Jumat, 03 Maret 2023

Siapakah Tan Jin Sing? (3)

#BagianKetiga

HALO Sobat PlKIRAN POSITIF? Sekarang sudah di #BagianKetiga dari serial tulisan tentang Tan Jin Sing. Sungguh tak kuduga kalau ternyata mesti berjilid-jilid untuk memperbincangkan sosok penemu Candi Borobudur ini. Semoga kalian tidak merasa bosan.

Percayalah.  Eksistensi Tan Jin Sing di pusaran sejarah cukup menarik. Unik juga. Jadi, sungguh tak ada alasan untuk bosan mengetahui kisahnya.


Rumah Tan Jin Sing (Dokpri Agustina)



Tan Jin Sing memang tak dapat disebut pahlawan. Namun, bukan pula sepenuhnya pecundang. Minimal sikapnya kepada Crawfurd (untuk tahu tentang ini silakan KLIK DI SINI) dan Pangeran Diponegoro menunjukkan bahwa dia pun bisa menjadi seorang sahabat yang hangat.

O, ya. Kalau penasaran dengan wajah dan perawakan Tan Jin Sing, silakan cari di internet saja. Aku tak punya fotonya sehingga tak bisa menyertakannya ke dalam tulisan ini.

Hubungan Baik dengan Pangeran Diponegoro

Pada #BagianKedua telah kusebutkan bahwa pada akhirnya, Tan Jin Sing kehilangan jabatan bupati. Bidang tanah 800 cacah jatahnya pun ditarik kembali oleh pihak kraton.

Tentu ada surat resmi penarikan dari Kraton Yogyakarta. Referensi menyebutkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada Desember 1824. Otomatis sejak saat itu, Tan Jin Sing tak lagi punya posisi di lingkaran kekuasaan.

Kerennya, dia tetap menunjukkan simpati kepada Pangeran Diponegoro tatkala putra Sultan HB III itu memimpin Perang Jawa. Sementara Perang Jawa atau yang biasa disebut Perang Diponegoro, berlangsung dari tahun 1825 sampai 1830. Yang berarti posisinya pun tidak sedang baik-baik saja.

Beberapa referensi menginformasikan  bahwa Tan Jin Sing mampu menahan diri untuk tidak condong terhadap pihak mana pun. Berusaha menjaga kenetralan. Dengan demikian, dia tidak berpotensi menyudutkan posisi Sang Pangeran di Kraton Yogyakarta.

Kalian mungkin sedikit ingat tentang Perang Diponegoro. Tatkala Sang Pangeran memimpin peperangan sengit tersebut, di Kraton Yogyakarta justru berlangsung gaya hidup bermewah-mewah. Adapun Sang Pangeran sebenarnya termasuk pula sebagai salah satu penasihat raja.

Terusterang saja, sejak SD sudah kudengar tentang Perang Diponegoro. Akan tetapi, baru puluhan tahun kemudian tahu tentang Tan Jin Sing. Heran, deh. Mengapa dua nama yang sebetulnya punya keterkaitan hanya disebut-sebut salah satunya?

Apakah gara-gara Tan Jin Sing berdarah Tionghoa Peranakan? Atau, sebab dia terlibat langsung dalam Geger Sepehi? Atau, karena perannya justru dinilai tak penting? Sehingga sengaja dilewatkan dari pembahasan? Entahlah.

Kalau Tan Jin Sing dianggap pecundang, bukankah faktanya ada hal-hal manis yang dia lakukan? Bahkan selain menyumbang simpati terhadap perjuangan Pangeran Diponegoro, kuda pemberiannya pun dijadikan tunggangan oleh Sang Pangeran pada awal-awal Perang Jawa.

Yuk, berbagi ingatan tentang pelajaran sejarah semasa sekolah dulu. Jangan-jangan dahulu disampaikan oleh guru sejarah, hanya diriku saja yang lupa. Tolong sampaikan di kolom komentar, ya.

Main cermin di Rumah Tan Jin Sing (Dokpri Agustina)


Penemu Candi Borobudur

Ada satu lagi rekam jejak baik dari Tan Jin Sing, yaitu menemukan Candi Borobudur. Kalian kaget? Tak percaya? Karena selama ini yang dikenal sebagai penemu candi tenar itu justru Raffles?

Oke. Wajar kok, kalau banyak di antara kalian yang tidak tahu bahwa Candi Borobudur ditemukan oleh Tan Jin Sing. Andai kata tak kubaca sebuah referensi tentang hal itu, aku pastilah tidak tahu.

Bagaimana kronologinya sehingga yang dikenal sebagai penemu Candi Borobudur malah Raffles?

Semua bermula dari pertemuan Tan Jin Sing dengan Crawfurd, Residen Yogyakarta semasa pemerintahan kolonial Inggris. Dalam suatu kesempatan, Crawfurd menyarankan Tan Jin Sing untuk menghadap Gubernur Jendral Raffles.

