Sabtu, 15 Agustus 2020

SMKN 2 Yogyakarta (Stemsa)

HALO .... 

Apa kabar lagi Sobat Pikiran Positif? Semoga kalian selalu menang bertarung melawan Pikiran Negatif. Pokoknya jangan kasih kendor, deeeh. 

Oke. Kali ini aku akan bercerita tentang salah satu sekolah legendaris yang ada di kotaku. Yakni SMKN 2 Yogyakarta, yang dulunya bernama STM Jetis 1 (Stemsa), dan dulunya lagi bernama Prinses Juliana School. 




Bagaimana menurut kalian? Keren dan kokoh 'kan penampakannya? Demikianlah adanya dan kukira, memang telah teruji kekokohannya. Usia bangunan SMKN 2 tersebut sudah mencapai seratus tahun, lho. Wow banget 'kan? Pastinya pula menyimpan jejak sejarah penting yang diterakan masa lalu. 




Itulah sebabnya kami, para mentor dan peserta Kelas Heritage yang bertema "Menapaki Jejak Sejarah Pendidikan di Kawasan Jetis", bela-belain foto bareng di depannya. Malah pakai acara menyamakan pose dengan gaya berfoto para murid Prinses Juliana School segala. Hasilnya? Seperti yang kalian lihat. Kami kalah banyaaak dalam hal jumlah personil. 




Tentu saja aku tak rela kalau tidak berfoto sendirian. Teteeeup. Hahaha! Hasilnya memang tak sendiri-sendiri amat, tetapi lumayan melegakanku. Maklumlah. Pemotretan dilakukan di sela-sela orasi (baca: penjelasan) Kak Sandi Malamuseum. 

Mohon jangan ditiru, ya. Yang lain menyimak pemaparan sejarah dari mentor, kok saya malah sibuk sendiri. Sibuknya sibuk narsis pula. Paraaah. 

Berdinamika Seiring Berjalannya Zaman 

Tentu saja seiring dengan perkembangan zaman, sekolah tersebut ikut berdinamika. Baik secara fungsi maupun dalam hal fisik bangunannya. Menurut data yang berhasil kuhimpun, gedung eks Prinses Juliana School telah direnovasi pada tahun 1929, 1950, dan 1954. 

Apakah pada masa-masa setelahnya sama sekali tidak ada lagi perubahan? Hmm. Pada dasarnya mungkin tidak ada. Namun kukira, kalau sekadar perubahan-perbaikan kecil pastilah ada meskipun tak sampai mengubah bentuk asli bangunan. 

Misalnya penambahan dua papan informasi yang berada di kiri dan kanan pintu masuk. Yang satu menginformasikan jurusan-jurusan yang tersedia di SMKN 2 Yogyakarta. Yang satunya lagi menginformasikan organisasi-organisasi resmi yang ada di situ. 






Jangan lewatkan pula hal baru lainnya. Silakan perhatikan foto berikut. Yup! Hal baru yang kumaksudkan adalah dua prasasti gunungan, yang masing-masing menempel di tiang fasad depan bangunan. 

Berdasarkan tulisan yang tercantum di situ, kedua prasasti tersebut dibuat dalam rangka peringatan satu abad eksistensi Prinses Juliana School. Yang tepatnya jatuh pada tahun 2019 lalu. Just info, prasastinya juga mempergunakan aksara Jawa (hanacaraka) selain mempergunakan huruf latin. Unik 'kan? 




Ruang Kelas 

Sekarang kita beranjak ke dalam, ya. Untuk melihat-lihat suasana ruangan kelas, lorong/selasar, taman di sela-sela ruangan kelas, dan lain-lain. Sebagai bangunan cagar budaya, keautentikan sekolah ini memang terjaga. Aroma masa lalunya sungguh kuat. 

Kondisinya masih sangat baik dan terawat. Tidak kumuh dan lembab. Bersih. Silakan cermatilah foto-foto berikut. 





Ruang kelasnya lapang 'kan? Skala bangunannya tinggi,  ventilasi pada pintu kayu, dan jendela-jendela lebar mengisyaratkan bagusnya sirkulasi udara. Dampaknya, ruangan tetap relatif nyaman walaupun udara panas musim kemarau menerpa. 

Perhatikan pula papan tulisnya. Benar-benar papan tulis 'kan? Yang dibuat dari kayu dan dicat hitam, serta butuh kapur untuk menulisinya. Mungkin kalian bertanya-tanya, "Mengapa hanya ada satu white board? Bukankah lebih kekinian dan praktis (tak perlu cari kapur tulis) kalau pakai white board semua?" 

Hohohoho .... 

Jangan lupa. Sekolah ini merupakan bangunan cagar budaya, lho. Maka sesungguhnya, segala poin bersejarahnya mesti dipertahankan semaksimal mungkin. Papan tulis beserta kapur tulisnya sudah pasti termasuk poin bersejarah. 

