dari segala merk yang tertempel, botolnya dicuci (dibersihkan) jika kotor. Kalau sudah bersih ya sudah. Tak perlu dicuci lagi. 

Setelah bersih dan kering, botol dibongkar. Dijadikan lembaran dan diratakan supaya tak bandel melengkung-melengkung. Tentunya pakai alat, ya. Tanpa alat tertentu sepertinya mustahil bisa rata.


Pada foto di atas, yang di tangan kanan si mas itulah penampakan botol plastik yang sedang dijadikan lembaran rata. Terlihat berwarna cokelat sebab alas yang untuk meratakan kebetulan berwarna cokelat. 

Setelah botol plastik limbah menjadi lembaran yang rata, berarti siap diolah menjadi wayang. Iya, sesungguhnya sesimpel itu proses pengolahan botol limbah menjadi bahan baku wayang plastik. Tidak butuh perasaan dan keahlian khusus.

Perasaan dan keahlian khusus baru diperlukan, ketika kita memproses lembaran rata menjadi wayang. Mas dalam foto itu bilang, dia butuh 3 jam untuk membuat wayang plastik ukuran standar. 

Wayang ukuran standar yang dimaksudkan adalah yang dipegang di tangan kanannya. Kalau ingin foto yang lebih jelas, silakan lihat foto yang kupasang paling atas.

Sementara untuk bikin wayang ukuran gantungan kunci, si mas cuma butuh 10 menit. Ckckck. Sesuatu yang tampak rumit memang terasa gampang saja bagi ahlinya. 


Memang, ya. Kreativitas itu sungguh berharga. Bahkan, bisa mengubah sampah menjadi sesuatu yang estetik. Ujungnya menghasilkan duit pula. Keren banget 'kan? 

Wayang dari limbah plastik ini diproduksi di Kalurahan Gedongkiwo Kemantren Mantrijeron Kota Yogyakarta. Kiranya produksi wayang tersebut merupakan salah satu solusi kreatif-produktif atas permasalahan sampah yang akut di Kota Yogyakarta. Terkhusus di Kalurahan Gedongkiwo.

Saya sebut solusi kreatif-produktif karena memang aktivitas membuat wayang limbah itu tak sekadar untuk adu kreativitas, tetapi juga produktif. Menghasilkan sesuatu yang bisa dijual. To make money.

Jadi, tak mengherankan kalau Kemantren Mantrijeron meraih juara kedua dalam lomba Babad Siti Kemantren 2025 yang diselenggarakan Kota Yogyakarta. Saya yakin bahwa produksi wayang dari limbah plastik ini turut menyumbangkan poin besar untuk kemenangan tersebut. 

Nah. Menurutmu gimana? Ceritaku ini bikin hepi atau tidak? Semogalah, ya. Masak sih, kisah inspiratif begini justru bikin nangis?

Ngomong-ngomong, jika kalian tertarik untuk mengetahui lebih detil tentang wayang dari limbah plastik tersebut, silakan pantengin saluran YouTube dan akun Istagram Bank Sampah pa-Q-one (dibaca 'pakiwan'). Tautannya bisa dilihat pada foto paling bawah itu.

Kalau ingin langsung membeli wayangnya, silakan hubungi kontak-kontak WA yang tercantum pada foto di bawah itu juga. Tak usah bingung dengan adanya tulisan 'bank sampah' di situ. Bahan baku wayang memang berasal dari Bank Sampah pa-Q-one.





Minggu, 16 Maret 2025

IAD dari Galeri HP

20 komentar
HALO Sobat PIKIRAN POSITIF? Sehatkah? Bahagiakah? Semoga, ya. Semangat, semangat. Ayolah songsong Lebaran dengan gembira. Hehe ...

Kegiatan kalian apa selama Ramadan 2025 ini? Selain bekerja bagi yang pekerja kantoran? 

Kalau aku sebagai penulis dan editor lepas, kegiatanku pun tak jauh-jauh dari dunia tulis-menulis. Bahkan sebagaimana beberapa tahun sebelumnya, aku ikutan blog competion di Kompasiana. 

Nah. Itu berarti tiap hari selama Ramadan, aku mesti mengunggah sebuah tulisan yang temanya telah ditentukan admin. 

Tidak capek? Capek juga, sih. Namun, kalau sampai bolong sehari didiskualifikasi dari hadiah utama. 😁😁

Jadi, capek enggak capek aku tetap maksain diri buat nulis. Sejadinya sajalah. Demi menuntaskan komitmen awal, yaitu bersedia ikut menulis sebulan penuh.

Lagi pula, aku 'kan ingin juga menjadi penulis kaya dan beken seperti IAD. Hahaha! Ngomong-ngomong, adakah di antara kalian yang kenal dengan IAD? 

Iqbal Aji Daryono itu, lho. Salah satu mentor menulis yang terkenal dari Yogyakarta. Yang dalam foto-foto di bawah ini beliau tampak dikerumuni kaum wanita.  


Entah bagaimana ini tadi. Ketika sedang beres-beres galeri HP, ketemulah foto-foto saat acara Workshop Menulis  Essay. Tentu dengan IAD sebagai narasumber.





Minggu, 26 Januari 2025

Buang "Sampah" di Malioboro

14 komentar

HALO, Sobat Pikiran Positif? Gimana? Sedang menikmati akhir pekan yang panjang 'kan? Yeah! Lagi-lagi long weekend datang.


Berbahagialah kalian yang berkesempatan menikmatinya. Yang tidak berkesempatan alias tidak libur, tetaplah berbahagia.

Ingat. Bahagia itu tidak tergantung pada libur atau tidak libur, tetapi tergantung pada hatimu. Pun, pada caramu memandang kondisi kesehatan rekeningmu.

Sekali lagi, pada caramu memandang kondisi kesehatan rekeningmu. Caramu memandang lho, ya. Bukan the real kondisi rekeningnya.

Jadi tak peduli seberapa banyak isinya, jika kamu memandang kesehatan rekeningmu baik-baik saja, kamu pasti bisa hepi. Bisakah? Bisa banget. Aku sering membuktikannya, kok.

Bagaimana caranya? Simpel saja. Jika kondisi rekening mulai oleng dan virus-virus kestabilan jiwa terasa menggila, aku segera buang "sampah" ke Malioboro. Berbaur dengan wisatawan.

Kadangkala berjalan kaki di sepanjang trotoarnya. Dari selatan ke utara, balik lagi ke selatan. Yaiyalah. Aku memang harus balik ke selatan.

Mengapa? Sebab tempat tinggalku berada di sebelah selatan perempatan Titik Nol Yogyakarta. Jadi, aku bolak-balik bukan karena kehilangan orientasi melainkan memang harus begitu kalau masih ingin pulang. Haha!

Namun kalau sedang malas berjalan kaki, aku akan duduk-duduk di bangku yang tersedia di seantero Malioboro. Duduk sambil melamunkah? O, tentu tidak. Di Malioboro kok melamun. Rugi.

Malioboro itu hiruk-pikuk. Tidak kondusif buat bengong dan melamun. Lagi pula, di Malioboro itu segala rasa ada. Segala peristiwa ada. Semua menarik untuk dilihat. 

Aneka macam moda transportasi ada di sini. Rupa-rupa gaya busana wisatawan pun ada di sini. Aneka jenis barang dan makanan/minuman dijajakan. Hmm. Pokoknya bermacam-macam.

