Rabu, 09 Oktober 2024

Ultah yang Terselamatkan BRI

2 komentar
Enggak di X, enggak di Instagram. Tiap ada warganet yang memaki-maki BRI, aku hanya bisa termangu. Seburuk itukah BRI? Kalau tidak buruk, mengapa begitu ada satu nasabah BRI yang komplain, segera saja bermunculan respons warganet lain dengan cerita buruk masing-masing bersama BRI? Sementara satu-satunya rekening bank yang kupunya adalah Simpedes by BRI.



HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF. Apa kabar Oktober kalian? Sudah dipenuhi oleh hujankah? Kalau Oktoberku sih, sudah dipenuhi cerita. Mulai dari cerita konyol hingga cerita hepi. Bahkan, ada pula cerita ultah yang melibatkan BRI. 

Sampai di sini kalian pasti langsung paham, mengapa judul tulisan ini "Ultah yang Terselamatkan BRI". Iya, benar. Salah satu ceritaku di Oktober, sejak tanggal 1 hingga saat kuunggah tulisan ini pada tanggal 9, memang berkaitan dengan ultah dan BRI.

Ultah siapakah? Ultah anak semata wayangku, dong.  Pada tanggal 3 Oktober lalu. Lalu, apa hubungannya dengan BRI? Baiklah. Mari langsung simak ceritaku berikut ini. Nanti kalian bakalan tahu hubungannya.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, tiap ultah anakku minta dibelikan kue tart. Ukuran yang paling kecil pun tak jadi soal. Yang penting tersedia ketika hari H ultahnya. Lagi pula, buat apa besar-besar? Tujuan pembelian kue tart itu 'kan untuk dinikmati sendiri. Bukan untuk dibagi-bagi ke tetangga atau ke teman-temannya.  dalam pesta.

Jangankan dibagi-bagi dengan orang lain. Dibagi denganku saja tidak. Menurut anakku, tugasku hanya membelikan. Bukan untuk menemaninya menghabiskan kue tart. Ckckck! Pintar dia. Alhamdulillah. Enggak sia-sia 1.000 hari kehidupan pertamanya dulu aku jungkir balik mencukupi nutrisinya. Hehe ...

Baik. Mari balik ke kue tart. Anakku memang suka sekali kue tart sejak TK. Akan tetapi, aku tidak pernah membelikannya di luar momentum ulang tahun. Mungkin itulah penyebab kesukaannya terhadap kue tart abadi hingga kini. Entahlah kapan berhentinya.

Oleh karena itu, tanggal 3 Oktober selalu spesial. Menjadi momentum istimewa bagiku untuk keluar duit demi membeli kue tart. Namun, tahun ini ritual tersebut nyaris gagal sebab kecerobohanku. Tempo hari hingga H-1 ultah anak, aku belum order kue tart. Kelupaan. Untunglah jelang tidur mendadak ingat.

Seketika aku batal tarik selimut. Segera bangkit dari tempat tidur dan mencatat di selembar kertas, "Jangan lupa order kue tart sepagi mungkin". Tak lupa aku juga memasang alarm untuk pukul 08.00 WIB. Tujuannya sebagai pengingat jam buka toko kue tart.

Keesokan harinya, sembari menunggu toko kue tart buka, aku klak-klik aplikasi lapak makanan daring. Hendak order nasi kuning. Sebagai antisipasi kalau kue tart tidak bisa dipesan secara dadakan.

Hasilnya? Luar biasa. Kutemukan nasi kuning yang dikemas lucu sehingga cocok dipakai untuk perayaan ulang tahun. Oke gas saja. Langsung order tanpa babibu. Untung isi e-wallet-ku di aplikasi itu masih cukup untuk membayar nasi kuning.

Syukur sekali saat toko kue tart buka, pesan WA-ku cepat dibalas adminnya. Jawabannya pun bikin lega. Kue tart bisa siap hari itu juga, tetapi jadinya sekitar Magrib. Hiasannya pun tidak bisa yang detil.

Pucuk dicinta ulam tiba. Yang penting kue tart bisa diambil pas hari H ultah si bocah. Soal hiasan kue it's okay. Enggak perlu dihias-hias. Yang penting kue tart tersebut bisa diselimuti krim sesuai warna pilihanku. Selain tentu ada tulisan nama, slogan, dan tanggal ultah.


