Tampilkan postingan dengan label blog contest. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label blog contest. Tampilkan semua postingan

Rabu, 09 Oktober 2024

Ultah yang Terselamatkan BRI

28 komentar
Enggak di X, enggak di Instagram. Tiap ada warganet yang memaki-maki BRI, aku hanya bisa termangu. Seburuk itukah BRI? Kalau tidak buruk, mengapa begitu ada satu nasabah BRI yang komplain, segera saja bermunculan respons warganet lain dengan cerita buruk masing-masing bersama BRI? Sementara satu-satunya rekening bank yang kupunya adalah Simpedes by BRI.



HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF. Apa kabar Oktober kalian? Sudah dipenuhi oleh hujankah? Kalau Oktoberku sih, sudah dipenuhi cerita. Mulai dari cerita konyol hingga cerita hepi. Bahkan, ada pula cerita ultah yang melibatkan BRI. 

Sampai di sini kalian pasti langsung paham, mengapa judul tulisan ini "Ultah yang Terselamatkan BRI". Iya, benar. Salah satu ceritaku di Oktober, sejak tanggal 1 hingga saat kuunggah tulisan ini pada tanggal 9, memang berkaitan dengan ultah dan BRI.

Ultah siapakah? Ultah anak semata wayangku, dong.  Pada tanggal 3 Oktober lalu. Lalu, apa hubungannya dengan BRI? Baiklah. Mari langsung simak ceritaku berikut ini. Nanti kalian bakalan tahu hubungannya.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, tiap ultah anakku minta dibelikan kue tart. Ukuran yang paling kecil pun tak jadi soal. Yang penting tersedia ketika hari H ultahnya. Lagi pula, buat apa besar-besar? Tujuan pembelian kue tart itu 'kan untuk dinikmati sendiri. Bukan untuk dibagi-bagi ke tetangga atau ke teman-temannya.  dalam pesta.

Jangankan dibagi-bagi dengan orang lain. Dibagi denganku saja tidak. Menurut anakku, tugasku hanya membelikan. Bukan untuk menemaninya menghabiskan kue tart. Ckckck! Pintar dia. Alhamdulillah. Enggak sia-sia 1.000 hari kehidupan pertamanya dulu aku jungkir balik mencukupi nutrisinya. Hehe ...

Baik. Mari balik ke kue tart. Anakku memang suka sekali kue tart sejak TK. Akan tetapi, aku tidak pernah membelikannya di luar momentum ulang tahun. Mungkin itulah penyebab kesukaannya terhadap kue tart abadi hingga kini. Entahlah kapan berhentinya.

Oleh karena itu, tanggal 3 Oktober selalu spesial. Menjadi momentum istimewa bagiku untuk keluar duit demi membeli kue tart. Namun, tahun ini ritual tersebut nyaris gagal sebab kecerobohanku. Tempo hari hingga H-1 ultah anak, aku belum order kue tart. Kelupaan. Untunglah jelang tidur mendadak ingat.

Seketika aku batal tarik selimut. Segera bangkit dari tempat tidur dan mencatat di selembar kertas, "Jangan lupa order kue tart sepagi mungkin". Tak lupa aku juga memasang alarm untuk pukul 08.00 WIB. Tujuannya sebagai pengingat jam buka toko kue tart.

Keesokan harinya, sembari menunggu toko kue tart buka, aku klak-klik aplikasi lapak makanan daring. Hendak order nasi kuning. Sebagai antisipasi kalau kue tart tidak bisa dipesan secara dadakan.

Hasilnya? Luar biasa. Kutemukan nasi kuning yang dikemas lucu sehingga cocok dipakai untuk perayaan ulang tahun. Oke gas saja. Langsung order tanpa babibu. Untung isi e-wallet-ku di aplikasi itu masih cukup untuk membayar nasi kuning.

Syukur sekali saat toko kue tart buka, pesan WA-ku cepat dibalas adminnya. Jawabannya pun bikin lega. Kue tart bisa siap hari itu juga, tetapi jadinya sekitar Magrib. Hiasannya pun tidak bisa yang detil.

Pucuk dicinta ulam tiba. Yang penting kue tart bisa diambil pas hari H ultah si bocah. Soal hiasan kue it's okay. Enggak perlu dihias-hias. Yang penting kue tart tersebut bisa diselimuti krim sesuai warna pilihanku. Selain tentu ada tulisan nama, slogan, dan tanggal ultah.


Admin toko kue tart bilang kalau orderanku akan segera diproses kalau aku sudah membayar. Jika cepat membayar, berarti cepat jadinya. Wah! Di titik inilah aku merasa amat bersyukur karena beberapa waktu sebelumnya sudah punya BRImo. Jadinya bisa membayar kue tart dengan cara transfer. Plus sekalian bisa mengisi e-wallet-ku yang menipis tadi.

Bayangkan kalau tak punya BRImo. Aku harus cepat-cepat ke toko kue tart, malamnya pun mesti balik ke situ lagi untuk mengambil orderan. Rempong sekali. Untungnya, untungnya. Syukurlah telah punya BRImo pada saat yang tepat. Ultah anakku pun terselamatkan.

Itulah pengalamanku dalam melakukan dan menikmati Transaksi & Digitalisasi BRI tempo hari. Semudah itu rupanya. Aku telah salah sangka. Belum mencoba, tetapi sudah buru-buru menyimpulkan kalau digitalisasi itu rumit bin sulit.

Ngomong-ngomong setelah berulang kali kuteliti dan kuingat-ingat secermat mungkin, aku berani menyatakan bahwa aku tidak punya pengalaman buruk dengan BRI. Iya, lho. Yakin banget begitu. Jangan-jangan karena isi rekeningku sedikit? Atau, karena jenis tabunganku Simpedes? Atau, sebab aku termasuk ke dalam golongan orang-orang sabar?

Orang-orang sabar yang kumaksudkan itu adalah para nasabah yang setia menanti antrean panjang sewaktu di kantor BRI. Kalau antrean untuk ke Teller dan Customer Service mengular, ya sudah. Tinggal ditunggu dengan ikhlas sampai tiba giliran dipanggil ke Teller atau Customer Service.

Nah! Karena ikhlas itulah, sepanjang menunggu antrean aku merasa baik-baik saja. Buat apa jengkel kalau faktanya aku tidak sedang buru-buru? Lagi pula, bukankah ada pilihan untuk melakukan transaksi daring (online)? Jika memang tak punya  banyak waktu untuk pergi ke kantor BRI, mengapa tidak pakai BRImo?



Khawatir dengan keamanan data kita? Tenanglah. BRI sudah memberikan jaminan keamanannya, kok. Takut salah sebab tak terbiasa melakukan transaksi daring? Tenanglah. Transaksi & Digitalisasi BRI tidak serumit yang kita bayangkan, kok. Buktinya aku yang agak gaptek bisa melakukannya dengan baik. Iya 'kan?


*Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI


Minggu, 19 November 2023

BRI untuk Indonesia

38 komentar
128 Tahun yang Adaptif dan Luar Biasa

 
HALO Sobat Pikiran Positif? Aku mau cerita tentang BRI (Bank Rakyat Indonesia), nih. Yang rupanya pada 2023 ini telah mencapai usia 128 tahun. Wow, itu satu abad lebih!
 

Dokumentasi BRI


Sungguh sebuah pencapaian yang patut diapresiasi. Ternyata sudah selama itu BRI melayani rakyat Indonesia. Terlepas dari segala kelebihan dan kekurangannya, berarti BRI terbukti tangguh. Mampu bertahan eksis dari generasi ke generasi.

Sejarah Singkat BRI

Cikal bakal BRI berdiri tanggal 16 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah. Tentu belum menyandang nama BRI. Masih memakai nama dalam bahasa Belanda, yaitu De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden. Yang di kemudian hari dikenal juga dengan nama Bank Priayi. Pendirinya Raden Bei Aria Wirjaatmadja.

Bank Priayi itu berdinamika sesuai dengan kebutuhan dan kondisi zaman. Mengalami reorganisasi, bahkan perubahan nama. Hingga akhirnya tibalah babak baru, yang dimulai sejak Indonesia merdeka tahun 1945.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1946 Pasal 1, BRI dinyatakan sebagai bank pemerintah pertama di Republik Indonesia. Namun, operasionalnya terhenti pada tahun 1948 karena pecah perang untuk mempertahankan kemerdekaan RI. Setelah Perjanjian Renville operasionalnya kembali berjalan, tetapi dengan nama baru, yaitu BRIS (Bank Rakyat Indonesia Serikat).

Setelah kembali menjadi BRI, pada tahun 1960 malah berganti nama lagi menjadi BKTN (Bank Koperasi Tani dan Nelayan). BKTN itu peleburan dari BRI, BTN (Bank Tani dan Nelayan), dan NHM (Nederlandsche Handels Maatschapij).

Pada tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam BI (Bank Indonesia) menjadi BIUKTN (Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani, dan Nelayan). Tak terlalu lama kemudian, pada 18 Desember 1968 berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 1968, BRI kembali dinyatakan sebagai bank umum.

Kemudian pada tanggal 1 Agustus 1992, berdasarkan UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 21 Tahun 1992, status BRI berubah menjadi Perseroan Terbatas. Kepemilikannya 100 % di tangan pemerintah RI.

Namun, pada tanggal 10 November 2003 ada keputusan untuk menjual 30% saham BRI. Jadi, BRI menjadi perusahaan publik dengan nama resmi P. T. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., Perseroan Terbuka, sampai sekarang.

Begitulah faktanya. BRI sudah lama sekali membersamai kita. Merupakan salah satu bank tertua di Indonesia, yang masih beroperasi hingga sekarang. Sejak zaman BRI tempo doeloe hingga era digitalisasi BRI saat ini.

Tumbuh Kuat dan Hebat karena Adaptif

Orang Indonesia tentu tak asing dengan BRI. Walaupun bukan nasabah, pastilah tahu keberadaannya. Sejauh masih berdomisili di wilayah NKRI, sungguh keterlaluan kalau sampai tidak tahu BRI sama sekali.

BRI untuk Indonesia (baca: seluruh rakyat Indonesia), lho. Kantor cabangnya ada di mana-mana. Informasi yang kuperoleh, hingga akhir tahun 2022 BRI punya 449 unit kantor cabang di Indonesia. Belum lagi outletnya yang berjumlah ribuan. Plus sejumlah kantor perwakilan di luar negeri. Antara lain di Hongkong, Singapura, Taiwan, dan Amerika Serikat.

Dokumentasi BRI


Kantor cabang BRI tak cuma ada di perkotaan, tetapi merambah sampai ke pelosok-pelosok Indonesia raya. Itulah sebabnya sejak masih SD, aku sudah tahu BRI. Sementara domisiliku tatkala itu di sebuah desa sepi meskipun berstatus sebagai ibukota kecamatan. Masih tahun 90-an pula.

Ketika itu di kampung kami, kalau ada orang yang berkata mau pergi ke bank, serta-merta yang melintas di benak hanyalah BRI. Dia pasti hendak ke kantor BRI. Entah untuk utang-piutang, entah untuk urusan tabungan.

Ada satu rumusan unik yang kuingat. Pada zaman itu kalau ada yang pergi ke BRI, dia dianggap kaya dan keren. Mana ada orang miskin bisa menabung di bank? Mana ada orang miskin berani berutang pada bank yang mensyaratkan adanya jaminan? Hanya orang kaya yang punya aset berharga, yang bisa dijadikan jaminan berutang pada bank.

Alhasil kepalaku membesar, ketika suatu hari almarhum bapak mengajakku ke BRI. Tujuannya membuka rekening tabungan buatku. Tabungan khusus pelajar, tetapi aku lupa namanya.

Jika mengaitkan rumusan unik tersebut dengan situasi sekarang, aku jadi geli. Mengapa? Karena sekarang aku lumayan sering ke kantor BRI. Hanya saja kenyataannya, aku belum bisa disebut keren dan kaya. Hehehe ...

Lagi pula, ternyata bukan cuma orang kaya raya yang bisa meminjam modal usaha dari BRI. Siapa saja termasuk orang-orang dari golongan menengah ke bawah, asalkan sanggup mematuhi syarat dan ketentuan yang diberlakukan, bisa mendapatkan pinjaman modal usaha.

Kiranya hal tersebut sesuai dengan semangat reorganisasi yang dilakukan BRI pada tahun 1992. Tatkala itu dilakukan pemisahan bank umum dari sektor keuangan. Tujuannya memperkuat industri perbankan dan berfokus pada pemberdayaan perekonomian masyarakat.

Komitmen BRI untuk peningkatan perekonomian masyarakat konsisten dijalankan. Tak mengherankan kalau BRI kemudian ditahbiskan menjadi Pahlawan UMKM. Kenyataannya memang demikian. Banyak pelaku UMKM yang tertolong oleh kucuran dana usaha dari BRI.

Zaman berubah. Sudut pandangku terhadap BRI juga berubah. Seiring dengan inovasi-inovasi dan adaptasi yang dilakukannya. Kiranya inilah kunci yang membuat BRI bisa bertahan.

BRI memang adaptif dengan dinamika zaman. Keanekaragaman layanan perbankan yang ditawarkannya, yang mampu melayani kebutuhan lintas generasi, merupakan buktinya.

Ngomong-ngomong kalau kalian bertanya mengenai hubunganku dengan BRI, tentu bakalan kujawab "sangat baik". Apa alasannya? Karena sejak tahun 2010 aku menjadi nasabah setianya melalui jalur Simpedes (Simpanan Pedesaan). Ini nih, buktinya. 
 