Yang ujungnya menginspirasi. Bikin hepi. Membangkitkan motivasi. Pun, pelan-pelan mengembalikan rasa syukur yang sempat mlengse akibat tertindih sampah-sampah pikiran.

Nah. Jika rasa syukur memenuhi rongga jiwa, apa yang terasa kurang? Enggak ada 'kan?





Senin, 30 September 2024

Traveling with Shapewear: Comfort, Style, and Convenience

33 komentar


Hi, Sobat PIKIRAN POSITIF! Today, I have a special advice for you. Hope you find your solution there. Please, check it out

Traveling with Shapewear: Comfort, Style, and Convenience

Have you ever asked yourself how travel can be improved with the help of shapewear? Whether it is a business trip or a leisurely vacation, having the correctly oriented undergarment can significantly alter the experience of the journey and the impression that is given. Feelingirl appreciates different factors such as comfort, fashion, and functionality of clothes and accessories, and we are convinced that collections of seamless thong bodysuit are unique accessories for trips.



Comfort on the Move 

Sitting, standing or walking for long hours is not unusual, especially while traveling; therefore, choosing a proper dress code is necessary. Feelingirl shapewear comes with a seamless build that supports your body gently throughout the trip. Due to the light fabrics and the diaphragm cuts, it gives easy mobility. This means you will not be quickly exhausted no matter how long you are on the road.


Stylish Support

It also shows that traveling does not necessarily mean letting go of a well-put-together appearance. Another of our Feelingirl shapewear can be worn under any clothing so that you may always look smooth. Whether going for a dinner in a fancy restaurant or a typical day out tour, a sleeved dress, or any dress will fit you perfectly and provide you with a good shape.

Convenience for Travelers 

One of the most outstanding advantages of using Feelingirl seamless body shaper is that it is easily portable. They are light and small enough to be packed within your luggage without occupying much space. This means you can carry many options but make them so you do not have to take many bags. Some are also easy to maintain, making them a perfect investment to accompany you on your travel essentials list.


Confidence Wherever You Go

Another benefit associated with the wear of shapewear during travel is its boost in confidence level. Given the charm of the stylish jeans paired with attractive blouses, a simple dress or leggings, it is essential for a woman to feel comfortable in her skin and the clothes she is wearing. Shapewear makes your figure look even better, and you will feel free on your trip as you are on the beach, hiking or a night out.

Feelingirl is committed to ensuring that our shapewear adds to the fun of traveling and is not a hindrance. Our collection is made to fit all your requirements and provide comfort, style, and convenience so that you always feel good.


Conclusion

Carry slimming bodysuit when traveling to make the trip even more appealing, fashionable, and comfortable without compromising self-esteem. Feelingirl shapewear is stylish, comfortable, and versatile, so you look good and feel confident wherever you go - for traveling or business meetings. Our shapewear is designed for short trips, where you only pack for the weekend and long holiday trips, where packing is for a month's vacation.


Rabu, 25 September 2024

Yuk, ke Posyandu Balita

20 komentar
HALO, Sobat Pikiran Positif? Kamu tahu posyandu? Itu lho, yang singkatan dari 'pos pelayanan terpadu'? Khususnya yang posyandu balita. Yang diperuntukkan bagi anak-anak berusia lima tahun ke bawah.

Rasanya keterlaluan deh, kalau kamu sampai tidak tahu posyandu balita. Terlebih kalau kamu tidak bertempat tinggal di apartemen atau kompleks perumahan mewah. Atau, permukiman lain yang cenderung individualistik lingkungannya.

Mengapa kubilang keterlaluan? Karena di mana-mana di seantero Indonesia, posyandu balita ini eksis. Istilahnya, di mana ada kampung di situlah ada posyandu balita (bawah lima tahun).

Kalau di sebuah kampung sampai tidak ada posyandunya, terutama posyandu balita, perlu dijewer tuh lurahnya. Masih bisa dimaafkan kalau ketiadaan posyandu balita itu disebabkan oleh tidak adanya balita. Namun, apa mungkin?

Rasanya nyaris tak ada kampung yang warganya berusia lima tahun ke atas saja. Kalaupun ada malah mencemaskan. Berarti proses regenerasi terhenti. Kelak di kemudian hari, kampung itu bakalan kehabisan penghuni.

Sekali lagi, memang keterlaluan kalau kamu tak tahu posyandu balita. Makin keterlaluan kalau ternyata kamu lulusan posyandu balita. Kok lupa sama "almamater"sendiri? Hehe ...

Adapun kalau dirimu kini seorang ibu dan anakmu masih usia balita, tapi kamu tak tahu tentang posyandu balita, ckckck ...  Dapat dipastikan bahwa kamu tak pernah membawa buah hatimu ke situ. Pasti itu.

Duh! Jangan dilanjutkan dek, ya. Perilaku cuek pada posyandu balita itu sangat terlarang. Lebih-lebih kalau dirimu tak rutin membawa balitamu ke puskesmas atau rumah sakit buat cek ricek.

Ingatlah bahwa balitamu perlu posyandu. Tiap bulan harus dipantau tinggi dan berat badannya. Demikian pula, pertumbuhan dan perkembangannya.

Pertumbuhan itu meliputi kesehatan fisik. Ada gangguan kesehatan atau tidak? Berat badannya selalu bertambah tiap bulan atau naik-turun? Atau, malah selalu turun? Lingkar lengan dan lingkar kepalanya bagaimana?

Sementara perkembangan meliputi kemampuan si balita dalam melakukan respons dan stimulasi yang diberikan. Kepandaian dan keterampilannya selalu meningkat atau tidak?

Pokoknya hal-hal yang sejenis itulah yang akan dipantau posyandu balita. Yang tujuannya menyiapkan generasi emas Indonesia. Yang sehat lahir dan batin, no stunting.

Percayalah. Banyak untungnya bila mengajak balitamu rutin ke posyandu balita. Selain dipantau kesehatan dan kecerdasaannya, diberi vitamin gratis juga lho. Diberi obat cacing juga. Ada makanan tambahan untuk peningkatan gizi juga. Pokoknya diurusi betul, deh.

Nah. Bagaimana, nih? Masih ragu untuk ke posyandu balita? Jangan, dong.

Judul dan isi artikel ini secara spesifik menyebut posyandu balita. Tak hanya posyandu. Mengapa? Karena untuk memperjelas, agar tak menimbulkan kerancuan/pertanyaan.

Sekarang ini 'kan selain ada posyandu balita, ada pula posyandu remaja dan posyandu lansia. Ketiganya sama-sama posyandu, pos pelayanan terpadu, tetapi beda sasaran yang dilayani. Dengan demikian, beda pula tujuannya.

Semoga kamu dan kamu menjadi paham tentang dunia perposyanduan setelah baca artikel ini. Semoga.


Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI.
 

Rabu, 18 September 2024

Horeee Aku Naik Excavator

33 komentar
Seriuslah memeluk impian walaupun itu "cuma" ingin naik excavator!
~tinbejogja~



HALO, Sobat Pikiran Positif? Pernahkah kamu berada dalam situasi makbedunduk, tiba-tiba berhasil meraih cita-cita? Bahkan, ketika kamu tidak sedang memikirkannya. Plus kamu masih bingung mencari cara untuk meraihnya.

Misalnya nih, ya. Kamu punya impian untuk bertemu muka dengan Nicholas Saputra dan kemudian sarapan soto duduk bersebelahan dengannya. Sementara kamu samsek tak punya ordal yang berpotensi mewujudkan impian "retjeh" itu.