Admin toko kue tart bilang kalau orderanku akan segera diproses kalau aku sudah membayar. Jika cepat membayar, berarti cepat jadinya. Wah! Di titik inilah aku merasa amat bersyukur karena beberapa waktu sebelumnya sudah punya BRImo. Jadinya bisa membayar kue tart dengan cara transfer. Plus sekalian bisa mengisi e-wallet-ku yang menipis tadi.

Bayangkan kalau tak punya BRImo. Aku harus cepat-cepat ke toko kue tart, malamnya pun mesti balik ke situ lagi untuk mengambil orderan. Rempong sekali. Untungnya, untungnya. Syukurlah telah punya BRImo pada saat yang tepat. Ultah anakku pun terselamatkan.

Itulah pengalamanku dalam melakukan dan menikmati Transaksi & Digitalisasi BRI tempo hari. Semudah itu rupanya. Aku telah salah sangka. Belum mencoba, tetapi sudah buru-buru menyimpulkan kalau digitalisasi itu rumit bin sulit.

Ngomong-ngomong setelah berulang kali kuteliti dan kuingat-ingat secermat mungkin, aku berani menyatakan bahwa aku tidak punya pengalaman buruk dengan BRI. Iya, lho. Yakin banget begitu. Jangan-jangan karena isi rekeningku sedikit? Atau, karena jenis tabunganku Simpedes? Atau, sebab aku termasuk ke dalam golongan orang-orang sabar?

Orang-orang sabar yang kumaksudkan itu adalah para nasabah yang setia menanti antrean panjang sewaktu di kantor BRI. Kalau antrean untuk ke Teller dan Customer Service mengular, ya sudah. Tinggal ditunggu dengan ikhlas sampai tiba giliran dipanggil ke Teller atau Customer Service.

Nah! Karena ikhlas itulah, sepanjang menunggu antrean aku merasa baik-baik saja. Buat apa jengkel kalau faktanya aku tidak sedang buru-buru? Lagi pula, bukankah ada pilihan untuk melakukan transaksi daring (online)? Jika memang tak punya  banyak waktu untuk pergi ke kantor BRI, mengapa tidak pakai BRImo?



Khawatir dengan keamanan data kita? Tenanglah. BRI sudah memberikan jaminan keamanannya, kok. Takut salah sebab tak terbiasa melakukan transaksi daring? Tenanglah. Transaksi & Digitalisasi BRI tidak serumit yang kita bayangkan, kok. Buktinya aku yang agak gaptek bisa melakukannya dengan baik. Iya 'kan?


*Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI


Rabu, 02 Oktober 2024

Cadasnya Hidup di Desa

17 komentar
HALO Sobat Pikiran Positif? Adakah di antara kalian yang bercita-cita untuk tinggal di desa? Saat ini sudah punya rumah di daerah perkotaan, tetapi sedang berjuang menjualnya karena hendak pindah ke desa? 

Jika rumah itu belum ada yang menawar, stop dulu deh. Mari jawab pertanyaanku dulu, "Sudah mantap dan yakin untuk tinggal di desa atau belum?"

Jika jawaban kalian 'sudah', tolong jawab pertanyaan berikut, "Beneran sudah mantap? Sudah tahu konsekuensi tinggal di desa atau belum?"

Jika jawaban kalian 'sudah', silakan lanjut rencana jual rumah tadi. Berarti kalian memang sudah siap segalanya. Dalam arti, tidak bakalan mengeluh sedikit pun jika kelak menanggung konsekuensi yang terasa tidak asyik.

Waspadalah jika kalian malah merasa bingung. Alih-alih menjawab sudah atau belum, yang ada justru ganti bertanya, "Memangnya kenapa kalau tinggal di desa? Bukankah lebih nyaman daripada di kota? Suasana damai dan tentram. Tenang. Beda dengan kota yang bising dan berpolusi."

Iya, iya. Suasananya memang tentram dan tenang. Terlebih jika masih banyak pohon besar atau areal persawahan di pinggir kampung. Sungguh Instagramable. Pepotoan di kampung sendiri pun bisa serasa sedang tamasya.

Hanya saja berdasarkan pengalamanku sebagai anak desa alias wong ndeso, desa itu cuma indah kalau kita datang sebagai turis. Bukan sebagai warga setempat. 