Dokpri Agustina


Lalu, mengapa kupilih Simpedes? Sementara diriku merupakan warga kota? Penyebabnya simpel saja. Saat itu uang yang kubawa ke kantor cabang terdekat, hanya cukup untuk membuka rekening Simpedes. 

Jangan buru-buru berkomentar, "Kenapa tidak buka rekening secara online?" Hmm. Bukankah 13 tahun lalu digitalisasi BRI belum sekeren sekarang? Aku pun belum kenal internet.

Jadi, bersyukurlah kalian wahai generasi milenial dan genZy. Kini digitalisasi BRI telah massif untuk seluruh programnya. Bahkan, BRI berbaik hati mengklasifikasikan cara kalian mengatur keuangan.

Silakan cermati gambar di bawah ini. Lalu, jadikan pertimbangan untuk merencanakan pengaturan keuangan kalian.
 

Dokumentasi BRI


Sekali lagi, terlepas dari segala kelebihan dan kekurangannya, sejauh ini aku masih percaya bahwa memang BRI untuk Indonesia (seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali). Iya, BRI masih sangat layak kita jadikan solusi perbankan andalan.

Bagaimana bisa ragu, jika kinerja keuangannya senantiasa kuat? Pada kuartal III tahun 2023 saja, BRI berhasil mencetak laba sebanyak 44,21 triliun rupiah.

Penutup

Demikian ceritaku tentang BRI (Bank Rakyat Indonesia), yang tak pernah berhenti untuk berinovasi demi kepuasan seluruh nasabahnya. Yang kukenal sejak aku masih anak-anak hingga sekarang, saat aku sudah punya anak.

Memang cepat sekali waktu berlalu. Menyebabkan banyak hal berubah. Kiranya dalam hal ini hanya satu yang tak berubah, yaitu tetap setianya BRI untuk Indonesia.

Selamat menapaki tahun yang ke-128, BRI!
Semoga tetap kuat dan hebat sehingga bisa melayani masyarakat dengan optimal.



REFERENSI

bri.co.id
kompas.com
Pengalaman pribadi




Kamis, 20 Oktober 2022

Beri Aku Cerita yang Tak Biasa

0 komentar
HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Ngomong-ngomong, pernah tahu buku Beri Aku Cerita yang Tak Biasa atau tidak? Yang kumpulan cerpen budaya filmis dari Elang Biru Ibu-Ibu Doyan Nulis itu, lho.

Bukunya didominasi warna biru muda. Di sampul depan ada gambar seorang perempuan berkebaya dan berkonde.  Kondenya dihiasi bunga merah berukuran besar. 

Iya, benar sekali. Yang peluncurannya secara resmi pada tanggal 21 Agustus 2022 di Auditorium Perpustakaan Nasional RI, bersama Elang Nuswantara.

Nah. Masih dalam rangkaian peluncuran Beri Aku Cerita yang Tak Biasa itu, pada tanggal 7 Oktober 2022 lalu Elang Biru - IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) menyelenggarakan webinar dengan topik "Menerbangkan Adikarya Nuswantara dalam Bingkai Cerita yang Tak Biasa".
 

Dokumentasi IIDN

 
Taburan Ilmu dan Hadiah 

Acara tersebut berlangsung secara daring melalui Zoom, dimulai pukul  19.00-21.00 WIB. Free alias gratis, tetapi bertabur ilmu dan hadiah. 

Seluruh peserta yang hadir, yang mengisi tautan presensi, diberi sertifikat. Kepada mereka diberikan pula potongan harga sebesar 10% untuk pembelian Beri Aku Cerita yang Tak Biasa hingga 15 Oktober 2022. Asyik 'kan?

Namun, rupanya ada yang lebih asyik. Tiap peserta berkesempatan mengikuti Instagram Challenge dan Kompetisi Liputan atas Webinar Elang Biru tersebut.
 

Dokumentasi IIDN

 
Hmm. Lihatlah. Hadiah untuk Kompetisi Liputan lumayan menggiurkan. Sejauh pengamatanku, IIDN memang selalu "serius" dalam memberikan apresiasi untuk kerja-kerja penulisan. 

Siapa saja ya nanti yang bakalan jadi pemenang? Hmm. Mari tunggulah dengan sabar dan tawakal. 

O, ya. Ada pula hadiah untuk penanya pertama yang berani open mic. Plus hadiah untuk tiga peserta yang dapat menjawab pertanyaan panitia penyelenggara. 

Nah 'kan? Sungguh-sungguh bertabur hadiah.

Tiga Srikandi Literasi

Webinar Elang Biru dari Ibu-Ibu Doyan Nulis ini dipandu oleh Mbak Novarty, seorang narablog yang kerap memenangkan lomba kepenulisan. 

Secara resmi acara dimulai dengan kumandang lagu kebangsaan "Indonesia Raya". Setelahnya langsung ke inti acara.

Sebagaimana yang tercantum pada poster di atas, yang menjadi narasumber Mbak Widyanti Yuliandari dan Mbak Kirana Kejora. Namun selain keduanya, ternyata masih ada satu narasumber lagi. 

Siapakah dia? Tak lain dan tak bukan, dialah Mbak Rahmi C. Mangi, seorang dokter gigi dari Makassar, salah satu cerpenis dalam antologi Beri Aku Cerita yang Tak Biasa.

Tiga perempuan hebat tersebut sukses menginspirasi semua peserta. Mereka pun luwes berbagi ilmu dan motivasi kepada hadirin. 

Mbak Widyanti Yuliandari, yang biasa disapa Mbak Wid, mendapat kesempatan pertama untuk berbagi. Beliau adalah  seorang ASN sekaligus narablog (blogger), penulis, mentor menulis, dan Ketua Umum IIDN. 

Malam itu beliau menyampaikan bahasan tentang Fiksi vs Nonfiksi. Yang kalau diringkas, beliau menyarankan agar hadirin tidak terlalu ketat melabeli diri sebagai penulis fiksi saja atau penulis nonfiksi saja. 

Dalam arti, kalau ada kesempatan untuk menulis di luar genre yang biasa kita pilih, why not? Mengapa tidak dicoba dulu saja? Bukankah itu sebentuk wahana untuk belajar menulis juga? Bisa jadi memang terasa berat, tetapi BISA.

Beliau bahkan telah membuktikannya langsung dalam proses kelahiran Beri Aku Cinta yang Tak Biasa. Luar biasa. 

Tak kusangka kalau Mbak Wid juga melalui jalan yang tak mulus untuk menyelesaikan cerpennya yang berjudul "Dari Taneyan Lanjang Menuju Wageningen". Kukira cuma aku yang kagok menulis fiksi karena terbiasa menulis nonfiksi.

