Hai, Sobat PIKIRAN POSITIF!
Apakah kalian sedang menanti-nanti tayangan tulisan baru di blog ini? Duuuh. Maafkan daku yang terlalu lama tak menerbitkan tulisan di blog PIKIRAN POSITIF ini, ya. Namun, percayalah. Aku masih setia menulis tiap hari. 'Kan menulis adalah jalan ninjaku? Muehehehe ....
Kalau kalian kangen membaca tulisanku, sementara belum ada tayangan baru di blog ini, bisa banget lho menyambangi blog yang satunya (Rak Buku Tinbe) atau akun Kompasiana milikku. Siapa tahu diriku sedang lebih rajin menulis di kedua lokasi tersebut? Atau, baca-baca tulisan lama di blog PIKIRAN POSITIF ini.
Yaelah. Malah promo. Baiklah. Sekian saja promonya. Sekarang, mari berbincang tentang kucing. Terkhusus kucing berbulu oranye, yang belakangan viral dengan nama gaul kocheng orens.
Ih! Apa urgensinya membahas kucing berbulu oranye? Mungkin ada di antara kalian yang berkomentar begitu. Hmm. Sebetulnya sih, bagiku memang enggak ada urgensinya. Hanya saja, karena aku termasuk ke dalam golongan orang-orang yang takut kucing, ngomongin kucing begini terasa sebagai "sesuatu".
Lhah? Gimana, sih? Katanya enggak suka, takut, kok malah ngomongin? Semacam benci tapi rindu, ya? Oh, tidak. Kupikir tidak demikian. Sebab faktanya, aku tidak membenci kucing. Aku sekadar takut. T-a-k-u-t. Tak berani memegang, apalagi memangku atau menggendongnya.
Saking takutnya, kalau ada kucing sedang berusaha nyolong lauk di depan mataku, ya aku cuekin saja. Palingan berteriak-teriak. Ya, aku terlalu takut untuk mengejarnya atau melemparnya dengan batu ataupun bakiak. Lebih baik aku yang mengalah. Lagi pula, jiwaku pada dasarnya tak bengis. Setakut-takutnya aku, insyaallah tak mau menyakiti.
Yeee. Justru karena takut itulah, aku sungguh menghindari konflik dengan kucing. Takut si kucing balas dendam. Hahaha! Alhasil, foto berikut terasa amat istimewa. Betapa tidak? Ini foto hasil jepretanku sendiri pada November 2020 lalu.
Nah, lho. Termasuk momentum bersejarah ini. Meskipun untuk sesaat saja, aku berhasil mengatasi rasa takutku 'kan? Berani memotret kocheng orens dari jarak dekat. Tepat di bawahnya pula. Yang berarti berpotensi dilompati untuk kemudian dicakar pas lagi sayang-sayangnya, eh pas lagi motret maksudnya. Hihihi ....
Jadi, kalau kalian sedang menggendong atau memangku kucing, baik berbulu oranye maupun berbulu warna lain, aku pasti akan jaga jarak. Secinta apa pun aku kepada kalian. Beneran. Takut is takut. Enggak bakalan mempan dikomentari, "Halah. Sama kucing aja takut."
Ahaaai. Jangan meremehkan rasa takut orang, dong. Tuhan tidak suka. Maaf lho, ya. Diriku tak bermaksud membela diri. Tak pula bermaksud julid. Aku sekadar mengingatkan dan mengajak untuk adil sejak dalam pikiran. Sepakat, ya?
Paling Barbar
Mari kembali ke perbincangan tentang kocheng orens. Begini. Saking penasaran dengan keviralan si kocheng orens, aku kemudian berselancar demi sebuah jawaban. Setelah sekian waktu, ketemulah jawaban yang kucari.
Ternyata, oh, rupanya. Ada penelitian yang menemukan bahwa warna bulu kucing berpengaruh pada perilaku si kucing. Yang terbandel alias teragresif, ya si kocheng orens.
O la la! Pantesan ketika foto ini kupajang di FB, ada kawan yang berkomentar begini, "Widih. Kocheng orens. Beraniii."
Yeah. Mulanya kupikir tingkat kebarbarannya jauh lebih rendah daripada kucing hitam. Eh, ternyata pikiranku salah. Alhamdulillah tak terjadi apa-apa selepas aku memotret si kocheng orens ini.
