Jumat, 07 Juni 2019

Shalat Idulfitriku Tahun Ini

RASANYA aku selalu punya cerita pada tiap Idulfitri. Tentu tak melulu cerita tentang mudik dan ketupat. Demikian pula, tak selalu cerita beraroma sukaria.

Jangan lupa. Idulfitri adalah salah satu perkara penting dalam hidup. Sementara dalam hidup ada aneka rupa peristiwa dan rasa. Alhasil cerita Idulfitriku pun bernuansa senang, sedih, dan gabungan keduanya.

Lalu, apa cerita Idulfitriku tahun ini? Hmm. Apa, ya? Seperti biasa, sebenarnya ada beberapa. Namun dalam tulisan ini, aku putuskan untuk menceritakan tentang seremonial shalatnya saja. Yang Alhamdulillah, sejak awal shalat hingga akhir khotbah lancar jaya.

Yeah .... Walaupun isi khotbahnya lumayan bikin aku mengeluh, sih. Haha! *khotbahnya bernuansa politik praktis*

Ah, sudahlah. Anggap saja sang khatib belum bisa move on dari pilpres. Mau bagaimana lagi? Masak harus bangkit dari duduk, kemudian pulang? 'Ntar bubar dong, rangkaian ibadah shalat Idulfitriku. Ya sudahlah. Jamaah mengalah. Hehehe ....

Menurutku, yang paling menarik justru dua pengumuman yang disampaikan sebelum shalat Idulfitri dimulai. Pengumuman pertama, "Jamaah yang punya anggota keluarga tuna rungu dipersilakan mengambil posisi dekat ringin kurung. Di situ telah disediakan alat khusus supaya si tuna rungu bisa menangkap isi khotbah Idulfitri."

Subhanallah. Alhamdulillah. Tahun lalu tak ada pengumuman seperti ini. Semoga tahun depan dan tahun-tahun berikutnya akan selalu ada. 

Pengumuman berikutnya, "Jamaah yang memakai koran sebagai alas shalat dimohon mengumpulkan koran bekasnya di pinggir lapangan. Atau, di tempat-tempat yang telah disediakan."

Tahun lalu ada pengumuman begitu. Semoga sampai kapan pun akan selalu ada. Kedengarannya mungkin sepele. Cuma imbauan untuk membuang sampah pada tempatnya.

Namun, jangan salah. Buang sampah pada tempatnya itu susah, lho. Buktinya masih banyak yang bandel. Yang tidak patuh imbauan. Padahal, tidak buang sampah sembarangan adalah sikap yang keren. 


Mereka dan koran bekas

Koran bekas di bibir trotoar 


Untunglah tak ada imbauan untuk mengumpulkan potongan kertas bekas petasan. Andaikata ada, wuahduuuh.... Seingatku, tahun lalu kertas bekas petasan tak sebanyak itu. Entahlah apa yang menjadi penyebab bertambahnya. Mungkin sebab jumlah penyulut petasannya bertambah. Atau, sebab daya beli petasan tiap penyulutnya meningkat. Dahulunya hanya mampu beli satu, sekarang mampu beli tiga. 



Sampah petasan alias sisa mercon



Demikianlah cerita Idulfitriku kali ini. Semoga berguna dan bisa menginspirasi kalian. Apa pun bentuk dari inspirasinya. Sebagai pelengkap, kalian bisa pula membaca tulisan lamaku ini  "Sampah Idulfitri".


MORAL CERITA:
Dalam tiap momen apa pun selalu ada cerita yang bisa ditulis. 




20 komentar:

  1. Selamat hari lebaran mbak...

    Seneng bisa ketemu lebaran lagi. Saya mah solat Ied bukannya tenang tapi malah celingak-celinguk nyariin keponakan yang lari ke sana-ke mari -___-'

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha ... Iya, gawat kalau si bocah sampai hilang di tengah kerumunan massa.


      Yoiii, selamat lebaran juga...

      Hapus
  2. Waw sisa petasan nya
    #barulihat ����
    Maaf lahir dan batin ya ����

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbaak. Sisa petasannya emejing.

      Mohon maaf lahir batin juga.

      Hapus
  3. Foto koran-koran bekas sholad Ied bagus banget. Mencerminkan bahwa rupanya masih banyak orang yang gemar buang sampah sembarangan di Indonesia.

    Hahaha.. tapi yah begitulah kebanyakan orang Indonesia.

    Untungnya, mesjid di tempat saya sudah berubah. Lebih ramah lingkungan . Mereka menyediakan terpal sebagai alas, jadi, para jemaah tidak lagi membawa koran. Mereka cukup menggelar sajadah di atas terpalnya.

    Butuh modal memang, tetapi demi kebaikan bersama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ya? Mestinya kebandelan jamaah langsung dihadang dengan kebijakan terpal. Hahaha!

      Hapus
  4. Iha banyak yang viral juga khotbah lebaran ko pplitik kan ga nyambung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naah, itulaah. Banyak khatib yang belum bisa move on dari situasi pilpres pileg hehehe....

      Hapus
  5. Mohon maaf lahir dan batin mba, waduh itu sampah petasannya banyak amat ya, sayangnya di daerah tempat saya solat ied tidak ada imbauan seperti itu, jadi koran bekas tetap berceceran dimana mana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mohon maaf lahir batin juga, ya. Iya tuh, sampah petasannya modal-madul. BTW tentang sampah koran bekas, diingatkan saja banyak yang bandel.... Apalagi enggak diingatkan... Hihihi...

      Hapus
  6. Selamat lebaran mba. Keren panitianya menyediakan sarana ut disabilitas

    BalasHapus
  7. Balasan
    1. Astagaaa... Malah salah kamar pula komentarku ini. Haha!

      Hapus
  8. terlalu berantakan ya :) ga enak dipandang abs solat nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, malah kurang mencerminkan nilai religiusitas

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!

 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template