Tahu-tahu pada suatu hari, saat kamu sedang sarapan soto di sebuah warung, Nicholas Saputra datang bersama rombongan sepeda. Lalu, dia duduk persis di sampingmu. Apa enggak menyala, tuh?

Mungkin istilahnya, pucuk dicinta ulam tiba. Atau, bagai mendapat durian runtuh? Ah, entahlah. Entah apa istilah atau peribahasa yang tepat untuk menggambarkan situasi semacam itu. Bisa jadi istilah yang paling tepat ya makbedunduk itu tadi.

Sudahlah. Apa pun istilahnya enggak perlu diributkan. Yang jelas situasi makbendunduk itu lumayan bikin kaget. Namun, kagetnya kaget hepi. Jantung serasa nyaris copot. Ritme detaknya pun ugal-ugalan.

Nah. Pernahkah kamu mengalami hal demikian itu? Yang sesungguhnya bisa bikin sesak napas, tetapi ujungnya tertawa lepas. Gimana enggak tertawa lepas? Itu 'kan sebuah pengalaman menyenangkan. Sangat menyenangkan malahan.

Aku juga punya pengalaman menyenangkan serupa itu. Makbenduduk bisa menggapai cita-cita yang sekian lama terpendam dalam diam. Bahkan, ketika aku sedang lupa pada cita-citaku itu. Hehehe ... Sebagaimana yang kamu lihat pada foto di atas itu.

Yoiii. Aku memang telah lama punya cita-cita naik excavator. Telah beberapa tahun belakangan ini. Saking inginnya naik, sampai-sampai macam orang ngidam. Hanya saja apesnya, aku tak punya kenalan yang berpotensi bisa membantuku mewujudkan cita-cita tersebut.

Hingga suatu pagi aku jajan lupis di sebuah kampung di dalam tembok Kraton Yogyakarta. Usai jajan aku dan temanku tak langsung pulang. Kami memutuskan pura-pura jogging plus-plus.

Maksudnya plus pepotoan dan plus menuntaskan rasa kepo dengan isu pembongkaran deretan rumah warga. Yang lokasinya dekat tembok pembatas wilayah Kraton Yogyakarta. Kami ingin melihat, sudah sehancur apa kondisinya.

Sesampainya di lokasi, kami takjub dengan reruntuhan-reruntuhan yang ada. Pun, dengan alat-alat berat yang ada di lokasi tersebut. Luar biasa. Sederetan rumah tinggal dan kios mungil yang dahulu utuh berdiri, kini sudah tak lagi berbentuk bangunan. Entahlah berpindah ke mana orang-orangnya.

Dengan perasaan mendayu-dayu, aku jeprat-jepret mengabadikan segala keluluhlantakan tersebut. Hingga akhirnya tersadarkan bahwa ada excavator di situ. EXCAVATOR! 

Akhirnya tanpa babibu aku minta dipotret di depannya. Senyampang nemu alat berat impianku ini. Selagi cita-citaku berfoto dengannya bisa terwujud nyata. Alhasil, jadilah foto berikut.


"Kenapa tidak berfoto di dalamnya saja? Itu. Naik dari sana itu. Ayo!"

Seorang bapak muncul dari warung seberang jalan dan berbicara kepada kami. Rupanya sejak tadi dia mengawasi tingkah kami di depan excavator. Dia adalah operatornya. 

Tentu saja itu tawaran emas. Bagai kerbau dicucuk hidungnya, kami pun mengikuti si bapak. Wow, wow, wow! Dengan setengah percaya saya segera naik dan mengambil posisi duduk nyaman di ruang kemudi excavator. Luar biasa, luar biasa! Nyaman sekali duduk di situ. 

Siapa yang menyangka kalau pagi itu cita-citaku yang rasanya sulit tercapai, malah terwujud secara tiba-tiba? Sementara aku datang ke lokasi excavator justru dalam kondisi tak ingat pada alat berat itu.

Dalam hidup ini pastilah manusia banyak mendapatkan kesedihan dan kegembiraan. Silih-berganti sesuai dengan porsinya. Begitu pula halnya dengan kamu 'kan? Nah. Kalau pengalaman menyenangkanmu apa? Cerita dong, di kolom komentar.

Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI.

Rabu, 11 September 2024

Memori Wastafel Covid-19

28 komentar
HALO, Sobat Pikiran Positif? Masih ingatkah kamu dengan situasi semasa pandemi Covid-19? Tatkala tiap saat digaungkan anjuran untuk di rumah saja dan bekerja dari rumah, hingga akhirnya tiba pada masa PPKM dan berujung bebas beraktivitas di luar lagi, tetapi dengan kenormalan baru.

Adapun kenormalan baru (new normal) yang dimaksudkan, tak lain dan tak bukan berupa kewajiban untuk memakai masker. Tiap orang harus bermasker jika berkegiatan di luar rumah. Terutama kalau kegiatannya mesti berinteraksi dengan orang lain. Bahkan, porsi interaksinya dibatasi. Tidak boleh lama-lama dan jumlah orangnya tidak boleh banyak-banyak. Harus pula jaga jarak.

Lalu, ke mana-mana kita mesti membawa hand sanitizer. Kalau mau menggaruk area muka yang gatal, kita mesti membersihkan tangan dulu. Hendak makan atau minum pun demikian. Bisa dengan hand sanitizer yang kita bawa atau dengan mencuci tangan di wastafel umum, yang mendadak bermunculan bagaikan cendawan di musim hujan.

Iya, lho. Selama pandemi Covid-19 di seantero kotaku bermunculan wastafel umum. Bentuknya beragam. Ukurannya berlainan. Ada yang tampilannya mewah, ada yang simpel saja. Ada yang disediakan oleh instansi tertentu, ada yang disediakan perorangan. Salah satunya yang tampak pada foto berikut.



Wastafel yang tampak pada foto di atas merupakan wastafel resmi dari pemkot Yogyakarta. Dibagikan ke kampung-kampung yang termasuk ke dalam wilayah Kota Yogyakarta. Dengan demikian, kamu pasti tidak familiar dengan wastafel hijau itu kalau tidak berdomisili di Kota Yogyakarta.

Kupikir-pikir, seruan untuk cuci tangan sangatlah keren. Terlebih disertai dengan disediakannya wastafel di berbagai titik. Jadi, bukan model anjuran omdo alias omong doang.

Makin keren ketika ternyata penyedia wastafelnya berasal dari berbagai kalangan. Tidak hanya dari pihak pemerintah. Bukankah ini menunjukkan kepedulian tinggi dari masyarakat?



Mungkin sebetulnya ada yang kurang peduli. Mereka bisa jadi ikut menyediakan wastafel demi tujuan tertentu. Misalnya untuk keperluan branding. Namun sebagai rakyat jelata, hal itu tak jadi masalah bagiku. Yang terpenting adalah manfaat dan fungsinya.

Sejujurnya aku merasa hepi dengan kehadiran wastafel di tempat-tempat umum. Terlebih kalau bentuknya estetik. Sebab selain memudahkan kalau hendak mencuci tangan pada saat nongkrong, wastafelnya bisa dipotret. Koleksi foto wastafelku banyak, lho. Sampai kubuat album di Facebook.



Namun seperti yang biasa terjadi, wastafel-wastafel itu kini tiada berbekas. Apa boleh buat? Pandemi berhenti, budaya cuci tangan juga dipaksa berhenti. Kalau wastafelnya saja dihilangkan, otomatis kita tidak bisa mencuci tangan. Karena fasilitasnya tidak ada, lama-kelamaan budaya cuci tangan yang telah terbangun menjadi runtuh. Dipaksa berhenti.