O, ya. Sungguh menarik apa yang disampaikan Mbak Wid terkait antologi Elang Biru. Begini, "Beri Aku Cerita yang Tak Biasa adalah cara kami mensyukuri, menjaga, dan merayakan warisan budaya luhur Nusantara." 

Mendengar pernyataan tersebut, kuteringat cerpenku yang terdapat dalam antologi itu. Kemudian rasa tidak percaya diriku muncul ketika Mbak Wid bilang, "Teman-teman Elang Biru yang senantiasa saya cintai dan banggakan ..."

Apakah ... apakah aku layak dibanggakan? Tentu aku senang kalau memang layak. Entahlah. Namun yang pasti, aku sungguh bangga menjadi bagian dari Elang Biru.
 

Capture Youtube IIDN

Pada kesempatan selanjutnya, Mbak Kirana Kejora yang berbagi inspirasi dan motivasi. Writerpreneur dan Pendiri Elang Nuswantara yang akrab dipanggil Buk'e itu seperti biasa, tampil dengan semangat membara. Tiap kalimatnya menyebarkan energi positif ke mana-mana.

Kali ini yang kugarisbawahi, "Fiksi itu harus based on data. Pedenya kita based on data. Kita penulis yang periset. Pengkhayal yang punya data." 

Kemudian terkait kolaborasi dengan IIDN, Buk'e menyatakan, "Perempuan adalah amunisi terbesar bangsa ini untuk nguri-uri budaya. Ibu yang akan mendidik putra-putrinya. Entah itu biologis atau tidak, yang namanya ibu, emak, induk, akan merawat anaknya menjadi yang terbaik."

Wow! Tertohok sekali aku. Aku ini bagaimana sih, ya? Jadi penulis belum baik, jadi emak kok ya belum baik. Ckckck!

Baik, Mbak Wid, Buk'e, aku siap paksa diri untuk kembali banyak belajar, deh.
 

Capture Zoom
Capture Zoom


Setelah Buk'e Kirana Kejora, tampil Mbak Rahmi Aziz yang bernama pena Rahmi C. Mangi. Dalam antologi Elang Biru ini sumbangan cerpennya terkait budaya Bugis. Judulnya "Mappasikarawa Ati".

Dokter gigi yang satu ini memang memukau semangat berliterasinya. Menariknya, beliau juga menjadi kontributor yang paling banyak menjual buku. 

Saat ditanya strateginya, ternyata simpel saja, yaitu menjaga silaturahmi dengan teman-teman. Tidak menyapa hanya ketika hendak menjual buku.

Baiklah. Demikian ceritaku tentang webinar Elang Biru tempo hari. Amat menyenangkan dan memotivasi. Inspiratif.
 

Beri Aku Cerita yang Tak Biasa (Dokpri Agustina)

Pada akhirnya aku pun merasa wajib mengingat-ingat perkataan Buk'e berikut ini, "Saya punya misi Nusantara Bangkit lewat literasi."

Nah! 






Rabu, 22 Juni 2022

Berdaya Berkarya Bersama IIDN

5 komentar
APA kabar Sobat PIKIRAN POSITIF? Sedang sehat dan masih setia berpikiran positif 'kan? Syukurlah. Berarti siap menyimak kisah perjalanan saya untuk menjadi perempuan berdaya bersama IIDN, dong.
 
IIDN lho, ya. Dobel "I". Jangan sampai kurang satu. Jika kurang, pasti bakalan keliru dengan tetangga sebelah. Diingatnya mudah, kok. IIDN = Ibu Ibu Doyan Nulis. Yang berarti sekumpulan ibu. Bukan cuma satu ibu. 
 
Adapun ibu di sini mengacu pada makna yang lebih luas, yaitu perempuan. Perlu diketahui, IIDN adalah sebuah komunitas penulis. Sesuai dengan namanya, anggota IIDN memang terbatas kaum perempuan. 
 
Akan tetapi, status para anggotanya tak harus sudah menjadi ibu. Yang penting perempuan. Entah sudah menjadi ibu atau belum. Entah sudah berkeluarga atau belum. 
 
Dengan demikian, IIDN juga berstatus sebagai komunitas perempuan. Tepatnya komunitas perempuan yang anggota-anggotanya aktif menulis dan punya cita-cita menjadi penulis. 
 
Nah! Karena spesifikasinya di dunia kepenulisan itulah, saya yang dalam keseharian tak jauh-jauh dari dunia tersebut, akhirnya mantap memilih IIDN sebagai wahana berkomunitas. Sebelumnya saya tak pernah ikut komunitas apa pun. 
 
Praktis, IIDN menjadi komunitas pertama yang saya ikuti. Itu pun secara daring. Iya. Saya menemukan IIDN (pusat/nasional) di Facebook. Lalu, entah bagaimana kronologinya, saya bisa menemukan teman-teman dari IIDN Yogyakarta.  
 
Pastilah saya senang. Kalau sekota bisa lebih mudah untuk mengadakan pertemuan luring 'kan? Perkenalan sesama anggota pun bisa lebih intim dan nyata. 
 
Singkat cerita, pertemuan luring IIDN Yogyakarta betul-betul dapat saya hadiri. Tempatnya di sebuah desa di Sleman. Di rumah Mbak Astuti Rahayu, sang ketua IIDN Yogyakarta saat itu. 
 
Sungguh keajaiban saya bisa sampai ke situ. Sebagai pengguna transportasi umum, lokasi tersebut lumayan bertele-tele bin sulit untuk dijangkau. Kita tahu sama tahulah. Sistem transportasi publik di negeri ini seperti apa. Hehehe .... 
 
Entah siapa yang dahulu memberikan tumpangan kendaraan, saat pertama kali saya menghadiri pertemuan luring? Yang jelas ia sungguh berjasa telah menjadi pembuka jalan bagi saya, untuk aktif di IIDN hingga sekarang. 
 
Duh! Kok saya bisa betul-betul lupa, ya? Astagfirullah. Maaf bangeeet ya, Kawan.  
 
Namun, kiranya dapat dimaklumi kalau saya sampai lupa. Ceritanya, saya 'kan orang baru. Belum kenal, apalagi hafal, dengan para anggota lama. Pokoknya waktu itu fokus saya lebih ke "yang penting bisa sampai lokasi". Bukan "maunya ke lokasi barengan X atau Y". 
 
Jadi, begitu ada yang menawari tumpangan hingga ke lokasi, saya langsung tancap gas. Demikian kisah awal saya mengenal IIDN dan IIDN Yogyakarta. 
 
Selanjutnya bagaimana?
 
Alhamdulillah pertemuan luring pertama dilanjut pertemuan luring kedua yang istimewa. Betapa tidak istimewa kalau Teh Indari Mastuti, sang ketua umum IIDN pusat/nasional waktu itu, berkenan hadir di antara kami? 
 