Di kemudian hari, Tan Jin Sing pun betul-betul menjumpai Raffles. Keduanya lalu memperbincangkan banyak hal. Terkhusus yang berkaitan dengan politik dan situasi terkini saat itu.

Di sela-sela tema percakapan utama, Raffles rupanya sempat mengungkapkan minat untuk melakukan studi tentang candi-candi peninggalan nenek moyang orang Jawa.

Demi mendengar ungkapan minat tersebut, Tan Jin Sing yang pernah menjadi Kapiten Cina di wilayah Kedu seketika teringat pada perkataan mandornya.

Si mandor sempat bercerita kepadanya bahwa semasa kecil, dia pernah melihat sebuah candi besar. Lokasinya di Desa Bumisegoro dekat Muntilan.

Singkat cerita, Tan Jin Sing berjanji kepada Raffles untuk mencari tahu lebih detil mengenai candi itu. Janjinya adalah sebuah janji serius. Tak sekadar basa-basi di hadapan Sang Gubernur Jendral Inggris.

Jadi setelah pertemuan mereka, Tan Jin Sing segera menemui si mandor. Kemudian pada hari yang telah disepakati, Tan Jin Sing dan si mandor berangkat ke Desa Bumisegoro. Setiba di sana mereka minta dipandu oleh seorang warga setempat. Tentu saja harus begitu karena jalur menuju candi tersamarkan oleh semak-semak. 

Adapun candinya dipenuhi pepohonan dan tanaman liar. Yang bagian bawah bahkan tertimbun tanah. Hanya bagian atas yang tampak sebagai candi.

Tan Jin Sing yang pada dasarnya memang pintar, lalu melakukan pengamatan. Ia pun membuat catatan untuk laporan. Dilengkapi pula dengan peta lokasi. 

Setelah segala sesuatunya dirasa cukup, semua dikirimkan kepada Raffles. Sudah pasti Raffles bagai mendapatkan durian runtuh. Selanjutnya ya sebagaimana yang kita saksikan sekarang.

Raffles dicatat sebagai penemu Candi Borobudur, padahal de facto dia hanya menindaklanjuti laporan komplet dari Tan Jin Sing. Sesungguhnya yang bekerja keras justru Tan Jin Sing. Itu pun berdasarkan informasi dari mandornya.

Jadi, Candi Borobudur ditemukan pada masa Raffles menjadi Gubernur Jendral di Hindia Belanda. Bukan ditemukan Raffles.

***

Demikianlah kisah tentang Tan Jin Sing. Terlepas dari tindakan-tindakannya yang cenderung oportunis, bagiku ada satu hal positif darinya yang patut kita renungkan.

Hal apakah? Tak lain dan tak bukan, hal yang kumaksudkan berkaitan dengan sikap hangatnya sebagai teman.

Kado perpisahan yang dia berikan kepada Crawfurd dan upayanya melindungi Pangeran Diponegoro adalah bukti bahwa dirinya masih punya sisi manusiawi. Bukankah itu menarik?

Okelah soal kado untuk Crawfurd bisa dimaklumi. Yang bersangkutan masih hidup. Masih dapat dijumpai langsung. Relatif gampang diingat pertemanannya.

Akan tetapi, fakta bahwa Tan Jin Sing masih menjaga persahabatannya dengan almarhum Sultan HB III (dengan cara menjalin hubungan baik dengan sang putra) adalah sesuatu yang inspiratif. Patut dicontoh.

Mungkin kalian tidak sepakat denganku dalam hal ini. Tak jadi soal. Tiap orang 'kan punya sudut pandang masing-masing.

Baiklah. Kuakhiri di sini serial tentang Tan Jin Sing.

Satu hal yang perlu kutegaskan, terlepas dari segala kontroversinya, bagaimanapun tinta emas sejarah telah mencatat nama Tan Jin Sing. Itu fakta yang tidak bisa diingkari. Jadi, mari terima saja secara objektif dan netral.

Referensi:

Serial tulisan tentang Tan Jin Sing kuolah dari berbagai sumber. Terutama dari story teller JWT by Malamuseum yang referensi sejarahnya komplet dan valid.

Sekilas tentang JWT by Malamuseum dapat kalian baca di tulisan INI dan INI.

Selain itu, kutambahkan pula bahan-bahan dari:

- Buku lama karya T. S. Werdoyo, terbitan Pustaka Utama Grafiti (1990), yang berjudul Tan Jin Sing: Dari Kapiten Cina Sampai Bupati Yogyakarta.

- Buku berjudul Tionghoa dalam Pusaran Politik (2008) karya Benny G. Setiono, terbitan Transmedia Pustaka.