Ke manakah wastafel-wastafel itu? Entahlah. Akan tetapi, kuyakin kalau semuanya pasti dijadikan rongsokan. Saat masih berada di lokasinya saja dibiarkan berkarat. Pun, tak ada air bersihnya.



Sayang banget sebetulnya. Andai kata semua wastafel umum warisan zaman pandemi Covid-19 itu dirawat, dipelihara baik-baik sehingga tetap berfungsi, tentu orang-orang hingga sekarang masih bisa mempergunakannya. Dengan demikian, ajaran gaya hidup sehat melalui kebiasaan mencuci tangan tetap lestari.

Perlu diketahui, kebiasaan mencuci tangan (apalagi dengan sabun) adalah salah satu kunci hidup sehat. Bukan cuma saat pandemi Covid-19, melainkan kapan pun. Bahkan ada Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, lho. Yang jatuhnya tiap tanggal 15 Oktober.

Nah 'kan? Sayang bangeeet, malah peranti penunjang kebiasaan cuci tangannya dimusnahkan. Tanpa jejak sama sekali. Untung saja aku sempat mendokumentasikan sebagiannya.

Heran juga. Kenapa kita selalu begini? Di awal berlomba-lomba membuat wastafel aneka bentuk, ujungnya berlomba-lomba mengabaikan pemeliharaannya. Sementara kalau semua wastafel terpelihara baik, bisa sekaligus berfungsi sebagai monumen pengingat. Pengingat bahwa kita pernah melewati pandemi Covid-19.

Sekali lagi, apa boleh buat? Suka tidak suka memang harus diakui bahwa kita ini punya budaya "bisa membuat, tetapi tidak piawai merawat". Apakah perlu diruwat?

Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI.

 

Rabu, 28 Agustus 2024

Bersikaplah Seperti Lamine Yamal

30 komentar
HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Semoga kalian tidak sedang dirundung pikiran negatif, ya. Hush hush. Jauh-jauhlah sana pikiran negatif. Ingat, ingat. Pikiran negatif bisa memantik banyak penyakit. Minimal berpotensi bikin enggak doyan makan dan susah tidur.

Oleh karena itu, jangan hobi beramah-tamah dengan pikiran negatif. Hindari kebiasaan suuzon melulu kepada orang lain. Atau sebaliknya, jangan terbiasa overthinking hanya gara-gara merasa  diliatin terus oleh seseorang. Jangan-jangan seseorang itu sebetulnya tidak sedang melihatmu. Kamu saja yang ke-GR-an sampai overthinking.

Pokoknya katakan tidak pada pikiran negatif. Tidak, tidak, tidak. Jangan dek, ya. Pokoknya jangan. Sekalipun dirimu sekarang mungkin sedang didera kekalutan cinta, jangan serta-merta ingin mengakhiri hidup.

Please, deh. Kalau patah hati jangan buru-buru ingin mati. Ayolah cari satu alasan meskipun receh, yang bisa membuatmu bertahan di dunia fana ini. Misalnya belum sempat nyicip Yammie Padokan yang kokinya pernah meliput Piala Dunia Rusia pada tahun 2018 lalu.

Pokoknya apa sajalah. Tolong cari-cari alasan apa pun yang bisa kembali membuatmu bersemangat untuk menjalani hidup. Tendang jauh-jauh pikiran untuk mati. Percayalah. Itu enggak ada untungnya sama sekali. Patah hati kok solusinya mati. Cemen itu.

Jika kamu penggemar sepakbola, terkhusus fans berat Timnas Spanyol dan Klub Barcelona, kamu mestinya bisa meniru sikap tabah Lamine Yamal.

Lihatlah dia yang baru 17 tahun itu. Sesaat setelah memenangkan trofi Euro 2024, dia baru mempublikasikan pacar cantiknya. Tahu-tahu tak lama kemudian, terdengar kabar pacar cantiknya berselingkuh. Putuslah hubungan cinta mereka. Entah benar entah tidak, entah kelanjutan kisah mereka seperti apa, yang jelas ada kabar kalau keduanya sudah saling unfollow akun Instagram.

Terusterang kabar percintaan Lamine Yamal yang muram itu mencemaskanku. Kukira para penggemar sepakbola, terutama pendukung Spanyol dan Barcelona, juga memiliki kecemasan yang sama. Sama-sama mencemaskan performanya di lapangan. Namun, syukurlah Lamine Yamal tetap menyala. Dia mampu bersikap profesional rupanya.

Baru-baru ini Arhan, salah satu penggawa Timnas Garuda, juga dikabarkan telah diselingkuhi sang istri. Entah itu sekadar desas-desus atau kabar super serius, mau tidak mau bikin cemas juga. Bikin aku dan kamu serta jutaan pendukung Timnas Garuda khawatir akan performa Arhan. 'Kan gawat banget kalau konsentrasinya dalam menghadapi pertandingan penting malah buyar karena cinta.

Diselingkuhi itu sakit sesakit-sakitnya. Kita butuh sejumlah waktu untuk move on dari rasa sakit itu. Sementara Arhan sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi pertandingan penting bersama Timnas Garuda, mengapa harus berembus kabar yang tak sedap itu? Semoga sih, Arhan baik-baik saja walaupun kabar perselingkuhan tersebut benar adanya.

Pendek kata, semoga Arhan mampu meniru Lamine Yamal. Dibikin patah hati, tetapi bensinnya tak habis-habis. Sanggup selalu menyala! Kamu dan kamu juga harus begitu, ya.

Dokumentasi Tim Euro 2024

Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI .



Minggu, 25 Agustus 2024

Bung Karno di Titik Nol Jogja

30 komentar
HALO, Sobat Pikiran Positif? Mumpung masih Agustus, kita ngomongin pahlawan yuk. NKRI yang resmi berdiri tanggal 17 Agustus 1945 'kan sebab perjuangan para pahlawan. Mulai dari pahlawan yang namanya tercatat oleh tinta emas sejarah, hingga pahlawan tak dikenal.

Nah. Kali ini yang hendak kubicarakan adalah Bung Karno. Mengapa Bung Karno yang kupilih? Simpel saja alasannya. Karena tempo hari ketika malam-malam lewat Titik Nol Jogja, ada patung Bung Karno di pojokan perempatan. Patungnya pun berukuran raksasa sehingga mencolok mata.


Kalian pasti tahu beliau 'kan? Kalau sampai tidak tahu kok ya sungguh keterlaluan. Bung Karno atau yang nama lengkapnya Soekarno adalah proklamator kita. Dengan didampingi oleh Bung Hatta, beliau menyatakan kemerdekaan Indonesia 79 tahun silam. Di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta, pada Jumat tanggal 17 Agustus 1945.

Sungguh. Luar biasa besar ukuran patung Bung Karno yang kujumpai itu. Aku malah penasaran, bagaimana cara mengangkutnya dari studio (tempat pembuatan) sampai ke situ. Ke pojokan Gedung BNI yang ada di perempatan Titik Nol Jogja itu.


Namun, sayang sekali aku tidak menemukan keterangan tentang patung Bung Karno tersebut. Sudah celingukan ke sekitar patung, di bawah-bawah dekat kedua telapak kakinya, tetap tak kutemukan keterangan. Jadi, diriku tak tahu itu karya siapa dan dibuat dari bahan apa. 