Jauh-jauh dari Bandung ke pedalaman Sleman, lho. Sudah pasti sangat meriah suasana pertemuan tersebut. Para anggota IIDN dari seantero Yogyakarta dan sekitarnya hadir. Yaiyalah. Semua tak ingin melewatkan kesempatan untuk bertatap muka langsung dengan Teh Indari.  
 
Vibrasi beliau amat positif. Bisa membangkitkan semangat hadirin. Tak terbatas pada semangat menulis. tetapi juga semangat untuk melakukan apa saja yang bermanfaat dalam hidup.  
 
Itu yang saya rasakan! 
 
Itu pula yang sesungguhnya amat saya butuhkan tatkala itu.  
 
Iya. Sejujurnya saya bergabung dengan IIDN, baik yang nasional/pusat maupun yang regional Yogyakarta, memang demi mencari lingkungan yang kondusif. Dalam arti, yang bisa menjadi penyemangat untuk menulis. 
 
Bagi saya, semangat menulis yang senantiasa menyala-nyala hukumnya wajib ada. Mengapa? Sebab saya menulis dengan tujuan manusiawi* cari duit. Tak sekadar menyalurkan hobi atau demi eksistensi. 
 
Kalau sampai tak bersemangat untuk menulis, berarti tak bersemangat cari duit. 'Kan gawat? Mau minta uang kepada siapa? Sementara selalu menulis saja belum tentu tulisan saya berhasil jadi duit. 
 
Apesnya, tatanan hidup saya justru awut-awutan. Ruwetnya melebihi benang kusut. Penyebabnya faktor XYZ yang bersifat eksternal. Bukan berasal dari diri sendiri. Jadi, susah nian untuk sedikit dikendalikan. 
 
Tentu sangat mengganggu produktivitas menulis. Itulah sebabnya saya berusaha mencari lingkungan yang kondusif demi kelangsungan aktivitas kepenulisan. 
 
Syukurlah bermula dari suntikan motivasi dari Teh Indari tersebut, hingga usia IIDN mencapai 12 tahun sekarang ini, saya masih menjadikan IIDN sumber motivasi dalam menulis. 
 
 
Tart 12 Tahun dari IIDN Yogyakarta untuk IIDN/Dokpri

 
 
Iya. Sejujurnya begitu. Walaupun de facto saya tak begitu aktif sebagai anggota IIDN, diam-diam saya berusaha terus mengikuti perkembangannya. 

Demi apa? 
 
Tentu demi menjaga nyala semangat menulis. Agar saya bisa konsisten berkarya, semaksimal potensi yang saya punya. 
 
Meskipun faktanya ....  
 
Acap kali saya malah menjadi turun rasa percaya diri gara-gara menyaksikan perkembangan pesat teman-teman dalam bidang tulis-menulis. 
 
Aduh! Saya memang labil. Sudahlah labil, kurang percaya diri pula. Plus tak punya dukungan moril dari keluarga. Runyam.  
 
Makna Berdaya Berkarya Bersama IIDN Bagi Saya
 
Bila anggota lain memaknai berdaya dan berkarya bersama IIDN secara riil, betul-betul berkarya dan mengembangkan karier kepenulisan dengan IIDN, kiranya pemaknaan saya berbeda. Yup! Makna berdaya dan berkarya bersama IIDN, bagi saya lebih cenderung kepada spiritnya. Semangat yang menyengat saya untuk senantiasa berkarya!
 
O, ya. Terusterang saya menyadari bahwa status keanggotaan saya di IIDN tidak terlalu tampak. Bukan sebab sengaja menyembunyikannya, melainkan karena kurang aktif dalam kegiatan-kegiatannya. Kurang aktifnya pun bukan sebab malas, melainkan karena merasa kurang mumpuni. Saya tahu dirilah.
 
Namun, syukurlah. Beberapa tahun lalu saya yang remahan rengginang ini diajak IIDN Yogyakarta untuk terlibat dalam projek penerbitan buku Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler.
 
Alhamdulillah.
 
 
Dokpri

Dokpri

 
 
Demikian kisah perjalanan saya menjadi perempuan berdaya bersama IIDN. Semoga berfaedah dan bisa menginspirasi. 
 
Terima kasih, IIDN.
 
Selamat menapaki usia yang ke-12! 
 
 
---
*Cari duit adalah tujuan manusiawi saya. Sementara di atasnya ada tujuan surgawi yang pastilah juga ingin saya gapai, yaitu menulis dengan niatan lillahi ta'ala dalam rangka beribadah dan memohon berkah kepada Allah SWT. 
 
 


Kamis, 03 Maret 2022

Duo Serum Pencerah Wajah dari Pond's

1 komentar

HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF di mana pun berada. Hmm. Sapaannya seperti penyiar radio saja, ya? Muehehehe .... Baiklah. Semoga engkau sekalian dalam kondisi hepi. Sama hepi denganku yang baru saja berkenalan dengan duo serum pencerah wajah. Duo itu adalah Pond's Bright Beauty Triple Glow Serum dan Pond's Bright Beauty Triple Glow Serum Mask.

Perkenalan pada Waktu yang Tepat

Yoiii. Aku beneran hepi gara-gara Triple Glow Serum dan Triple Glow Serum Mask keluaran Pond's itu. Mungkin karena perkenalannya terjadi pada momentum yang tepat.

Pas usai sakit (yang berarti telah sekian hari abai dalam merawat wajah), pas ubarampe perawatan wajah habis (sehingga mesti beli), eeeh pas pula ketemu si produk kemasan imut tersebut.

Tentu imutnya sebab berbentuk sachet dengan ukuran 7,5 gram saja. Plus warna kemasan yang unyu-unyu pink gitu. Mana dikompleti pula dengan foto Wendy Red Velvet nan glowing. Sungguh fix imutnya 'kan?

 

Triple Glow Serum/Dokpri


Kemasan imut Pond's Bright Beauty Triple Glow Serum memang menggoda. Terutama kutergoda oleh tulisan 60x lebih efektif dari vitamin C. Wow! Bikin semangatku untuk kembali rutin merawat wajah menguat.

Ya sudah. Bungkuuus. Terlebih harganya terjangkau. Sekitar Rp18.00,00-an saja.

Kalaupun setelah dicoba ternyata enggak cocok, tinggal stop tanpa ragu. Dibuang tak terlalu rugi sebab tersisa sedikit. Jika nekad dihabiskan demi menghindari mubazir, tak bakalan terlalu lama tersiksa. Hahaha!

Lain cerita bila cucok meong. Pembelian selanjutnya bisa diganti yang edisi botolan. Yang isinya lebih banyak sehingga jatuhnya lebih murah.

O, ya. Selain Pond's Bright Beauty Triple Glow Serum, kutemukan juga Pond's Bright Beauty Triple Glow Serum Mask. Mask di sini berarti masker kecantikan, ya. Bukan masker yang dipakai untuk prokes Covid-19.

