Sabtu, 12 Desember 2020

Rumah Indah Sitaan KPK di Jogja

APA kabar Sobat PIKIRAN POSITIF?

Alhamdulillah. Meskipun belum seratus persen sehat, jiwa ragaku sudah mulai lebih nyaman untuk beraktivitas. Sekali lagi, Alhamdulillah. Diingatkan akan nikmat sehat dengan cara dikaruniai sakit memang manjur. Maksudku, manjur menggerakkan diri untuk segera bertobat atas segala dosa. Serius. 

Semoga kalian senantiasa sehat lahir batin. Namun, mohon jangan salah tafsir. Yang kumaksud sehat batin tidak melulu berarti tidak gila, lho. Sehat batin juga meliputi kondisi tidak gampang suuzon, tidak mudah nyinyir, dan aneka sikap yang sejenis.

Yeah! Semoga kita sepemikiran. Kalaupun tidak,  ya tak jadi soal. Bisa juga dijadikan jawaban 'kan? Hehehe ....

Baik. Sesuai dengan janjiku pada postingan sebelumnya, kali ini aku hendak bercerita tentang sebuah rumah indah sitaan KPK. 

Hmmm. Kusebut indah bukan sebab mewah megah plus bercorak arsitektur kekinian. Justru sebaliknya, rumah sitaan KPK yang kujumpai ini merupakan bangunan kuno. Jadi, keindahannya klasik. Beraroma heritage gitu, deh. Silakan cermati foto di bawah. Beneran beraroma heritage 'kan?


 

Kalian lihatlah baik-baik. Mulai dari bagian atap, pagar tembok,  hingga logo istimewa yang tersemat di bawah atap. Tanpa kujelaskan detil kalian pasti paham, awalnya (sebelum pada akhirnya jatuh ke tangan koruptor yang tertangkap) rumah indah ini milik kalangan keluarga mana. 

Kalian tentulah mafhum bahwa bangunan berarsitektur heritage berharga sangat mahal. Terlebih lokasinya di njeron beteng alias dekat-dekat kraton. Yang notabe ada di pusat kota. Sungguh strategis. Jadi, bayangkan saja betapa kaya raya sang koruptor sebelum tertangkap.

Dari hasil investigasi amatiran, aku pun tahu bahwa rumah indah ini hanyalah satu dari lima rumah mewah yang disita dari sang koruptor. Rinciannya: dua di Solo, satu di Semarang, dan dua di Jogja. Satu lagi yang ada di Jogja, lokasinya beda kelurahan saja dengan rumah yang sedang kita bahas ini.

Tentu selain kelima rumah tersebut, masih banyak aset lain yang disita dari sang koruptor. Sejauh pengetahuanku, ada pula satu unit apartemen dan belasan (nyaris 20) bidang tanah luas yang ikut disita. Duileee. Banyak sekali 'kan? 

Hayooo, kalian dapat menebak nama sang koruptor atau tidak? Agar tak penasaran, kuberi clue, ya. Pada tahun 2008 dia menikahi seorang perempuan yang pernah memenangi kontes Puteri Solo. 

Selera sang koruptor memang yang estetik-estetik, ya? Enggak istri, enggak rumah. Semuanya dipilih yang punya nilai estetika tinggi. Tak jadi masalah sebenarnya. Malah bagus. Hanya saja, kalau semua dibiayai dengan hasil korupsi ya jadi masalah.  

O, ya. Foto di atas memang menunjukkan fasad gerbang depan rumah. Bukan bangunan rumah intinya. Namun kuyakin, sudah cukup menjelaskan bagaimana bentuk bagian dalamnya. 

Kutahu, bakalan lebih afdal jika kutampilkan penampakan bagian dalamnya. Akan tetapi, sayang sekali aku dan kawanku kesusahan untuk mengintip bagian dalam. Dari celah pagar rapat, kami hanya bisa melihat halaman luas kosong dengan sebatang pohon mangga yang berbuah lebat. Tampak sekali kalau tak pernah ada yang memetiknya.

Dengan kata lain, kami tak beruntung mendapatkan sudut memotret yang oke. Andai kata ada penjaganya, kami tentu sudah nekad minta izin masuk. Namun, ya sudahlah. Nasib, nasib. Hahaha!