Memang sih, aku dan dua temanku malam itu langsung tahu kalau patung berukuran raksasa tersebut adalah patung Bung Karno. Kukira orang-orang Indonesia pada umumnya juga tahu. Akan tetapi, para wisatawan mancanegara 'kan rata-rata tidak tahu. Tatkala malam itu pun aku sempat melihat seorang mas bule nan tamvan celingukan ke sekitar kaki patung. Rupanya dia mencari keterangan juga. Yang tentu saja hasilnya nihil.

Yeah! Apa boleh buat?

Minggu, 11 Agustus 2024

Mencari Gang Joko Pinurbo

32 komentar
HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Semoga kalian sehat selalu dan senantiasa berpikiran positif. Masih mau membaca ceritaku 'kan? Oke. Kali ini tentang aksi Komunitas #purapurajogging yang setengah gagal mencapai tujuan utamanya. Hehe ...

Yeah? Namanya juga setengah gagal. Berarti setengah berhasil. Artinya, enggak gagal-gagal amat alias enggak begitu sukses; kalau diukur dari rencana awalnya. Apa boleh buat? Hidup memang acap kali begitu 'kan? Sering tidak mulus berjalannya sebuah rencana.

Mungkin kalian bertanya-tanya. Kegagalan dalam hal apa yang hendak kuceritakan? Apakah dalam hal bercita-cita? Hmm. Bolehlah dibilang begitu. Tepatnya cita-cita kami, aku dan kawan-kawanku di Komunitas #purapurajogging, untuk berswafoto dengan plang nama gang. 

Mungkin kalian bertanya-tanya lagi. Seistimewa apa plang nama gang tersebut? Kok bisa-bisanya kami jadikan cita-cita untuk bekgron berswafoto? Ow, tentu jauh lebih istimewa daripada Yogyakarta. Muehehe ...

Jadi, plang nama gang itu bertuliskan "Gang Joko Pinurbo". Nah, lho. Kalian tahu Joko Pinurbo atau tidak? Yoiii. Benar. Joko Pinurbo yang penyair itu. Yang punya sapaan tenar "Jokpin". Yang salah satu puisi karyanya lekat dengan Kota Yogyakarta. Selalu dipakai khalayak untuk mendefinisikan komposisi kota tersebut.

Jogja terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan

Ingat 'kan? Harus, dong. Keterlaluan kalau sampai enggak ingat. Terlebih jika di galeri HP kalian ternyata ada foto kalian sedang mejeng di Teras Malioboro 1 dan tepat persis di depan tulisan tersebut. 

Baik. Mari kembali ke soal Gang Joko Pinurbo yang berlokasi di Kemantren Wirobrajan. Bagaimana bisa kami, orang-orang yang ber-KTP Kota Yogyakarta (bahkan diriku tercantum resmi sebagai warga Kemantren Wirobrajan), sampai tidak bisa menemukan plang bertuliskan "Gang Joko Pinurbo"? 

Sementara dengan panduan Mbah Gugel, setelah berkali-kali kami cocokkan foto-foto di internet dengan posisi kami di TKP at that time, rasanya sudah betul. Semua pertandanya sudah cocok semua. Namun, mau gimana lagi? Sekian lama celingukan dan cekrak-cekrek di area situ tetap tak terjumpai tulisan yang kami cari.

Akhirnya kami putuskan menyusuri gang yang kami yakini sebagai Gang Joko Pinurbo itu. Tentu sembari berusaha menerka-nerka, yang manakah kiranya yang merupakan rumah almarhum Penyair Joko Pinurbo. Sudah pasti aku dan kawan-kawan tak berhasil. Maklumlah, ya. Enggak ada clue sama sekali tentang posisi dan bentuk rumah itu.

Harus diakui, kami mencari Gang Joko Pinurbo memang berdasarkan berita di internet. Cuma dipandu berita yang kurang detil. Kami super pede pasti bakalan menemukannya dengan mudah. Mengapa sepercaya diri itu? Karena lokasinya di Kampung Wirobrajan. Istilahnya, ming kono bae. Hanya di situ kok, pasti gampang ditemukan. KTP-ku saja satu kemantren dengan gang yang kami cari.

Eh, rupanya tak segampang ituuu. Terlebih kami sejak awal pencarian sudah terintimidasi oleh gonggongan anjing. Haha! Bagi orang yang tak takut anjing tentu biasa saja. Cuma digonggongi, kok. Masalahnya, kami ini 'kan kaum introvert yang takut anjing. Baru digonggongi saja sudah merasa akan diterkam! Hingga ambyar segala ide dan kreativitas kami dalam blusukan. Hehe ...

Ya sudahlah. Yang terpenting upaya kami mencari Gang Joko Pinurbo tak sia-sia. Karena usut punya usut, kami sesungguhnya telah menemukan gang tersebut. Adapun plang namanya memang sedang diperbaiki. Itulah sebabnya kami cari-cari tidak ketemu. Lhah ternyata memang tidak terpasang. Mestinya ada di posisi tulisan "Jalan Setiaki" (lihat foto di bawah).

Bagaimana kami bisa tahu? Sebab saat salah satu dari kami posting di FB, ada komentar dari seseorang yang menginformasikan bahwa plangnya sedang diperbaiki. Mungkin dia warga sekitar situ atau malah memang tetangga almarhum JokPin.

Perlu diketahui, nama Joko Pinurbo memang baru-baru ini dipakai sebagai nama gang. Setelah beliau wafat. Sebagai penghormatan sekaligus kenangan bahwa di gang tersebut pernah tinggal seorang penyair beken Indonesia yang bernama Joko Pinurbo. 

Yup! Itulah sebuah bukti nyata dari peribahasa "Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan budi". Semoga kita semua kelak akan meninggalkan budi dan kebaikan. 

Minggu, 02 Juni 2024

Akun Instagramku Kenapa?

42 komentar
HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Sedang baik-baik sajakah keadaan kalian? Semoga, ya. Kalaupun selama Mei banyak kekurangberuntungan, mudah-mudahan pada Juni ini segalanya beranjak baik. 

Hari ini Juni sudah terjalani nyaris 2 hari. Semoga sejak kemarin, Juni kalian menyenangkan hingga bulan baru tiba. Tentu harapannya setelah bulan berikut tiba, hal menyenangkan selama Juni tetap berlanjut.

Hmm. Sesungguhnyalah aku sedang memotivasi diriku sendiri. Besar bangeeet harapanku agar diriku kembali menyalaaa.

Terusterang sejak minggu keempat Mei, aku ada kendala jaringan. Gawat banget 'kan? Dari kartu X yang no signal kuganti ke kartu Y. Eeeh, rupanya pakai kartu Y pun jaringan internetku mati segan hidup tak mau. 

Bikin puyeng pokoknya. Seorang pekerja lepas yang tipe kerjaannya mengandalkan internet kok terkendala jaringan internetnya. Semacam kiamat kecil 'kan?

Akan tetapi, rupanya masih ada hal yang lebih bikin puyeng. Bikin super cemas. Hal apakah? Tak lain dan tak bukan, mengenai akun Instagramku. Sejalan dengan kendala jaringan internet, kok ya beberapa kali akun Instagramku ditangguhkan. Alhamdulillah begitu kuajukan banding, langsung balik normal. 

Alhamdulillah selalu ada teman yang memberitahu, bila tiba-tiba akunku itu raib. Semoga segera kondusif. Aamiin YRA.