 

Triple Glow Serum Mask/Dokpri

 

Sama halnya dengan Triple Glow Serum, Triple Glow Serum Mask juga diklaim 60x lebih efektif dari vitamin C. Harganya  sekitar Rp19.000,0-an dengan ukuran 20 gram.

Bayangkanlah. Harga rangkaian serum pencerah wajah seterjangkau itu. Dengan janji khasiat puluhan kali lipat daripada vitamin C. Betapa tidak menggoda?

Keduanya Mengandung 3 Kekuatan Maksimal

Selain berselancar untuk tahu Wendy Red Velvet lebih jauh (maklumlah saya memang kudet kalau tentang artis), pastilah kedua produk serum pencerah wajah yang telah resmi kumiliki itu pun kuselidiki. Kubaca baik-baik semua penjelasan yang tertera di kemasan. 

 

Penjelasan di kemasan Triple Glow Serum/Dokpri

Penjelasan di kemasan Triple Glow Serum Mask/Dokpri

 

O la la! Ternyata kedua produk pada dasarnya punya kandungan sama. Sama-sama punya 3 kekuatan maksimal untuk mencerahkan, menghaluskan, dan melembapkan kulit untuk tampilkan wajah glowing impianmu!

Pertama, kekuatan Gluta-Boost-C yang mengandung glutathione, aktioksidan yang berfungsi mencerahkan kulit wajah. Bekerja 60x lebih efektif dibandingkan vitamin C dalam mencerahkan wajah, meratakan warna kulit,  dan menyamarkan flek hitam.

Kedua, kekuatan vitamin B3 untuk menyamarkan pori wajah sehingga wajah tampak lebih mulus.

Ketiga, kekuatan Hyaluronic Acid Complex untuk melembapkan secara mendalam ke setiap lapisan epidermis kulit untuk wajah tampak lembap berkilau.

Itulah formula khusus yang menjadi 3 kekuatan terbaik, yang terkandung di dalam Triple Glow Serum dan Triple Glow Serum Mask. Yang menyebabkan keduanya mampu bekerja 60x lebih efektif dari vitamin C. Yang tentunya bermanfaat untuk pancarkan Triple Action Glow-mu.

Pengalaman Memakai Duo Serum Pencerah Wajah

Sebelum menceritakan pengalaman mencoba duo serum pencerah wajah keluaran Pond's ini, perlu kugarisbawahi dulu beberapa hal sebagai berikut.

Pertama, Triple Glow Serum dan Triple Glow Serum Mask adalah produk yang dibuat untuk membantu mencerahkan wajah. Bukan memutihkan.

Mencerahkan dan memutihkan itu berbeda, lho. Zat-zat pemutih wajah bisa amat berbahaya. Terlebih yang dapat memutihkan secara instan.

Kedua, Triple Glow Serum dan Triple Glow Serum Mask adalah produk perawatan wajah. Bukan produk untuk menyulap kondisi wajah agar seketika bisa glowing.

Dengan demikian, hasil terbaik bakalan diperoleh setelah pemakaian rutin. Itu pun proses dan pencapaian tiap orang dapat berlainan. Tergantung pada pola makan dan pola hidup keseharian. Tergantung pula pada karakter kulit wajah dan usia.

Pengalaman Memakai Triple Glow Serum

Setelah mempelajari petunjuk di kemasan, kupakailah Triple Glow Serum saat jelang tidur malam. Tentu setelah wajah dan leher kubersihkan.

Cara memakainya simpel. Tinggal meratakan 2-3 tetes produk ke seluruh kulit wajah dan leher. Sambil sesekali ditepuk-tepuk agar cepat meresap ke kulit. Kurang lebih 5 menit setelahnya, dilanjut dengan pemakaian krim malam.

O la la! Ternyata saat bangun keesokan hari, wajahku terasa kenyal dan lembap. Lain dengan biasanya. Sebuah kesan pertama yang baik. Yang membuatku yakin untuk melanjutkan pemakaian.

Apakah wajahku langsung glowing dan flek hitam memudar? Yaelah. Seminggu saja belum. Pastilah belum sedahsyat itu hasilnya. Mari tunggu 2 minggu hingga 2 bulan lagi. Bila konsisten memakainya, niscaya hasil baiknya akan terlihat.

Ingat, ini bukanlah sulapan. Triple Glow Serum adalah produk yang formulanya bisa membantu kulit wajah menjadi glowing maksimal. Sebuah pencapaian yang relatif sulit dicapai jika hanya mengandalkan krim wajah.

Triple Glow Serum Mask

Sebagaimana kita ketahui bersama, Pond's telah mengeluarkan beberapa jenis sheet mask. Yang masing-masing punya khasiat dan keunggulan tersendiri. Namun, Triple Glow Serum Mask ini rupanya istimewa.

Mengapa istimewa? Karena mengandung serum 100x lebih banyak daripada sheet mask lain (saudara-saudaranya sesama sheet mask keluaran Pond's).

Jadi, tidak mengherankan kalau diklaim bisa mencerahkan, menghaluskan, dan melembapkan kulit wajah dalam satu kali pakai. Apakah klaim tersebut fakta? Ternyata memang iya.

Yeah? Gara-gara wajah glowing Wendy Red Velvet, akhirnya kutermotivasi untuk mencoba Triple Glow Serum Mask juga. Maklumlah. Habis sakit kok rasanya wajah ini kusam bin layu seperti tanaman kurang air.

Alhasil, saat kulit wajah terasa lebih segar dan cerah sehabis mencoba Triple Glow Serum Mask, cerah pula hatiku.

Kesan pertamaku terhadapnya baik. Lumayan puas. Bikin optimis bahwa ke depannya, kesehatan kulit wajahku dapat terbantu oleh produk ini. Pastilah juga terbantu oleh pasangannya, yaitu Triple Glow Serum.

O, ya. Kupikir Triple Glow Serum merupakan salah satu serum pencerah wajah terbaik yang dihadirkan Pond's Indonesia. Tentu dengan 3 kekuatan maksimalnya, yang mampu bekerja 60x lebih efektif dari vitamin C, sebagai  komposisi andalan. 

Kesimpulan

Berdasarkan kandungan yang terdapat  di dalam duo serum pencerah wajah keluaran Pond's itu, ditambah pengalaman memakai keduanya, kuberani mengambil kesimpulan sebagai berikut.

Pond's Bright Beauty Triple Glow Serum dan Pond's Bright Beauty Triple Glow Serum Mask adalah duo serum pencerah wajah yang cukup menjanjikan. Serum pencerah wajah lho, ya. P-e-n-c-e-r-a-h. Bukan pemutih.

