Jumat, 12 Agustus 2016

Adiba dan Tombol Radio




ADIBA sibuk berlatih memutar tombol channel radio. Iya, radio tape recorder. Jadoel bingits, ya? Eeeaaa…. Sebagian dari perabot di rumah kami memang ogah kekinian. Alias masih kekunoan, tersebab masih berfungsi dengan baik (dan belum ada dana untuk membuatnya kekinian hihi…).

Yang menjadi pertanyaan, mengapa mesti berlatih segala? ‘Kan hanya memutar tombol radio? Begini, begini. Sebagai anak masa kini yang tingkah polahnya kerap kali bikin sang emak berkomentar ih masa gitu, Adiba memang tak akrab dengan radio. Tuh bocah akrabnya dengan gadget doooong. Hehe…. :D 

Nah. Karena tak akrab itulah, Adiba tak luwes bilamana mesti berurusan dengan radio. Tepatnya tak luwes dan kerap kali masih terkagum-kagum. Dahulu ia bahkan ternganga-nganga pada banyaknya tombol di radio. Dan, makin takjublah ia ketika aku jelaskan satu per satu fungsi dari tombol-tombol itu.

Tombol yang paling disukainya (sepertinya sekaligus dikaguminya) adalah tombol pemindah channel. Namun sayang sekali, Adiba sangat kasar ketika memutar tombol channel. Kurang lembut dan kurang penghayatan. Jadi, kurang oke untuk menemukan sebuah acara yang diminatinya. Oleh sebab itu, ia kusarankan untuk giat berlatih memutar si tombol channel. 

Tujuannya? Sudah pasti agar ia piawai menemukan channel yang diminatinya. Piawai itu dalam arti, bisa memutar si tombol channel dengan lemah lembut plus santun. Gawat dong kalau perkakas kuno selalu dikasari. Terancam prothol dari radionya. Hehehe...

Sampai sekarang ia selalu terlihat sangat antusias manakala memutar-mutar tombol favoritnya tersebut. Kuduga, benaknya belum tuntas berimajinasi mengenai hubungan antara berputarnya tombol radio dengan bergantinya acara yang terdengar. Bila begitu disetel terdengar lagu dangdut, maka saat tombol channel diputar sedikit, bisa mendadak berubah menjadi acara siraman rohani. 

Suatu ketika aku bahkan pernah menjumpainya sedang tercenung di depan si radio. Tercenung sembari tangan kanannya sibuk memutar-mutar sang tombol kesayangan. Demi melihatnya dalam posisi seperti itu, aku sebagai emak yang imajinatif pun tersenyum-senyum geli.

Imajinasiku langsung meliar. Membayangkan simpul-simpul otaknya sibuk mengimajinasikan hubungan antara berputarnya tombol radio dengan bergantinya acara yang didengarnya. Nah ‘kaaan… berarti tak salah bila di atas kukatakan bahwa benaknya belum tuntas berimajinasi mengenai hubungan antara berputarnya tombol radio dengan bergantinya acara yang terdengar. 

Demikianlah adanya. Sampai sekarang Adiba ternyata masih saja ternganga-nganga pada tombol channel radio jadoel kami. Uh la la syekaleee, bukaaan? Seru, seru. Untuk seorang anak yang kerap kali  ngatain emaknya kudet, kurang up date, ini terasa amat sesuatu. Hahaha…. :D 

#Mengapa aku memilih menggunakan istilah "channel", ya? Tidak "saluran"?

MORAL CERITA: 
Sekekinian apa pun sang orang tua, rupanya tetaplah ada hal-hal yang menjadi penanda bahwa orang tua memang berasal dari masa kuno….


2 komentar:

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!

 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template