Selama ini hal mencemaskan tersebut terjadi, kalau aku buka Instagram malam-malam di atas pukul 22.00 WIB. Namun, hari ini kok mendadak ada email pemberitahuan penangguhan pada pukul 19.22 WIB. Why, oh, why? Apa mungkin ada yang akan meretasnya?

Adakah di antara kalian yang paham dengan nasib akun Instagramku itu? Apa penyebabnya? Aku mesti gimana menghadapinya? Tolong aku, ya.



Minggu, 12 Mei 2024

Just Follow Your Heart

38 komentar
HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Semoga kalian sedang hepi dan terberkahi. Bukan sedang gundah gulana akibat terbebani apalah-apalah.

Memang  sih, hidup tak selalu berjalan lancar. Rasanya selalu saja ada jebakan batman di sana-sini. Apa boleh buat? Namanya juga hidup. Pastilah seperti itu kondisinya. Dinamis. Sebab terlalu dinamisnya, kadangkala malah sampai gronjal-gronjal. Namun, kalau statis alias diam saja berarti malah mati. Iya 'kan?

Menurutku, sikap just follow your heart sangat diperlukan demi memelihara kestabilan jiwa. Sebagai salah satu perwujudan dari prinsip mencintai diri sendiri.

Kalau memang kita ingin melakukan A, sedangkan orang-orang menuntut kita melakukan B, ayolah berani untuk tetap melakukan A. Tak usah ragu-ragu dengan pilihan kita. Mengapa? Karena kita pasti punya alasan-alasan kuat dalam menentukan pilihan tersebut.

Yup! Kitalah yang paling tahu arah mana yang hendak kita tuju. Bukan orang lain. Kalau boleh jujur, justru orang lain cuma bisa merecoki. Hahaha ... 🎃🎃

Yang terpenting kita mau bertanggung jawab. Kalau pilihan kita ternyata salah, kita tak kemudian sibuk cari kambing hitam. Tak menyalahkan siapa pun sedikit pun. Begitu, lhooo.

Jadi gimana? Sudah siap bersikap tegas buat mengikuti kata hati? Atau, masih maju-mundur cantik untuk melakukannya? Tenang, tenang. Bisa dilatih, kok. Latihannya pun gampang. Misalnya dengan membiasakan cuek saja untuk jalan-jalan disertai pepotoan.



Demikian ceritaku hari ini. Kusudahi sekian saja, ya. Semoga bisa bikin hepi dan menginspirasi. Minimal tak bikin perasaan kalian tambah kacau.

Oke, oke. Pokoknya just follow your heart deh, ya. Sejauh tak melanggar norma-norma tentulah aman. Tidak bakalan mengganggu dan merugikan siapa pun.


Minggu, 24 Maret 2024

Work Life Ibadah Balance

15 komentar
HALO, Sobat Pikiran Positif? Sebelum hari berganti, mari ngomongin hal penting sebentar. Yup! Tentang Gaya Hidup Work Life Ibadah Balance.

Kiranya gaya hidup tersebut sedang menjadi buah bibir. Terkhusus di kalangan  pekerja milenial dan genzy. Mungkin termasuk kalian?

Seingatku, gaya hidup Work Life Ibadah Balance bukanlah hal baru. Orang-orang zaman dulu pun banyak yang telah mempraktikkannya. Namun, entahlah apa sebutannya. Yang jelas intinya sama, yaitu pembagian waktu dengan baik agar hidup berjalan seimbang; bahwa dalam sehari semalam waktu kita harus dipakai untuk keperluan duniawi dan ukhrawi secara proporsional.

Dalam satu hari terdiri atas 24 jam. Nah, waktu yang 24 jam itu mesti dipakai untuk bekerja, beristirahat, melakukan apa saja selain bekerja, dan beribadah; agar tercapai Work Life Ibadah Balance.

Akan tetapi, jangan salah paham. Pengelompokan waktu sebagaimana dijelaskan di atas janganlah dibayangkan bersifat dikotomis; betulan terpisah dalam ruang-ruang tertentu.

Sebab faktanya, saat bekerja pun kita sekaligus bisa melakukan ibadah dalam arti luas. Tentu sejauh pekerjaan itu diniatkan sebagai ibadah hanya untuk-Nya SWT. Iya 'kan?

Minggu, 10 Maret 2024

Hidup Adalah Permainan

38 komentar
HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Besok sudah siap menjalani rangkaian ibadah Ramadan 'kan? Walaupun sesungguhnya, siap enggak siap ya sudahlah. 'Kan Ramadan jelas-jelas sudah di depan mata. Mau gimana lagi? Tak dapat dihindari lagi.

Andai kata merasa belum siap menyambut Ramadan tahun ini, misalnya karena masih punya utang puasa Ramadan tahun lalu, apa boleh buat? Salah sendiri menunda-nunda untuk bayar utangnya. Iya 'kan? Nasi telah menjadi bubur, mari jadikan menu sahur saja. Hehehe ...

O, ya. Tanggal 11 Maret esok hari, aku sudah mulai menjalani Ramadan. Mengikuti Muhammadiyah meskipun secara kultural, diriku tumbuh besar di lingkungan masyarakat yang memegang tradisi NU. Di pantura sana.

Mengapa? Karena saat ini aku tinggal di wilayah yang memegang tradisi Muhammadiyah. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tepatnya di Kota Yogyakarta. Malah tepat persis di Kauman, yaitu kampung tempat lahir ormas Muhammadiyah.

Yoiii. Aku fleksibel saja. Di mana bumi dipijak, di situlah langit dijunjung. Jika sekarang berdomisili di kampung yang bertradisi NU, yang memulai Ramadan tahun ini pada tanggal 12 Maret, aku pastilah mulai berpuasa pada tanggal 12 Maret juga.

Perbedaan seperti itu tak jadi soal bagiku. Sebagai umat dari kalangan awam, bukankah aku cuma berkewajiban untuk mengikuti para alim ulama? Merekalah yang kelak bakal ditanya-tanya oleh Allah SWT.

Ealaaah. Serius nian tulisanku ini. Oke, oke. Tampaknya akibat keberatan judul, nih. Haha! Baik. Ayo, sekarang kita ngomongin sedikit tentang hidup. Sedikiiit saja agar sah sesuai dengan judulnya.

Begitulah adanya. Hidup itu memang permainan, yaitu permainan tali-temali dengan waktu. Kita hidup berarti punya waktu. Masih punya kesempatan to do the best semasa hidup.

Sekali lagi, semasa hidup. Mengapa? Karena bila ajal tiba, tak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki diri. Bila berhadapan dengan maut, semua menjadi tak ada arti. Iya 'kan?

Oleh karena itu, kita mestinya bisa memenangkan permainan. Jika hidup adalah permainan, marilah menjadi pemain yang baik. Sanggup?


Minggu, 07 Januari 2024

Gembira Memulai 2024

47 komentar

HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Akhirnya 2023 benar-benar habis. Telah resmi berganti menjadi 2024. Sementara 2024 langsung gaspol memulai pergerakannya. Tahu-tahu sekarang (saat kususun tulisan ini) sudah tanggal 7 Januari. Pun, telah malam.

Tuh 'kan. Tahu-tahu 2024 sudah berlangsung seminggu. Cepat sekali waktu berjalan. Ya ampuuun. Sementara rasa mager dan tak tahu arah ini masih membelenggu diri.

Jadi, apa kabar resolusi? Kalau resolusiku sih, aman. Aman di tempatnya. Dalam arti, belum mulai diproses. Oleh sebab itu, kumohon pliiis, jangan tiru diriku. Aku bukanlah contoh yang baik, Kawan. Hehehe ...