- Buku berjudul Melacak Gerakan Perlawanan dan Laku Spiritualitas Pangeran Diponegoro (2020) karya Peri Mardiono, terbitan Araska Publishing.

- kebudayaan.kemdikbud.go.id
- warta.jogjakota.go.id
- Wikipedia


29 komentar:

  1. Aku baru tahu sekarang soal sejarah penemuan Candi Borobudur. Terima kasih sudah berbagi.

    BalasHapus
  2. Ternyata yang menemukan candi Borobudur adalah mandornya Tan Jing Sin. Sejarah terkadang memang suka berbeda dari kenyataan. Tergantung siapa yang menuliskannya

    BalasHapus
  3. Aku baru baca Tan Ji Sing melalui tulisan ini.

    BalasHapus
  4. Asik banget baca penjelasannya. Bahasanya ringan, ngikutin dari bagian ke 1. Wawasan yang nggak banyak dibahas oleh orang lain. Apalagi lihat referensinya ini dari buku. Keren banget. Terimakasih sudah berbagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Kak. Terima kasih pula atas apresiasinya.

      Hapus
  5. Penemu candi Borobudur adalah Raflles...eh salah, mandornya Tan Jin Sing yang kemudian Tan Jin Sing melaporkannya secara lengkap kepada Raffles.
    Suka dengan cerita runutnya, Mbak Tina...

    BalasHapus
  6. Bacaan sejarah yang menarik. Kalo nggak baca tulisan ini saya samasekali gak tau siapa penemu candi borobudur yg sebenarnya. Terima kasih kak ilmunya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama. Alhamdulillah klo tulisan ini bermanfaat.

      Hapus
  7. Tan ji sing memiliki hati luas seluas samudra yaaaa. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kisah ini.

    BalasHapus
  8. Tan jin sin saya baca dibanyak literatur sebagai orang yang berjasa besar dalam penemuan dan pemugaran awal Borobudur. Sayangnya pemugaran tersebut terhenti karena politik. Jabatannya lumayan tinggi untuk seorang pendatang .

    BalasHapus
  9. Sungguh baru tahu soal sejarah penemuan candi terbesar ini. Keren ya meski tidak disematkan pahlawan untu Tan, tapi ia emang banyak berjasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar. Sesungguhnya dia bisa disebut pahlawan. Hanya saja, sepertinya bakalan beda sudut pandang dg pihak Kraton Ym.

      Hapus
    2. Benar. Sesungguhnya dia bisa disebut pahlawan. Hanya saja, sepertinya bakalan beda sudut pandang dg pihak Kraton Ym.

      Hapus
  10. Menarik sekali kisah Tan Jin Sing ini. Aku ya malah salah fokus dengan foto cermin Kak. Dulu ingat pernah Ibuku punya model cermin sejenis yang dibawa pulang setelah pulang dari Yogyakarta

    BalasHapus
  11. Kalau saya gak baca artikel ini, ntah kapan saya tau tentang Tan Jin Sing. Bener juga ya, Tan Jin Sing punya keterkaitan dengan Pangeran Diponegoro, tapi yang terkenal cuma Pangeran Diponegoro. Yang lebih kaget lagi tentang penemu Candi Borobudurnya. Makasih sharingnya, Kak

    BalasHapus
  12. Sepertinya karena ada Tionghoa itu ya jadi nama Tan Jin Sing tidak begitu dikenal. Apalagi Jogja punya sejarah agak kelam dg orang Tionghoa. Sejarah emg kadang gitu, bergantung pada kondisi politik dan ekonomi.

    BalasHapus
  13. bisa jadi dia termasuk titisan pangeran diponegoro yg mungkin namanya tidak membumbung tinggi tapi jasanya dirasakan oleh orang pribumi,

    BalasHapus
  14. Meskipun asing di pribumi, tapi punya sejarah yang cukup penting ya.

    BalasHapus
  15. Dari awal diceritakan oleh mandornya, lalu ditelusuri oleh tan jin sing, dan ditindaklanjuti oleh raffles. Iyaa yaa, sekarang kalau kita tau penemunya memang raffles, ternyata ada seseorang dibalik penemuan itu. Tapi memang sangat jarang sekali orang yang menceritakan kisah orang-orang dibaliknya, cuma berawal dari proses rafles saja,

    BalasHapus
  16. Ternyata ada banyak catatan sejarah yang kita miss untuk memahaminya ya. Mungkin juga dibuat seperti itu agar lebih mudah dipahami, padahal itu membuat daya pikir kita jadi gak kritis memahami proses sejarah sebenarnya. Kasihan Tan Jin Sing, tidak ada yang tahu jasa besarnya, sepantasnya ia dapat kredit yang besar. Terima kasih sudah berbagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah catatan sejarah bang, bisa ternodai karena sikap terburu-buru atau karena memang ada unsur politiknya..

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!

 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template