Tampilkan postingan dengan label edukasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label edukasi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 September 2024

Yuk, ke Posyandu Balita

20 komentar
HALO, Sobat Pikiran Positif? Kamu tahu posyandu? Itu lho, yang singkatan dari 'pos pelayanan terpadu'? Khususnya yang posyandu balita. Yang diperuntukkan bagi anak-anak berusia lima tahun ke bawah.

Rasanya keterlaluan deh, kalau kamu sampai tidak tahu posyandu balita. Terlebih kalau kamu tidak bertempat tinggal di apartemen atau kompleks perumahan mewah. Atau, permukiman lain yang cenderung individualistik lingkungannya.

Mengapa kubilang keterlaluan? Karena di mana-mana di seantero Indonesia, posyandu balita ini eksis. Istilahnya, di mana ada kampung di situlah ada posyandu balita (bawah lima tahun).

Kalau di sebuah kampung sampai tidak ada posyandunya, terutama posyandu balita, perlu dijewer tuh lurahnya. Masih bisa dimaafkan kalau ketiadaan posyandu balita itu disebabkan oleh tidak adanya balita. Namun, apa mungkin?

Rasanya nyaris tak ada kampung yang warganya berusia lima tahun ke atas saja. Kalaupun ada malah mencemaskan. Berarti proses regenerasi terhenti. Kelak di kemudian hari, kampung itu bakalan kehabisan penghuni.

Sekali lagi, memang keterlaluan kalau kamu tak tahu posyandu balita. Makin keterlaluan kalau ternyata kamu lulusan posyandu balita. Kok lupa sama "almamater"sendiri? Hehe ...

Adapun kalau dirimu kini seorang ibu dan anakmu masih usia balita, tapi kamu tak tahu tentang posyandu balita, ckckck ...  Dapat dipastikan bahwa kamu tak pernah membawa buah hatimu ke situ. Pasti itu.

Duh! Jangan dilanjutkan dek, ya. Perilaku cuek pada posyandu balita itu sangat terlarang. Lebih-lebih kalau dirimu tak rutin membawa balitamu ke puskesmas atau rumah sakit buat cek ricek.

Ingatlah bahwa balitamu perlu posyandu. Tiap bulan harus dipantau tinggi dan berat badannya. Demikian pula, pertumbuhan dan perkembangannya.

Pertumbuhan itu meliputi kesehatan fisik. Ada gangguan kesehatan atau tidak? Berat badannya selalu bertambah tiap bulan atau naik-turun? Atau, malah selalu turun? Lingkar lengan dan lingkar kepalanya bagaimana?

Sementara perkembangan meliputi kemampuan si balita dalam melakukan respons dan stimulasi yang diberikan. Kepandaian dan keterampilannya selalu meningkat atau tidak?

Pokoknya hal-hal yang sejenis itulah yang akan dipantau posyandu balita. Yang tujuannya menyiapkan generasi emas Indonesia. Yang sehat lahir dan batin, no stunting.

Percayalah. Banyak untungnya bila mengajak balitamu rutin ke posyandu balita. Selain dipantau kesehatan dan kecerdasaannya, diberi vitamin gratis juga lho. Diberi obat cacing juga. Ada makanan tambahan untuk peningkatan gizi juga. Pokoknya diurusi betul, deh.

Nah. Bagaimana, nih? Masih ragu untuk ke posyandu balita? Jangan, dong.

Judul dan isi artikel ini secara spesifik menyebut posyandu balita. Tak hanya posyandu. Mengapa? Karena untuk memperjelas, agar tak menimbulkan kerancuan/pertanyaan.

Sekarang ini 'kan selain ada posyandu balita, ada pula posyandu remaja dan posyandu lansia. Ketiganya sama-sama posyandu, pos pelayanan terpadu, tetapi beda sasaran yang dilayani. Dengan demikian, beda pula tujuannya.

Semoga kamu dan kamu menjadi paham tentang dunia perposyanduan setelah baca artikel ini. Semoga.


Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI.
 

Minggu, 28 Juli 2024

Ingat Orang Tua

36 komentar

Hai, Sobat PIKIRAN POSITIF. Aku mau cek ricek usia kalian hahaha ... Termasuk generasi apakah kalian? Remaja zadoel atau remaja zaman now? Cek riceknya melalui ... orang tua (silakan cermati foto di bawah itu).