FYI, di wilayah njeron beteng Kraton Yogyakarta lumayan banyak kucing berkeliaran. Yang berbulu oranye banyak juga. Salah satunya ya yang fotonya kupasang di atas itu. O, ya. Tepatnya foto tersebut berlokasi di belakang objek wisata heritage Tamansari.
Demikian celotehanku tentang kocheng orens. Semoga berfaedah. Minimal menghibur.
MORAL CERITA:
Takut tak berarti benci. Benci tak mesti menyakiti. *Etdaaaah*
Jarang jarang lo mbaa orang takut sama kucing, hehe
BalasHapusAku pencinta kucing btw, ����
Dulu jaman SMP sama SMA aku punya kucing warnanya oren���� namanya Manyet, aku cinta banget sama kucing itu, sampai2 kami kasih dia tato dihidungnya pake pena����
Tiba2 dia hilang gitu,akhirnya gak balik2 lagi kerumah, ternyata pas aku mau berangkat sekolah, aku nemuin dia dalam kardus, udah mati ��������
Ya Allah, kok matinya bisa rapi di dalam kardus? Apa keracunan ya? Salah makan umpan yang sedianya untuk tikus? Turut prihatin ya.
HapusOh mbak Tina agak takut sama kucing ya, kalo aku biarpun tidak memelihara kucing tapi suka kucing, ponakan saya memelihara 5 kucing.
BalasHapusKemarin ada yang ketabrak motor lalu kucing nya mati, dia sampai sedih seharian, tapi untungnya masih ada empat. Tapi sayangnya sekarang tinggal 2, yang dua lagi entah kemana.
Kucing Oren katanya memang agak agresif, kalo didekati orang yang ga dikenal biasanya kabur, kalo nekad megang malah dicakar.
Oalaaah banyak banget memeliharanya ...Iya, aku takut. Aku tuh serasa oleng klo dikerubuti kucing meskipun jaraknya tak dekat.
HapusNah, lho. Nakutin tuh kucing agresifnya.
Bukan nakutin lagi tapi malah nyeremin mbak, kalo kucing Oren ngga suka seseorang, malam harinya ia akan datang dan membuat gaduh, misalnya jalan-jalan di asbes atau genteng.😱
Hapusooooh, waduuuh, pantesan di atap rumahku kerap ada kucing jalan-jalan.
HapusTakut tak berarti benci. Benci tak mesti menyakiti.. Dalem banget ini hahaa
BalasHapusAku jg merasa agak risih sih mbak sama kucing, tapi bukan berarti takut atau benci yaaa. setuju itu emang agak beda ehehee
Bhahahaha ..... Iyaaa. Risih memang beda dengan takut. Klo takuut itu ada rasa terintimidasi. Klo risih malah ada rasa jengkel. Demikian simpulanku. Hehehehe ....
HapusBenci tapi rindu kan sama kucing ?, Wkwkwk ..
BalasHapusNah tuh buktinya meong orens nangkring difoto 😀
Semoga ntar malam kucing orens datengin kak Tina akh ..
hahaha .... dia datang, aku bahkan gak berani nendang.
HapusUntung kucing di rumah warnanya bukan orens. hihhihi.
BalasHapusDuh, padahal kucing itu aslinya lucu mba, apalagi pas dielus-elus. hemmmmm
Ya Allah, mengelus kucing sama sekali tak termasuk dalam daftar impiankuuu. Hehehehe....
HapusAku takut bgt sm kucing mbak, bukan takut sih aku emang ga suka sama binatang yg berbulu kaya gitu. Di perumahanku banyak bgt kucing berkeliaran, sering dikasih makan sama tetangga. Bayikupun seneng bgt pegang2 kucing, akunya yg takut hihi
BalasHapusIh, klo aku rasanya kok seraaam buat megang kucing, anjing dan ayam/burung aku juga takuuut.
HapusHai Mba,
BalasHapusAku kucing mau yang oren atau warna bulu lainnya tep takut. Perasaan takut dicakar aja, pokoknya ga mau deket-deket. hihihi...
Hahahaaha. Tossss.