Wendy Red Velvet telah mencapai ke-glowing-annya dengan kedua produk tersebut. Diriku pun telah mencoba dan mulai merasakan efek sehat segar dari duo serum pencerah wajah itu. Jadi, kapan kalian mengikuti langkah  kami?  

 

 

Jumat, 17 Desember 2021

Kampanye #KejuAsliCheck by KRAFT

26 komentar

APA kabar Sobat PIKIRAN POSITIF? Sudah makan sehatkah hari ini? Yoiii. Selalu upayakan untuk mengonsumsi makanan sehat, ya? Ingat. Yang bakalan menyehatkan badan adalah makanan sehat. Bukan makanan sembarangan.

Tentu akan lebih membahagiakan kalau selain sehat, makanan kita juga enak. Misalnya aneka hidangan yang  mengandung keju cheddar berkualitas, baik yang kejunya sekadar ditambahkan sebagai topping maupun dicampurkan sebagai salah satu bahan dasar. 

Fakta Sehat Keju Cheddar 

Sebagai turunan dari susu, pastilah keju cheddar mewarisi segala kebaikan susu.  Termasuk mewarisi kelezatan citarasanya. Yup! Selain enak, keju cheddar mengandung banyak kalsium dan protein plus vitamin D. 

 

Dokpri


Sebagaimana kita ketahui, kalsium dan vitamin D bermanfaat bagi kesehatan tulang dan gigi. Anak-anak hingga orang tua membutuhkannya. Adapun protein merupakan salah satu komponen esensial dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.

Selain yang diuraikan di atas, masih ada beberapa kandungan nutrisi lain dalam keju cheddar. Jadi, tak perlu diragukan lagi bahwa keju cheddar merupakan sumber pangan bercitarasa lezat yang penuh manfaat sehat.

Namun, tolong digarisbawahi bahwa manfaat sehat itu hanya dapat diperoleh jika keju cheddarnya berkualitas. Iya, benar. Di sini kualitas adalah koentjie. Kalau tidak berkualitas, manfaat sehatnya pasti tidak maksimal atau malah tidak ada sama sekali.

Posisi Keju dalam Masyarakat Indonesia

Kini keju bukan sesuatu yang asing bagi orang Indonesia. Telah banyak makanan dan minuman, baik dalam kemasan instan maupun berupa fresh food, yang menawarkan citarasa keju. Terlepas dari tingkatan kualitasnya. Terlepas pula dari jenis keju yang dipakai.

 

Dokpri


Seiring dengan globalisasi (termasuk dalam bidang kuliner), memang terjadi pergeseran selera. Lidah masyarakat makin "terbuka" dan adaptif dengan rupa-rupa masakan dari belahan bumi mana saja.

Pernah mencicipi ayam geprek keju? Atau, gemar mengudap jasuke alias jagung susu keju? Atau, hobi sarapan dengan nasi goreng keju?

Itulah tiga contoh perkawinan keju dengan makanan ala Indonesia. Yang dahulunya sudah nikmat dimakan tanpa topping keju, sekarang menjadi lebih nikmat sebab ada taburan keju parutnya.

Pemakaian keju untuk aneka camilan tentu lebih masif. Bahkan sekarang, merambah pula ke pemakaian untuk minuman. Tentu di samping terkait dengan citarasa enak, pengonsumsian keju pastilah terkait dengan nutrisi yang dikandung.

 

Dokpri


Begitulah adanya. Dari tahun ke tahun, jumlah penikmat dan konsumen keju di Indonesia kian banyak. Kiranya merk-merk keju baru yang bermunculan di pasaran, dapat dijadikan indikator.

Keju Cheddar Paling Disukai

Secara garis besar ada dua macam keju, yaitu keju alami dan keju olahan. Keju alami dibuat dari susu segar, garam, kultur, dan enzim. Sementara keju olahan dibuat dari keju alami dengan tambahan bahan lain termasuk pengemulsi, padatan susu, pengatur keasaman, dan bahan pengawet.

Terkait dengan durasi proses pembuatan dan kepraktisan cara penyimpanan, amat wajar kalau pada akhirnya keju olahan yang lebih banyak beredar di pasaran. Terbukti kini banyak jenis dan merk keju olahan yang dapat kita beli di mana-mana dengan mudah.

Adapun di antara sekian banyak keju olahan, keju cheddar adalah sang juara. Masyarakat Indonesia menyukainya sebab rasa keju cheddar itu asin dan gurih. Cocok diaplikasikan ke berbagai macam makanan dan minuman.

Perlu diketahui bahwa tidak semua jenis keju cocok dipadupadankan dengan aneka makanan dan minuman. Masing-masing memiliki citarasa dan karakteristik tersendiri. Cenderung rumit dihafalkan oleh masyarakat awam.

Itulah sebabnya sangat dimaklumi kalau keju cheddar jadi pilihan utama banyak orang. Istilahnya, kalau punya stok keju cheddar sudah aman. One for all. Bisa dikreasikan dengan hidangan apa saja.

O, ya. Yang dimaksud dengan keju cheddar adalah jenis keju yang teksturnya sedikit keras dan berwarna kuning pucat atau cenderung putih gading. Selain menjadi sumber kalsium yang baik, keju cheddar kaya serat dan protein. 

Lalu, mengapa disebut keju cheddar? Karena asal-muasalnya dari Desa Cheddar yang berlokasi di Somerset, Inggris.

Hasil Survei yang Mengejutkan

Konsumsi keju cheddar yang demikian marak ternyata tidak berbanding lurus dengan pengetahuan khalayak tentangnya. Survei konsumen yang dilakukan oleh KRAFT menunjukkan hasil mengejutkan.

Sejumlah 50 % responden (yang terdiri atas ibu-ibu) mengaku bahwa dalam seminggu, mereka bisa menghidangkan makanan mengandung keju cheddar kepada keluarga sebanyak 1-7 kali.

Akan tetapi, sejumlah 61 % dari responden itu ternyata tidak tahu jika produk keju cheddar olahan di pasaran, tak semuanya berbahan utama keju cheddar. Yang berarti banyak keju cheddar yang kurang berkualitas.

Selanjutnya, sebesar 77 % responden mengaku selalu membaca label klaim nutrisi pada kemasan. Sayang sekali sejumlah 48 % dari mereka tidak paham  betul dengan hal-hal yang tercantum di situ.

Wah, wah, wah. Walaupun tidak menjadi responden, saya jelas termasuk ke dalam golongan orang-orang yang membaca label klaim nutrisi pada kemasan, tetapi minimal sekali kadar ngeh-nya. Belum menjadi konsumen cerdas.

Kampanye #KejuAsliCheck by KRAFT

Berdasarkan hasil survei yang mengejutkan itu, KRAFT melakukan kampanye #KejuAsliCheck. Tentu demi mengedukasi masyarakat yang notabene merupakan konsumen dan calon konsumen produk-produk keju.