Selain langka dan unik, rumah sitaan KPK yang kita bahas ini tentu punya nilai sejarah. Seberapa pun kadarnya. Maka ketika KPK melelangnya dan tak kunjung laku, Pemda DIY berinisiatif memohon penghibahan atasnya. Alhasil agar bangunannya tak rusak terbengkelai, KPK menghibahkannya kepada Pemda DIY. Sultan HB X pun secara simbolis telah resmi menerimanya. 

Sejauh pengetahuanku, kelak rumah sitaan tersebut akan difungsikan sebagaimana mestinya sebuah bangunan heritage. Alhamdulillah. Sebagai penyuka bangunan kuno bersejarah, tentu saja aku bahagia karenanya. Semoga segera terealisasikan. 

Kalian, terutama yang wong Jogja, mungkin penasaran lokasi rumah sitaan ini. Baiklah. Kuberitahukan ancar-ancarnya, ya. Mula-mula pergilah ke alun-alun kidul Jogja alias alkid, lalu menujulah ke barat sampai nemu SMPN 16 Yogyakarta, yang berlokasi di sebelah kanan kalian (berarti di utara jalan). 

Rumah sitaan KPK ini berada di sebelah timur SMPN 16 Yogyakarta. Selang dua rumah. Jadi, kalian harus sedikit mundur ketika nemu bangunan sekolah tersebut. Hihihihi .... Navigasinya beraroma jail.

   


O, ya. Aku ingin menegaskan satu hal. Tulisan ini tak bermaksud gibah. Buktinya, nama sang koruptor beserta kasusnya tidak kusebutkan. Aku sekadar memberikan clue. Jadi, kalian yang kepo dapat gigih berjuang untuk menemukan jawabannya melalui clue tersebut. 

Ngomong-ngomong, aku sebenarnya tak sengaja nemu rumah sitaan nan indah ini. Kronologinya begini. Pada suatu pagi aku pura-pura jogging, lalu bertemu kawanku yang sepedaan. Demi efektivitas, kami gabungkan kedua aktivitas tersebut. 

Alhasil, bentuknya berupa jalan santai sembari menuntun sepeda. Tentu sambil kepo sana-sini dan jeprat-jepret sesuka hati. Toh semua gratis. Hingga akhirnya, tibalah kami di depan rumah sitaan KPK ini. 

Mula-mula kami tertarik bentuk atapnya. Setelahnya kami tertarik mengamati logo di bawah atap. Lalu, pandangan kami terbentur pada "prasasti" istimewa dari KPK tersebut. Melihatnya aku jadi membatin, "Kok seindah ini plang sitaan KPK?"

Kemudian, aku mencari tahu model plang sitaan KPK di internet. O la la! Ternyata rata-rata tidak sebagus yang tampak di fotoku. Yang aku potret itu malah terkesan mewah. Iya 'kan? 

Aku tak tahu. Apakah sengaja dibikin istimewa sebab rumah sitaan berada di wilayah DIY atau sebab jenis bangunannya yang heritage. Sejujurnya baru pertama kali itu aku melihat plang sitaan KPK.

Wokeee. Kiranya cukup sekian tulisanku ini. Panjang, ya? Semoga kalian tak bosan membacanya. Semoga pula bisa mengambil hikmah darinya.

 

MORAL CERITA: 

Jangan jadi koruptor. Kalau ketahuan ruginya pol-polan.

 

36 komentar:

  1. Sederhana bangunannya tetapi banyak kasus didalamnya entah apa saya juga tidak tahu.😊

    Intinya tetap ada sebabnya kali yaa Bu.😊😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaah. Klo yang ini bangunannya jelas gak sederhana. Liat aja detil atap gerbangnya yang bergaya indis. Apalagi kasus di dalamnya. Ruweeet.

      Hapus
  2. wah itu brarti dilelang ntaran itu ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rumah itu sudah dilelang, tetapi tak kunjung laku, Mas. Tampaknya kemahalan. Beraroma heritage 'kan? Lagi pula teramat luas, nomornya saja 34-36.

      Alhasil karena lama tak laku, diminta Pemda DIY.


      Hapus
  3. Kasus sim elektronik itu ya kayaknya...ndalem supraban kalau ga salah itu namanya..

    BalasHapus
  4. Niatnya mau cari tau siapa sang koruptornya tapi takut dibilang kepo akhirnya ngga jadi. Kalau lihat dari depan gerbangnya pastinya itu rumah sangat antik dan luas apalagi pemiliknya koruptor ngga mungkin rumah kecil dan sederhana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu clue nya cukup jelas, lho. Yang menikahi pemenang kontes Puteri Solo.