Hapusquote terakhirna mantul
BalasHapusaku...aku...aku mennatikan updatean tulisanmu kak hahahhaha
sini sini kocheng orennya lempar ke aku aja kak, nanti pasti dia taksayang sayang dan takuwel uwel bin tak elus elus, aku suka semua jenis kucing terutama puss kampung alias domestic cat yang udah besar...tapi memangbkalau motret kucing agak susah...seringnya ngeblur karena dia gerak wkwkkw
kucingnya kek garfield...mukanya sinis, tapi lucuk hahahha
Eeh, wuahduuuhhh, aku megang si kocheng aja takuut, kok disuruh ngelempar woow... Ngeriiih.
HapusNice info, Trmks ya dan salam kenal dari saya, semoga sukses
BalasHapusOkeee. Sama-sama.
HapusSama kayak aku yang takut kecoak 😂. Kalau lihat kecoak, lebih baik menyingkir sebelum dia mendekat atau bahkan terbang 😂 kecoak terbang itu serem banget wkwk
BalasHapusBtw, aku pernah punya kucing orange tapi kucingnya malah kalem 🤣 terus aku sekarang punya kucing putih abu, dia malah lebih badung 😂. Mungkin kucing orangeku kalem karena dia kurang orange warnanya? 🤣
Lohh klo kucing orensnya kalem, berarti anomali atau mitos kebadungan kocheng orens terpatahkan... Bhahaha...
HapusHahahahaha, berarti kalo kamu ke rumahku bisa kabur dong mba :p. Rumahku banyak kuciiing hahahaha
BalasHapusAku pecinta kucing dr dulu. Cm pas sekolah ga diksh pliara. Jd aku diem2 aja ksh makan. Eh tapi kucingnya dibuang mama :(. Itu serius aku nangis lama. Ga nyangka aja mama tega. Sejak itu aku takut mau pliara, Krn ga mau patah hati lagi.
Setelah nikah, baru bisa. Sbnrnya bukan kucingku juga. Pgn, tapi rumahku kecil dan ga ada halaman. Makanya aku pikir kasian kucing kalo cuma indoor trus2an. Ya udh, untungnya suami suka kucing, dan ngizinin aku ksh makan kucing2 liar. Jd di rumah selalu disediain makanan kucing Ama minuman. Dan jadinya rumahku jd tempat persinggahan mereka :).
Tapi kalo malam mereka hrs kluar. Aku ga ksh masuk. Pas pagi, siang sore aja boleh msk rumah :)
Waduuuh, Mbaaak. Jelas aku akan kavur dari rumahmuuu. Hehehee...
HapusAkhirnya terjawab sudah kenapa blognya Mbak Fanny namanya d'cat queen. 🤭
HapusOalaah iyaaa. Baru nyadar akuu. Hehehehe ....
HapusKalau aku takutnya sama kecoak, Mbak. Gara-gara trauma. Dulu pas masih ngekos, aku pernah diserbu sama segerombolan kecoa di dalam kamar. 😭
BalasHapusBalik lagi ke topik kocheng oren. Memang di dunia maya, citra kocheng ini sungguhlah bar-bar ya, Mbak. Tapi percayalah, citra itu terbentuk karena yang upload cuma meng-upload video tingkah konyol dan nakal kucing-kucing aja, hanya kebetulan yang sering nongol ya kocheng oren ini. Jadi si oren nih yang kena imbasnya. 🤣
Btw aku juga punya kocheng oren, Mbak. Dia ini satu-satunya kocheng oren yang aku pernah punya. Dan faktanya, dia jauh dari kata bar-bar. Dia kalem, malesan, suka rebahan, suka dielus-elus dan gak suka buang air sembarangan (buang airnya di kamar mandi). Bisa dibilang, dia ini kucing paling kalem, elegan, dan beradab yang pernah aku temui. Kan, ternyata gak semua kocheng oren itu bar-bar. 🤭
Wuahduh. Kasihan kocheng orens. Rupanya terkena hoaks perihal perilakunya. Berarti teteeup, ya? Kucing garong yang pualing seram? Hihihi.
HapusSoal kecoak, aku tak takut namun kesaaaal sekali kalau menghadapi serbuannya.
Casinos accepting Bitcoin - Casino Lists
BalasHapusCasinoListings77 Casino Review. List 돈포차 of the 포커 most popular 해외 축구 스코어 Casinos 마틴게일 전략 accepting Bitcoin in the USA! Check out our list of Bitcoin gambling sites that accept op사이트 Bitcoin!
goruntulu show
BalasHapusücretli
NRK2