APA kabar Sobat PIKIRAN POSITIF?
Alhamdulillah. Meskipun belum seratus persen sehat, jiwa ragaku sudah mulai lebih nyaman untuk beraktivitas. Sekali lagi, Alhamdulillah. Diingatkan akan nikmat sehat dengan cara dikaruniai sakit memang manjur. Maksudku, manjur menggerakkan diri untuk segera bertobat atas segala dosa. Serius.
Semoga kalian senantiasa sehat lahir batin. Namun, mohon jangan salah tafsir. Yang kumaksud sehat batin tidak melulu berarti tidak gila, lho. Sehat batin juga meliputi kondisi tidak gampang suuzon, tidak mudah nyinyir, dan aneka sikap yang sejenis.
Yeah! Semoga kita sepemikiran. Kalaupun tidak, ya tak jadi soal. Bisa juga dijadikan jawaban 'kan? Hehehe ....
Baik. Sesuai dengan janjiku pada postingan sebelumnya, kali ini aku hendak bercerita tentang sebuah rumah indah sitaan KPK.
Hmmm. Kusebut indah bukan sebab mewah megah plus bercorak arsitektur kekinian. Justru sebaliknya, rumah sitaan KPK yang kujumpai ini merupakan bangunan kuno. Jadi, keindahannya klasik. Beraroma heritage gitu, deh. Silakan cermati foto di bawah. Beneran beraroma heritage 'kan?
Kalian lihatlah baik-baik. Mulai dari bagian atap, pagar tembok, hingga logo istimewa yang tersemat di bawah atap. Tanpa kujelaskan detil kalian pasti paham, awalnya (sebelum pada akhirnya jatuh ke tangan koruptor yang tertangkap) rumah indah ini milik kalangan keluarga mana.
Kalian tentulah mafhum bahwa bangunan berarsitektur heritage berharga sangat mahal. Terlebih lokasinya di njeron beteng alias dekat-dekat kraton. Yang notabe ada di pusat kota. Sungguh strategis. Jadi, bayangkan saja betapa kaya raya sang koruptor sebelum tertangkap.
Dari hasil investigasi amatiran, aku pun tahu bahwa rumah indah ini hanyalah satu dari lima rumah mewah yang disita dari sang koruptor. Rinciannya: dua di Solo, satu di Semarang, dan dua di Jogja. Satu lagi yang ada di Jogja, lokasinya beda kelurahan saja dengan rumah yang sedang kita bahas ini.
Tentu selain kelima rumah tersebut, masih banyak aset lain yang disita dari sang koruptor. Sejauh pengetahuanku, ada pula satu unit apartemen dan belasan (nyaris 20) bidang tanah luas yang ikut disita. Duileee. Banyak sekali 'kan?
Hayooo, kalian dapat menebak nama sang koruptor atau tidak? Agar tak penasaran, kuberi clue, ya. Pada tahun 2008 dia menikahi seorang perempuan yang pernah memenangi kontes Puteri Solo.
Selera sang koruptor memang yang estetik-estetik, ya? Enggak istri, enggak rumah. Semuanya dipilih yang punya nilai estetika tinggi. Tak jadi masalah sebenarnya. Malah bagus. Hanya saja, kalau semua dibiayai dengan hasil korupsi ya jadi masalah.
O, ya. Foto di atas memang menunjukkan fasad gerbang depan rumah. Bukan bangunan rumah intinya. Namun kuyakin, sudah cukup menjelaskan bagaimana bentuk bagian dalamnya.
Kutahu, bakalan lebih afdal jika kutampilkan penampakan bagian dalamnya. Akan tetapi, sayang sekali aku dan kawanku kesusahan untuk mengintip bagian dalam. Dari celah pagar rapat, kami hanya bisa melihat halaman luas kosong dengan sebatang pohon mangga yang berbuah lebat. Tampak sekali kalau tak pernah ada yang memetiknya.
Dengan kata lain, kami tak beruntung mendapatkan sudut memotret yang oke. Andai kata ada penjaganya, kami tentu sudah nekad minta izin masuk. Namun, ya sudahlah. Nasib, nasib. Hahaha!
Selain langka dan unik, rumah sitaan KPK yang kita bahas ini tentu punya nilai sejarah. Seberapa pun kadarnya. Maka ketika KPK melelangnya dan tak kunjung laku, Pemda DIY berinisiatif memohon penghibahan atasnya. Alhasil agar bangunannya tak rusak terbengkelai, KPK menghibahkannya kepada Pemda DIY. Sultan HB X pun secara simbolis telah resmi menerimanya.
Sejauh pengetahuanku, kelak rumah sitaan tersebut akan difungsikan sebagaimana mestinya sebuah bangunan heritage. Alhamdulillah. Sebagai penyuka bangunan kuno bersejarah, tentu saja aku bahagia karenanya. Semoga segera terealisasikan.
Kalian, terutama yang wong Jogja, mungkin penasaran lokasi rumah sitaan ini. Baiklah. Kuberitahukan ancar-ancarnya, ya. Mula-mula pergilah ke alun-alun kidul Jogja alias alkid, lalu menujulah ke barat sampai nemu SMPN 16 Yogyakarta, yang berlokasi di sebelah kanan kalian (berarti di utara jalan).
Rumah sitaan KPK ini berada di sebelah timur SMPN 16 Yogyakarta. Selang dua rumah. Jadi, kalian harus sedikit mundur ketika nemu bangunan sekolah tersebut. Hihihihi .... Navigasinya beraroma jail.
O, ya. Aku ingin menegaskan satu hal. Tulisan ini tak bermaksud gibah. Buktinya, nama sang koruptor beserta kasusnya tidak kusebutkan. Aku sekadar memberikan clue. Jadi, kalian yang kepo dapat gigih berjuang untuk menemukan jawabannya melalui clue tersebut.
Ngomong-ngomong, aku sebenarnya tak sengaja nemu rumah sitaan nan indah ini. Kronologinya begini. Pada suatu pagi aku pura-pura jogging, lalu bertemu kawanku yang sepedaan. Demi efektivitas, kami gabungkan kedua aktivitas tersebut.
Alhasil, bentuknya berupa jalan santai sembari menuntun sepeda. Tentu sambil kepo sana-sini dan jeprat-jepret sesuka hati. Toh semua gratis. Hingga akhirnya, tibalah kami di depan rumah sitaan KPK ini.
Mula-mula kami tertarik bentuk atapnya. Setelahnya kami tertarik mengamati logo di bawah atap. Lalu, pandangan kami terbentur pada "prasasti" istimewa dari KPK tersebut. Melihatnya aku jadi membatin, "Kok seindah ini plang sitaan KPK?"
Kemudian, aku mencari tahu model plang sitaan KPK di internet. O la la! Ternyata rata-rata tidak sebagus yang tampak di fotoku. Yang aku potret itu malah terkesan mewah. Iya 'kan?
Aku tak tahu. Apakah sengaja dibikin istimewa sebab rumah sitaan berada di wilayah DIY atau sebab jenis bangunannya yang heritage. Sejujurnya baru pertama kali itu aku melihat plang sitaan KPK.
Wokeee. Kiranya cukup sekian tulisanku ini. Panjang, ya? Semoga kalian tak bosan membacanya. Semoga pula bisa mengambil hikmah darinya.
MORAL CERITA:
Jangan jadi koruptor. Kalau ketahuan ruginya pol-polan.