Tak usah rumit-rumitlah cara cek riceknya. Kupikir simpel saja, deh. Silakan berkomentar terhadap foto yang kutayangkan di tulisan ini. Apa yang kalian pikirkan demi melihat foto tersebut? Haha!

Aku yakin. Kesan tiap orang terhadap foto di bawah ini tentu berlainan. Pun, tiap generasi akan punya ingatan berbeda terhadap orang tua yang satu ini. 🎃🎃

Oke, oke. Jangan lupa, kata kuncinya orang tua, ya. Yuk, yuk. Segera tuliskan kesan kalian di kolom komentar.

Hmm. BTW orang tua mestinya didekati ya, bukan dijauhi, tapi 'kan .... 🤣🤣

Minggu, 14 Juli 2024

Pelatihan Fotografi Kuliner

28 komentar



Ada yang tak tepat dengan foto di atas. Apakah kalian tahu itu? Jika tidak, temukan jawabannya di bagian akhir artikel ini. 😎

Halo, Sobat PIKIRAN POSITIF? Apakah kamu tergiur oleh foto makanan di atas? Kalau iya, berarti kita sama. Aku juga tergiur pas memotretnya. Bahkan, tergiurnya sampai sekarang. 

Maklumlah, ya. Tatkala tempo hari memotretnya aku memang sekadar memotret. Tidak kemudian mencicipinya. Hmm. Bahkan, aku tidak tahu pasti itu sesungguhnya apa. Hahaha!

Desas-desus yang kudengar di antara sesama peserta pelatihan, itu dari daging ayam. Nah, karena di mangkuk sebelahnya ada kuah kekgitu, plus ada buncis rebus dan wortel rebus serta kentang goreng, kuyakini saja sebagai steak ayam.

Kalau yang di piring satunya, yang bulat- ulat disunduki kayak sate itu, aku pun tak tahu namanya. Entahlah. Itu bakso ikan goreng atau cilor atau apalah-apalah. Karena tak nyicip sama sekali, sudah pasti kutak tahu sedikit pun. Plus kok ya lupa nanya gitu, lhooo.

Mungkin kamu heran. Aku nemu makanan-makanan itu di mana? Kok bisa-bisanya enggak gatal buat nyicip? Kok bisa tabah cuma memotretnya? Hehe ...

Ceritanya begini. Tanggal 13 Juli 2024 lalu aku ikut Pelatihan Fotografi Kuliner yang diadakan oleh PRA Kauman Ngupasan Yogyakarta. Bertempat di Gedung Aisyiyah (Gedung TK ABA) Kauman Ngupasan Yogyakarta.


Tahu sendiri 'kan, yang namanya fotografi kuliner tentu tak jauh-jauh dari makanan. Terlebih pesertanya ibu-ibu pemilik UMKM makanan dari Kampung Kauman Ngupasan Yogyakarta. Sudahlah pokoknya. Rupa-rupa makanan yang mereka bawa untuk difoto, valid enaknya. 

Yang fotonya kutampilkan di sini baru sebagian kecil, ya. Dengan kata lain, masih banyak produk kudapan enak yang belum kupamerkan. Antara lain masih ada martabak telur, martabak sayur, martabak pisang, apem, pukis, dan bakpia kumbu. 

Mungkin yang kamu kepo, produk kulinerku yang mana? Hmmm. Tentu saja tidak ada. Aku 'kan peserta spesial. Pas mendaftar bilang, "Saya mau ikut pelatihan ini, tapi saya bukan produsen makanan apa pun. Saya blogger yang kadang-kadang mesti mengulas makanan." 

Begituuu. 

Apakah seketika langsung diterima pendaftaranku? O, tentu tidak. Aku dijadikan WL dulu. Kalau kuota peserta kurang, baru diriku boleh ikut. Alhasil dari kuota 15 peserta, cuma ada 13 pendaftar. Alhamdulillah.

Yoiii. Begitulah caraku menjadi peserta Kelas Fotografi Kuliner tempo hari.

Oiya, balik ke atas. Apa sesungguhnya yang tak tepat pada foto paling atas? Begini. Jawaban ada pada warna biru di mangkok kuah steak. Kata Pak Thomas Dian, mentor kami tempo hari, warna biru kalau dipakai untuk pemotretan makanan mengesankan adanya kandungan racun. Lhadalah. Baru tahu akuutuuuh. Untung bisa ikutan pelatihan sehingga tahu soal ini. 😀😀

 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template