APA kabar Sobat PIKIRAN POSITIF? Semoga dalam kondisi sehat lahir batin. Terkhusus buat kalian yang muslim, yang sebentar lagi menunaikan ibadah Ramadan. Nah! Senyampang belum puasa, kita ngomongin Roti Djoen, ya.
Roti Djoen? Roti apa, tuh? Kalian yang bukan orang Jogja kemungkinan besar memang tidak tahu roti tersebut. Yang orang Jogja saja tidak semua tahu.
Ironis juga sebenarnya. Roti Djoen itu 'kan roti legendaris. Telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Kok sampai tidak tahu, lho. Hehehe ....
Silakan baca juga "Toko Roti Djoen Yogyakarta".
![]() |
Dokpri Agustina |
![]() |
Dokpri Agustina |
Toko Roti Djoen berlokasi di Jalan Malioboro. Tepatnya di sebelah utara gapura Kampung Ketandan. Sangat mudah dicari. Satu-satunya toko roti di sekitar gapura itu ya cuma Toko Roti Djoen.
Tak perlu khawatir salah toko. Silakan perhatikan dengan seksama foto di bawah. Bila ada toko roti dengan nuansa zadoel begini, itulah Toko Roti Djoen.
Tak perlu khawatir salah toko. Silakan perhatikan dengan seksama foto di bawah. Bila ada toko roti dengan nuansa zadoel begini, itulah Toko Roti Djoen.
Lalu, mengapa judul di atas "Roti Djoen Roti Layatan? Karena biasanya di Yogyakarta, jika sebuah keluarga sedang kesripahan (salah satu anggotanya meninggal dunia), para pelayat diberi snack box yang berisi Roti Djoen dan air kemasan.
Lalu, bagaimana ceritanya Roti Djoen bisa dilabeli sebagai Roti Layatan?
Semua bermula ketika Sri Sultan HB IX meninggal dunia. Tatkala itu rakyat yang sangat mencintai beliau ingin terlibat membantu apa saja. Maksudnya membantu memperlancar seluruh prosesi pemakaman.
Ada yang membantu dengan tenaga. Ada yang membantu dengan uang. Adapun Toko Roti Djoen tatkala itu menyumbang sekian banyak roti produksinya untuk ribuan pelayat.
"Kami tidak punya uang, tetapi kami punya roti. Dengan roti inilah kami membantu ...."
Alhasil, sejak saat itu Roti Djoen terkenal sebagai Roti Layatan. Walaupun belakangan ada roti merk lain yang disuguhkan untuk layatan, pelabelan Roti Layatan masihlah milik Roti Djoen.
Demikian informasi yang saya peroleh dari Mas Erwin dari Komunitas Malamuseum. Semoga berfaedah. Minimal menambah pengetahuan kalian tentang Yogyakarta.
Lalu, bagaimana ceritanya Roti Djoen bisa dilabeli sebagai Roti Layatan?
Semua bermula ketika Sri Sultan HB IX meninggal dunia. Tatkala itu rakyat yang sangat mencintai beliau ingin terlibat membantu apa saja. Maksudnya membantu memperlancar seluruh prosesi pemakaman.
Ada yang membantu dengan tenaga. Ada yang membantu dengan uang. Adapun Toko Roti Djoen tatkala itu menyumbang sekian banyak roti produksinya untuk ribuan pelayat.
"Kami tidak punya uang, tetapi kami punya roti. Dengan roti inilah kami membantu ...."
Alhasil, sejak saat itu Roti Djoen terkenal sebagai Roti Layatan. Walaupun belakangan ada roti merk lain yang disuguhkan untuk layatan, pelabelan Roti Layatan masihlah milik Roti Djoen.
Demikian informasi yang saya peroleh dari Mas Erwin dari Komunitas Malamuseum. Semoga berfaedah. Minimal menambah pengetahuan kalian tentang Yogyakarta.
Sejarah yang unik. Gara2 nyumbang saat pemakaman Sri Sultan HB IX, roti layatan jadi terkenal. Keren.
BalasHapusBenar, Bu. Terima kasih telah berkunjung.
Hapushttps://saglamproxy.com
BalasHapusmetin2 proxy
proxy satın al
knight online proxy
mobil proxy satın al
FQFLT