Percayalah. Di balik panorama alamnya yang indah tersimpan beberapa hal rumit. Misalnya terkait interaksi sosial. Di desa biasa ada gotong royong dan kerja bakti. Durasinya bisa seharian. Dari pagi sampai sore. Yang kalau diitung-itung, itu lama sekali. Pun, lebih banyak mengobrolnya ketimbang kerja baktinya.

Terusterang aku tak cocok dengan gotong royong model bertele-tele begitu. Namun, apa boleh buat? Kalau tidak ikut bergotong royong nanti dipergunjingkan. Plus dilabeli antisosial. Sementara usai bergotong royong mereka bisa rehat/tidur, diriku mesti tancap gas buka laptop. Kerja. Kalau sering seperti itu tentu saja aku tak kuaaat. 

Makin ngeri kalau terkait iuran-iuran. Walah, walah. Selama tinggal di desa, tiap saat serasa ada iuran. Makin banyak kegiatan makin sering iuran. Kalau sampai tidak iuran atau iuran cuma sedikit, dipergunjingkan lagi tuh. 

Rumit 'kan? Katanya iuran seikhlasnya? Kok jadinya dipaksa sama dengan yang lainnya? Kesannya enggak boleh tak punya duit.

Sudahlah, ya. Intinya begini. Jika kalian lemah hati dan baperan, jangan pernah bercita-cita untuk tinggal di desa. Hidup di desa itu cadas. Sangat berpotensi merusak mentalmu. 

Terlebih kalau kalian adalah freelancer. Hari-hari cuma di rumah kok bisa sering belanja on line? Duit dari mana? Memelihara tuyul atau jadi simpanan orang? Halah banget pokoknya.

Mohon maaf. Aku tidak bermaksud mendiskreditkan desa. Ini cuma ngudarasa. Sekaligus pengingat buat kalian, jika ada yang bercita-cita hidup di desa. Think again. Bakalan kuat atau tidak kalau tinggal di desa?

Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI. 

Senin, 30 September 2024

Traveling with Shapewear: Comfort, Style, and Convenience

21 komentar


Hi, Sobat PIKIRAN POSITIF! Today, I have a special advice for you. Hope you find your solution there. Please, check it out

Traveling with Shapewear: Comfort, Style, and Convenience

Have you ever asked yourself how travel can be improved with the help of shapewear? Whether it is a business trip or a leisurely vacation, having the correctly oriented undergarment can significantly alter the experience of the journey and the impression that is given. Feelingirl appreciates different factors such as comfort, fashion, and functionality of clothes and accessories, and we are convinced that collections of seamless thong bodysuit are unique accessories for trips.



Comfort on the Move 

Sitting, standing or walking for long hours is not unusual, especially while traveling; therefore, choosing a proper dress code is necessary. Feelingirl shapewear comes with a seamless build that supports your body gently throughout the trip. Due to the light fabrics and the diaphragm cuts, it gives easy mobility. This means you will not be quickly exhausted no matter how long you are on the road.


Stylish Support

It also shows that traveling does not necessarily mean letting go of a well-put-together appearance. Another of our Feelingirl shapewear can be worn under any clothing so that you may always look smooth. Whether going for a dinner in a fancy restaurant or a typical day out tour, a sleeved dress, or any dress will fit you perfectly and provide you with a good shape.

Convenience for Travelers 

One of the most outstanding advantages of using Feelingirl seamless body shaper is that it is easily portable. They are light and small enough to be packed within your luggage without occupying much space. This means you can carry many options but make them so you do not have to take many bags. Some are also easy to maintain, making them a perfect investment to accompany you on your travel essentials list.


Confidence Wherever You Go

Another benefit associated with the wear of shapewear during travel is its boost in confidence level. Given the charm of the stylish jeans paired with attractive blouses, a simple dress or leggings, it is essential for a woman to feel comfortable in her skin and the clothes she is wearing. Shapewear makes your figure look even better, and you will feel free on your trip as you are on the beach, hiking or a night out.

Feelingirl is committed to ensuring that our shapewear adds to the fun of traveling and is not a hindrance. Our collection is made to fit all your requirements and provide comfort, style, and convenience so that you always feel good.