Mungkin otakku kelelahan sebab sejak November hingga awal tahun gaspuuuoool menyelesaikan berbagai pekerjaan. Plus ikutan lomba-lomba. Mulai dari lomba nulis, foto, hingga video (baik di IG reel maupun Tiktok). Alhasil, saat awal tahun alam bawah sadarku mengajak santuy gitu.

Namun, bagaimanapun aku mesti bersyukur. Sebagian lomba yang ngotot kuikuti tersebut membuahkan hasil manis berupa saldo GoPay dan uang tunai. Bisalah buat memperpanjang usia blog setahun ke depan. Plus buat jajan-jajan juga. Alhamdulillah.

O, ya. Mungkin pula rasa magerku diperberat oleh sinyal internetku yang down total pada 1Januari 2024. Yang kemudian beberapa hari setelahnya juga on off tiada tara. Itu lho, sebagai dampak dari kebakaran di kantor providernya.

Tempo hari, pada pagi pertama 2024, aku dan gengs #PPJ 'kan  blusukan ke sebagian sirip Malioboro. Pulangnya sudah semangat banget untuk posting foto-foto dan video-videonya di medsos.

Eeeh. Ternyata runyam. Tiada sinyal sama sekali. Ya sudah. Patah semangatlah aku. Magerku kian kental.

Sudahlah. Sekali lagi, yang terbaik adalah tetap bersyukur. Selalu bersyukur di tiap embusan napas. Iya toh? Niscaya kalau berusaha, magerku itu tentu akan musnah pelan-pelan.

Baik. Mari memulai 2024 dengan gembira dan bersemangat. Walaupun bersemangatnya tidak bisa tepat dimulai pada tanggal 1 Januari, tak jadi soal. Yang penting masih bisa bersemangat dan bersemangART.

Semoga kita semua senantiasa bergembira dan berbahagia.

Minggu, 24 Desember 2023

Karpet Bunga di UGM

58 komentar
Halo Sobat PIKIRAN POSITIF? Aku mau bercerita tentang Karpet Bunga di UGM nih, yang tempo hari kujadikan sarana reunian dengan teman-teman semasa kuliah. Plus kami jadikan sarana pepotoan tentunya.

Dokpri Erina


Di tengah hamparan bunga-bunga itu sesungguhnya ada tulisan "74 Tahun UGM". Akan tetapi, berhubung peranti memotretku tidak mendukung untuk mengambil gambar dari atas, ya sudah. Seperti itu saja hasilnya.

Hmm. Andai kata punya drone ...

Astaghfirullah. Tak baik berandai-andai. Oke. Lebih elok nikmati saja apa adanya. Sesuai dengan kenyataan. Faktanya, dipotret dari sisi mana pun karpet bunga itu tetap indah. Buktinya banyak pengunjung yang bela-belain berpose di situ, lho.

Dokpri Agustina


Yang bikin tak terduga, tiba-tiba seseorang memanggilku. Menyapa dari kejauhan. Ahaiii. Rupanya Ibu Sri Rumani, rekan sesama Kompasianer Jogja. Beliau menikmati karpet bunga bersama suami, anak, dan cucu. Tentu saja kami berfoto sebagai dokumentasi (baca: untuk dipamerkan di WAG K-Jog hiyahiya ...).

Dokpri Agustina


Faktanya lagi, walaupun tak sukses memotret tulisan "74 Tahun UGM" dengan ciamik, karpet bunga itu tetap menjadi latar foto yang menarik bagiku. Bagi teman-temanku juga. Bagi kami.

Dokpri Agustina
Dokpri Agustina



Nah. Gimana menurut kalian? Muak atau mupeng melihat foto-foto di atas itu? Hahaha!

O, ya. Karpet bunga yang "digelar" di Boulevard UGM itu dalam rangka menyambut HUT ke-74 UGM, almamater kami tercinta. Walaupun belakangan banyak orang yang "memproklamasikan" ogah masukin anaknya ke UGM, gara-gara ketua BEM yang ituuuh, right or wrong is our UGM! 🥰

Eh, tapi itu kabar baik juga. Kalau betul-betul terjadi penurunan jumlah pendaftar ke UGM, berarti persaingan untuk menjadi mahasiswa UGM tak lagi ketat. Peluang lolos SNBP dan SNBT kian besar. Iya 'kan?

Perlu diketahui, karpet bunga di Boulevard UGM digelar 3 hari. Sejak 18 Desember hingga 20 Desember 2023. Adapun karpet bunga itu sesungguhnya merupakan bagian dari pelaksanaan UGM Harmoni.

Dokpri Fortu


Lalu, UGM Harmoni itu apa? UGM Harmoni merupakan pertunjukan yang menampilkan instalasi seni merangkai bunga beyond art. Sebenarnya selain karpet bunga yang menjadi andalan, ada pula karya lain. Di antaranya instalasi rangkaian bunga yang berbentuk sepeda, buku, kipas, dan kursi.

Namun, mohon maaf. Yang kupotret cuma karpet bunga. Mengapa? Karena lupa. Maklumlah. Hari keburu gelap dan kami mesti segera pulang. Dasaaar.

Barangkali kalian bertanya-tanya, "Karpet bunga itu dibuat dari bunga segar atau bunga imitasi? Apa tidak sayang bunga-bunganya kalau kemudian layu dan cuma dibuang? Bukankah itu pemborosan?"

Tenanglah. Tidak semua bunga yang dipakai merupakan bunga segar. Sebagian merupakan bunga imitasi yang dibuat dari klobot (kulit jagung). Jadi setelah pertunjukan selesai, bunga-bunga imitasinya masih bisa dimanfaatkan.

Dokpri Agustina


Kalau tentang pemborosan, rasanya kok tidak. Karena sebenarnya, bunga-bunga klobot itu sengaja dibeli dari pengrajin tingkat UMKM. Terkhusus pengrajin perempuan penyangga ekonomi keluarga.

Begitulah faktanya. UGM asyik 'kan? Meskipun sepintas lalu tampak sebagai sarana buat hip hip hura belaka, pembuatan instalasi seni merangkai bunga tersebut ternyata berfaedah secara sosial ekonomi.

Jadi gimana, nih? Kembali berminat pada UGM atau kekeuh berpaling darinya?

Dokpri Ammar

Minggu, 12 November 2023

Mari Menyeduh Semangat

2 komentar

HALO Sobat PIKIRAN POSITIF? Apakah masih penuh semangat sejauh ini? Hingga bulan ke-11 tahun ini?

Tak terasa, ya. Tahun 2023 tahu-tahu sudah sampai di November. Mana sudah nyaris pertengahannya pula. Apa kabar resolusi tahun baru dulu? Dalam rangka menyambut datangnya 2023 dulu itu?

Sudah sejauh apa eksekusinya? Sudah seberapa banyak pencapaiannya? Atau, jangan-jangan malah masih banyak yang belum dieksekusi? Atau ... malah belum ada yang dieksekusi sama sekali? 

Tenang, tenang. Andai kata sungguhan resolusi 2023 kalian belum ada yang tercapai sedikit pun, bahkan belum kalian usahakan sama sekali, tak perlu frustrasi. 

Aku tak mengajari kalian untuk santuy saja dalam mengkhianati resolusi lho, ya. Bukan begitu konsepnya. Idealnya, resolusi tahun baru itu ya dipatuhi. Bukan dijadikan resolusi untuk tahun baru berikutnya. Hehehe ...