      Hapus
  5. Serem rumahnya...kyk seremnya koruptor

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, pada akhirnya menjadi serem sebab rumah kuno luaaaasss, dikosongkaan

      Hapus
  6. Mb Tintin dr dulu keren....cerdas pokokee

    BalasHapus
  7. wah, sayang ya mba, padahal punya rumah di jogja sulit loh, untuk dapat hgm itu enggak mudah, apalagi orang asing, tapi ya mau bagaimana lagi ya, toh uangnya tidak halal, ea

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, ituuu. Makanya jangan jadi koruptor. Hehehe... Lhah uang hasil korupsi klo buat beli barang mahal, rugi gedeeee klo ketahuan dan jadi barang sitaan.

      Hapus
    2. waduh, kalau saya mundur alon-alon aja mba, belum ada nyali buat jadi koruptor, ha-ha

      Hapus
  8. Kalo ngga salah, koruptornya itu seorang jenderal polisi ya mbak.

    Betul betul bernuansa heritage atau kuno, bangunannya kesannya kuno tapi karena itu jadi mahal ya mbak.😃

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betuuuul semuanya. Muehehehe. Tebakan koruptornya betul. Tebakan bangunannya yang mahal juga betul. Selamat. Anda layak dapetin payung cantik.

      Hapus
  9. Gapapa kak gibah membagi pengetahuan mah hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha .... selain membagi pengetahuan, semoga bisa menyadarkan pembaca agar tak silau dan silap untuk berkorupsi. Terutama sih, buat menyadarkan diriku sendiri.

      Hapus
  10. Owalaaaah makJleb rasanya aku baca nama clue-nya, kak ...

    Salah satu istri beliau dulu adalah eks bosku dulu di Jakarta.
    Tapi cukup sampai disitu ya kujelasinnya, ngga enak hati soalnya.
    Takutnya dia tanpa sengaja ikut baca komentarku karena dia orangnya baik sama kita para staffnya.


    BalasHapus
    Balasan
    1. Wokeee, Kak. Kita cukup tau sama tau lah ya. Buat kita jadikan pembelajaran untuk diri kita sendiri. Namuin, aku jadi kaget dengan kalimat "Salah satu istri beliau" ... weih, berarti ....

      Hapus
    2. Berarti .... eng ing eeenng ..., hahhahaha

      Hapus
    3. Hahaha.. Ya sudahlah, kita jadiin pelajaran yaa

      Hapus
  11. dari fasadnya saja terlihat cakep ya

    walaypun sitaan kpk memang ditinjau dari segi arsitektur bagus dan kliatan ningrati

    sayangnya nda isa motret bagian dalam ya..padahal kepo saya ma interioenya

    malah saya jadi bayangin pohon mangga yang lagi berbuah lebat tuh hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bhahahaha ...pohon mangganya pasti sekarang sudah pada busuk di pohon buahnya. Sayang bangeeet.

      Hapus
  12. rumahnya huhuhuhu rumah kuno yang super cantik itu mbak, ahh kaya apa isinya itu mbak, jangan2 antik2 semua ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, isinya pastilah berharga semua, o ya, setahuku perabotannya gak disita, jadi pasti tetap dimiliki pihak koruptor,

      Hapus
  13. klo kategori "heritage" baguslah kalo kembali ke tangan pemerintah ya. Biar jadi bangunan yang lestari

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Bang. Malam dalam hal ini, saya sempat membatin, syukurlah kehuan korupsinya sehingga bangunan heritage ini bisa balik ke tangan pemda DIY. Katakanlah, ini hikmahnya. Hehehehe ...

      Hapus
  14. Wah, rumah begitu pastinya nggak laku dilelang kecuali kalau yang beli emang kaya banget. Rumah yang masuk warisan budaya kan mestinya nggak bisa sembarangan direnovasi. Mau cat tembok aja harus lapor ke Pemda, kan. Apalagi nambah jalur AC dan kabel LAN di atap. Intinya sih, bangunan kayak gini emang harusnya kembali ke Pemda aja ... tapi harus bisa dikelola dan menghasilkan uang supaya biaya perawatannya terpenuhi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, Mbak. Heranku, si koruptor kok ya mampu beli, ya? Eeeh, kan punya duit banyaaak. Lupa aku. Hihihi....

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!

 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template