Conclusion

Carry slimming bodysuit when traveling to make the trip even more appealing, fashionable, and comfortable without compromising self-esteem. Feelingirl shapewear is stylish, comfortable, and versatile, so you look good and feel confident wherever you go - for traveling or business meetings. Our shapewear is designed for short trips, where you only pack for the weekend and long holiday trips, where packing is for a month's vacation.


Rabu, 25 September 2024

Yuk, ke Posyandu Balita

0 komentar
HALO, Sobat Pikiran Positif? Kamu tahu posyandu? Itu lho, yang singkatan dari 'pos pelayanan terpadu'? Khususnya yang posyandu balita. Yang diperuntukkan bagi anak-anak berusia lima tahun ke bawah.

Rasanya keterlaluan deh, kalau kamu sampai tidak tahu posyandu balita. Terlebih kalau kamu tidak bertempat tinggal di apartemen atau kompleks perumahan mewah. Atau, permukiman lain yang cenderung individualistik lingkungannya.

Mengapa kubilang keterlaluan? Karena di mana-mana di seantero Indonesia, posyandu balita ini eksis. Istilahnya, di mana ada kampung di situlah ada posyandu balita (bawah lima tahun).

Kalau di sebuah kampung sampai tidak ada posyandunya, terutama posyandu balita, perlu dijewer tuh lurahnya. Masih bisa dimaafkan kalau ketiadaan posyandu balita itu disebabkan oleh tidak adanya balita. Namun, apa mungkin?

Rasanya nyaris tak ada kampung yang warganya berusia lima tahun ke atas saja. Kalaupun ada malah mencemaskan. Berarti proses regenerasi terhenti. Kelak di kemudian hari, kampung itu bakalan kehabisan penghuni.

Sekali lagi, memang keterlaluan kalau kamu tak tahu posyandu balita. Makin keterlaluan kalau ternyata kamu lulusan posyandu balita. Kok lupa sama "almamater"sendiri? Hehe ...

Adapun kalau dirimu kini seorang ibu dan anakmu masih usia balita, tapi kamu tak tahu tentang posyandu balita, ckckck ...  Dapat dipastikan bahwa kamu tak pernah membawa buah hatimu ke situ. Pasti itu.

Duh! Jangan dilanjutkan dek, ya. Perilaku cuek pada posyandu balita itu sangat terlarang. Lebih-lebih kalau dirimu tak rutin membawa balitamu ke puskesmas atau rumah sakit buat cek ricek.

Ingatlah bahwa balitamu perlu posyandu. Tiap bulan harus dipantau tinggi dan berat badannya. Demikian pula, pertumbuhan dan perkembangannya.

Pertumbuhan itu meliputi kesehatan fisik. Ada gangguan kesehatan atau tidak? Berat badannya selalu bertambah tiap bulan atau naik-turun? Atau, malah selalu turun? Lingkar lengan dan lingkar kepalanya bagaimana?

Sementara perkembangan meliputi kemampuan si balita dalam melakukan respons dan stimulasi yang diberikan. Kepandaian dan keterampilannya selalu meningkat atau tidak?

Pokoknya hal-hal yang sejenis itulah yang akan dipantau posyandu balita. Yang tujuannya menyiapkan generasi emas Indonesia. Yang sehat lahir dan batin, no stunting.

Percayalah. Banyak untungnya bila mengajak balitamu rutin ke posyandu balita. Selain dipantau kesehatan dan kecerdasaannya, diberi vitamin gratis juga lho. Diberi obat cacing juga. Ada makanan tambahan untuk peningkatan gizi juga. Pokoknya diurusi betul, deh.

Nah. Bagaimana, nih? Masih ragu untuk ke posyandu balita? Jangan, dong.

Judul dan isi artikel ini secara spesifik menyebut posyandu balita. Tak hanya posyandu. Mengapa? Karena untuk memperjelas, agar tak menimbulkan kerancuan/pertanyaan.

Sekarang ini 'kan selain ada posyandu balita, ada pula posyandu remaja dan posyandu lansia. Ketiganya sama-sama posyandu, pos pelayanan terpadu, tetapi beda sasaran yang dilayani. Dengan demikian, beda pula tujuannya.

Semoga kamu dan kamu menjadi paham tentang dunia perposyanduan setelah baca artikel ini. Semoga.


Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI.
 
 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template