Akan tetapi, begini. Aku yakin di balik belum terlaksananya resolusi kalian, pasti ada hal-hal yang menjadi alasan kuat. Bisa jadi resolusi kalian zonk semua sampai 2023 mau habis, tetapi justru punya pencapaian-pencapaian dahsyat di bidang lain. Yang justru di luar senarai resolusi.

Nah, nah. Kalau seperti itu 'kan berarti kalian tak perlu frustrasi. Itungannya tetap sukses mengukir prestasi. Soal tak patuh resolusi, itu perkara lain. 

Mungkin kalian akan menanyakan, "Gimana kalau resolusi masih zonk plus belum memiliki pencapaian apa pun di luar yang telah diresolusikan?"

Hmm. Ya sudah, sih. Yang penting tetap semangat saja. Kalau mulai merasa kekurangan semangat, ayolah bergegas menyeduh semangat lagi. Oke? 

Minggu, 05 November 2023

Jogja Street Sculpture 2023

34 komentar
Dokpri Agustina



HALO Sobat PIKIRAN POSITIF. Kali ini aku hendak bercerita tentang Jogja Street Sculpture Project (JSSP) #5 yang telah membuatku memperoleh hadiah berupa uang. 

Kok bisa? Bisa, dong. Aku 'kan ikut lomba foto & video yang diselenggarakan oleh panitia JSSP #5 dan Alhamdulillah menjadi juara ketiga untuk kategori foto. 

 

Capture Dokumentasi JSSP #5



Lomba foto dan video itu bertema "Merespons Tema JSSP #5. Adapun tema JSSP #5 yang berlangsung sejak 16-28 Oktober 2023 adalah "Ruwat Gatra Rasa: Redefining Form and Space".

Jadi, peserta lomba dituntut sensitif dan kreatif dalam menerjemahkan makna karya-karya yang dipamerkan. Untung saja ada satu karya yang sangat memikatku. Plus paling bisa kupahami maknanya. Karya itu berjudul "Phubbing/Gemawai". Senimannya bernama Hilman Syafriadi.

 

Dokpri Agustina



Phubbing berarti mabuk gawai. Tak bisa lepas dari gawai. Sekalipun sedang berdekatan dengan orang lain, orang yang mabuk gawai cenderung mengabaikannya. Yup, dunia maya dirasakannya lebih memikat.

Ngomong-ngomong demi membuat foto sesuai dengan ideku, yang kuyakini bisa merespons tema "Phubbing/Gemawai" secara tepat, sampai dua kali aku datang ke Malioboro. Apa boleh buat? Aku harus mengambil buku yang sesuai dulu sebagai properti berfoto. Alhasil, beginilah hasilnya.

 

Dokpri Agustina

Dokpri Agustina

Terniat berpose memang. Sudah kuniati menebalkan muka saat bergaya bersama patung-patung. Pokoknya saat itu orang-orang yang lewat dan senyum-senyum memperhatikan, kucueki setengah mati. Hahaha! Untunglah hasilnya lumayan manis. 

O, ya. Di bagian telinga patung-patung berjudul "Phubbing" tertempel benda pipih segiempat warna hitam. Itu menyimbolkan HP (gawai). 

Adapun buku yang kujadikan properti berpose dapat dilihat pada foto berikut. Apakah kalian pernah membacanya?
 

Dokpri Agustina


Pasti kalian bertanya-tanya. Jogja Street Sculpture Project #5 itu apa? Gampangannya, itu merupakan ajang pamer patung-patung di jalanan (ruang publik).

Biasanya 'kan pameran patung diselenggarakan di sebuah gedung atau tempat khusus. Dengan demikian, hanya pengunjung pameran yang berinteraksi dengan patung-patung yang dipamerkan.

Lain halnya dengan Jogja Street Sculpture Project #5. Dalam gelaran tersebut, hasil karya para pematung dipamerkan di kawasan Malioboro. Mulai dari ujung utara hingga ujung selatan. Mulai dari plang nama Jalan Pasar Kembang hingga bulatan-bulatan tempat duduk di perempatan Titik Nol Yogyakarta.

Dokpri Agustina


Total ada 30 patung yang dipajang. Terdiri atas karya dari 22 seniman, 5 kelompok seniman, dan 3 seniman undangan. Seniman undangannya adalah Nasirun, Putu Sutawijaya, dan Ugo Untoro. 
 

Dokpri Agustina

Dokpri Agustina

Jika kamu ingin melihat semuanya, silakan datang langsung ke Malioboro. Secara resmi pameran memang telah ditutup pada tanggal 28 Oktober lalu. Namun, patung-patung masih dipajang sampai tanggal 16 November 2023 nanti.

Baiklah. Sebagai penutup, mari makan nasi kucing di angkringan. Minumnya susu jahe panas. Ditemani Spiderman dan Petruk.
 

Dokpri Agustina

Jumat, 25 Agustus 2023

Cokelat Gemstone dari CLICKompasiana

4 komentar
HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Kali ini kalian kupameri cokelat gemstone, ya? Yang konon dari Turki. Lalu, ada pula teman yang bilang bahwa itu merupakan oleh-oleh haji/umrah (berarti dari Mekkah atau Madinah).

Namun, entahlah. Mau dari mana saja asalnya, itu tak jadi problema. Bagiku, yang penting bentuknya loetjoek dan citarasanya lezat. Seloetjoek apakah? Ini nih, penampakannya.



Memang loetjoek 'kan? Seperti kerikil warna-warni. Itu tuh, yang biasa dijadikan hiasan dalam akuarium.

Terusterang saja sewaktu pertama kali membuka wadahnya, aku lumayan takjub. Wow! Betapa imoet dan loetjoek! Warna-warni membentuk harmoni.

Kemudian saat hendak mencomotnya satu untuk nyicip, sempat tebersit ragu di hati. Keras enggak, ya? Jangan-jangan ini memang kerikil akuarium?  Jenis keraguan yang konyol tepatnya. Lhahwong jelas-jelas makanan, kok.

Tentu saja manakala telah mendarat di mulut, si cokelat gemstone menunjukkan jatidirinya. Alih-alih keras seperti kerikil akuarium. Yang ada justru kelembutan, kerenyahan, dan kemanisan yang pas.

Pendek kalimat, pokoknya enak bangeeet!

O, ya. Sesungguhnya cokelat gemstone ini merupakan hadiah dari lomba menulis. Penyelenggaranya CLICKompasiana, yaitu komunitas kompasianer pengguna/pecinta kereta api.

Tatkala itu lombanya bertema "Stasiun Bersejarah Paling Dekat dengan Rumahmu". Karena berdomisili dekat dengan Stasiun Yogyakarta (Stasiun Tugu), otomatis aku menuliskan sejarah yang berkaitan dengan stasiun tersebut.

Jika ingin membacanya, silakan baca saja di Kompasiana ( "Stasiun Yogyakarta dan Perjalanan Rahasia Presiden Soekarno").

Tentu saja kelezatan cokelat gemstone ini makin istimewa sebab merupakan hadiah menang lomba. Keistimewaannya pun makin terasa mantap karena kuterima pada tanggal 16 Agustus, yaitu bertepatan dengan HUT-ku.

Serasa dikado setoples cokelat istimewa penuh cinta, deh.

Terima kasih, CLICKompasiana. Terima kasih Kompasiana.

MORAL CERITA:
Menulis bisa menyebabkan kita bahagia dan mendapatkan kado istimewa. Haha!



 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template