Kampanye tersebut merupakan panduan untuk membaca label pangan pada kemasan keju, terutama keju cheddar. Tujuannya untuk membantu para ibu dalam memilih keju cheddar kualitas terbaik.

Seperti kita ketahui, di pasaran tersedia rupa-rupa keju cheddar dari berbagai merk. Kondisi tersebut pastilah lumayan membingungkan bagi orang-orang yang awam tentang dunia perkejuan.

Sementara kemampuan memilih keju cheddar bermutu bagus merupakan awal dari investasi sehat masa depan. Terkhusus investasi sehat bagi si buah hati. Jangan lupa. Hanya keju cheddar berkualitas yang dapat mendatangkan manfaat sehat.

Dian Ramadianti, Senior Marketing Manager Keju KRAFT, menjelaskan bahwa kampanye #KejuAsliCheck dapat diterapkan melalui dua cara mudah.

Pertama, memastikan keju pada urutan pertama komposisi (betul-betul disebut/ditulis pada urutan pertama).

Kedua, memiliki klaim nutrisi pada kemasan.

 

Dokpri


Yup! Melalui kampanye #KejuAsliCheck, KRAFT mengajak masyarakat (utamanya para ibu) untuk pintar dan cermat dalam memilih produk keju cheddar. Jangan sampai salah pilih.

Melalui label pangan yang tercantum pada kemasan, para ibu harus bisa memastikan bahwa keju cheddar yang hendak dibeli benar-benar berbahan utama keju cheddar. Keju cheddarnya mesti berada di urutan pertama komposisi bahan.

Luar biasa mencerahkan kampanye #KejuAsliCheck yang dilakukan KRAFT. Terusterang saja, sebelumnya saya tak tahu bahwa urutan penulisan bahan itu punya makna tertentu. Saya pikir ya asal ditulis lengkap saja. Eh, ternyata urutan penulisan bahannya pun mengandung makna.

KRAFT telah melakukan gerakan edukasi yang amat berfaedah. Tak mengherankan jika saat peluncuran kampanye #KejuAsliCheck, Dra. Indriemayatie Asri Gani, Apt. selaku koordinator BPOM menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh. 

Dalam Virtual Press Conference saat peluncuran kampanye #KejuAsliCheck by KRAFT tanggal 3 Desember 2021 itu, beliau menegaskan pula agar ibu-ibu menjadi konsumen yang cerdas. Dalam arti selalu cek ricek kondisi kemasan, label klaim nutrisi, izin edar, dan masa kadaluarsa sebelum membeli suatu produk pangan.  

Keju Cheddar KRAFT Itu Andalan Saya

Sungguh tidak berlebihan jika saya mengatakan, "Keju itu ya KRAFT. Keju cheddar itu ya KRAFT."  Bisa dicek ke anak saya, yang semenjak usia batita hingga sekarang telah akrab dengan keju cheddar KRAFT.

Sebenarnya pernah juga mengonsumsi keju jenis lain dari KRAFT. Akan tetapi, yang paling cocok di lidah kami ya keju cheddarnya. Hmm. Saya kira saya tahu penyebabnya sekarang. Iya, tidak salah lagi. Keju cheddar itu 'kan one for all.

Yoiii. KRAF cheddar memang pilihan produk keju yang tepat untuk berbagai kreasi sajian lezat bermanfaat bagi si buah hati. Standar keaslian kejunya terpenuhi dan telah diperkaya dengan nutrisi.

 

Dokpri


Saya punya kisah menarik terkait keju cheddar KRAFT. Eh? Menarik atau berkesan ya istilahnya? Entahlah. Yang jelas, begini kisahnya.

Dahulu anak saya gemar makan nasi hangat dengan lauk keju cheddar yang diparut. Betul-betul hanya berlauk keju cheddar. Tidak mau ditambahi lauk lain. Sekalipun lauk tambahannya berupa ayam goreng yang juga lauk favoritnya, ia tidak mau. Wow banget 'kan?

Namun seiring bertambahnya usia dan selera makan, ia menolak kalau makan nasi berlauk keju cheddar saja. Tanpa saya tawari pun ia duluan nembung ayam goreng sebagai tambahan lauk.

Lain halnya bila makan nasi goreng. Tanpa lauk apa pun asalkan dipenuhi taburan keju cheddar, ya ayo saja. Pendek kata, kedoyanannya pada keju cheddar KRAFT memudahkan saya dalam memenuhi kebutuhan kalsium hariannya. Setidaknya, keju cheddar KRAFT telah membantu hingga 30 %-nya.

Jangan-jangan kedoyanan anak saya itulah yang membuatnya seperti tak punya rasa lelah. Main kejar-kejaran, bersepeda, lompat-lompat, dan aneka kegiatan fisik yang lain. Pokoknya jejingkrakan melulu. Bahkan, ia sempat terpilih mewakili sekolah untuk lomba lari ketika SD.

Kiranya kesimpulan saya di atas sejalan dengan apa yang disampaikan dr. Rita dalam kampanye #KejuAsliCheck bersama KRAFT beberapa waktu lalu. Beliau menjelaskan, "Keju cheddar juga bisa berperan sebagai sumber energi agar buah hati bisa terus bergerak dan tidak mudah lelah."

Nah 'kan? Sesuai sekali toh? Muehehehe .... Ini ibarat saya berpraktik dulu, belajar teorinya belakangan.

Baiklah. Sebelum mengakhiri tulisan ini, saya ingin menegaskan bahwa keju cheddar KRAFT telah memenuhi semua kriteria sebagai keju cheddar berkualitas.

Komposisinya sesuai dengan kampanye #KejuAsliCheck, yaitu berbahan utama keju asli New Zealand (ditulis pada urutan pertama) serta dilengkapi nutrisi calcimilk yang kaya akan kalsium, protein, dan vitamin D.

Yoiii. Keju itu ya KRAFT. Keju cheddar itu ya keju cheddar KRAFT. Citarasa gurihnya yang khas dan tanpa perisa tambahan niscaya bikin nagih. Syukurlah ada kampanye #KejuAsliCheck by KRAFT, yang bikin saya tercerahkan dalam hal memilih keju cheddar berkualitas. Pasti ibu-ibu lain juga tercerahkan, deh. 

 

Dokpri


 

Referensi:

https://ibuibudoyannulis.com/wp-content/uploads/2021/12/KRAFT-KejuAsliCheck-Lembar-Fakta.docx

https://ibuibudoyannulis.com/wp-content/uploads/2021/12/KRAFT-KejuAsliCheck-Siaran-Pers.docx

https://katadata.co.id/safrezi/berita/6142edcacffe7/9-manfaat-keju-untuk-kesehatan-dan-diet

https://www.suara.com/lifestyle/2021/12/04/105227/banyak-produk-keju-cheddar-tidak-menggunakan-bahan-asli-pakar-ungkap-cara-membedakannya

 

 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template