Selain itu yang paling menarik bagiku, ada bangku yang menyatu dengan meja. Seperti yang tampak pada foto berikut. Hmm. Diriku masih pantas jadi siswa yang bandel 'kan? 



Sebagai tambahan info, pada bagian mejanya ada sebuah lubang kecil. Seukuran botol tinta bak (tinta cina). Lubang tersebut memang untuk menaruh tinta bak.

Perlu diketahui bahwa pada zaman zadoel (setelah era batu sabak) , alat tulis yang umum dipakai adalah pen dan tinta bak. Cara memakainya tinggal mencelupkan pen ke dalam tinta, lalu angkat bila dirasa telah cukup tintanya, kemudian dipakai untuk menulis. Bila tinta mulai menipis, ya tinggal mencelupkannya lagi ke dalam tinta. Demikian seterusnya.

Taman yang Asri 

Sedikit berbeda dengan bagian depan yang relatif kurang hijau, halaman dalam SMKN 2 Yogyakarta justru lebih hijau. Taman yang ada di sela-sela ruangan tampak lebih dipenuhi pohon, tanaman, dan rerumputan. Syukurlah. Kiranya nuansa hijau tersebut bisa menjadi penawar mata letih, seusai mengeksplorasi buku pelajaran dan gadget. 




Laiknya anak sekolah yang rehat dari jam pelajaran, tatkala Kelas Heritage pun kami diajak berjeda di halaman dalam nan asri. Tentu sembari diberi pencerahan-pencerahan sejarah, dong. 

Termasuk sejarah eksistensi menara air zadoel yang tampak dalam foto di bawah. Yang hingga kini masih berfungsi sebagaimana mestinya. Bayangkanlah. Betapa kokohnya! Ibarat hatiku yang tetap stabil meskipun kerap kali terguncang oleh sikapmu. Hahaha! 






Lorong dan Koridor 

Ada hal menarik lain di sini, yaitu lorong dan koridor. Seperti bangunan sekolah zaman Belanda pada umumnya, kelihatannya lorong dan koridor merupakan sebuah keniscayaan. Astagaaa! Apa pula maksudku ini? Muehehehe .... Sudahlah. Ketimbang kalian bingung dengan penjelasanku, lebih baik silakan langsung mencermati foto-foto berikut.






Sudah mencermati foto-foto di atas 'kan? Kalau begitu, pasti sudah setuju denganku?  Bahwa lorong dan koridornya menarik? Hmm. Enggak usah takut melihat suasana gelap di salah satu foto lorong di atas. Itu hanya masalah pencahayaan kamera. Aslinya ya tidak seseram itu. Percayalah.

Mohon dicatat. Koridor itu bukanlah sekadar pemanis, melainkan ada fungsi praktisnya. Yakni untuk melindungi siswa dan guru dari teriknya panas dan hujan, bila hendak berpindah dari satu ruangan (bangunan) ke ruangan (bangunan) yang lainnya. Kerennya bangunan sekolah zaman Kolonial tuh begini ini, lho. Sangaaat perhatian.

O, ya. Pada tahun 2020 ini perpustakaan Prinses Juliana School a.k.a. SMKN 2 Yogyakarta berhasil menjadi juara ketiga lomba perpustakaan SMA/SMK tingkat DIY. Keren toh? Sebab juara pertama dan keduanya SMA, otomatis menjadi juara pertamanya jika khusus SMK.

Penampakan gedung perpustakaannya yang ini, nih. Karena berlokasi di bagian depan, tepat menghadap jalan raya, siapa pun pasti bisa melihatnya dengan jelas dan mudah.    





Kupikir sekian saja ceritaku tentang bangunan SMKN 2 Yogyakarta. Sudah sangat panjang 'kan?  Daripada kalian bosan, lebih baik aku hentikan saja. Mungkin di lain waktu, bakalan ada cerita-cerita lain tentang sekolah ini. Iya, mungkin. Silakan tunggu saja, ya.

MORAL CERITA:
Selalu banyak kisah di balik sebuah bangunan bersejarah.



14 komentar:

  1. Bangku sekolah jaman dulu itu ya mba? Unik sekali. Tinggi dan nyambung dengan mejanya.

    BalasHapus
  2. mba, ada cerita horrornya nggak nih??? hihihi
    kan sekolah / bangunan lama itu biasanya ada cerita-cerita mistisnya gitu...
    Tapi asli deh, suasana sekolahnya asik banget...
    Aku dulu pernah pacaran sama anak sekolah ini #ea. Tapi pacarannya waktu udah pada lulus sma :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Konon sih horor. Namun, kusengaja gak mau cari tahu kehororannya.

      Ciieee. Nostalgia nih yeee...


      Hapus
  3. Keindahan arsitekturnya masih terasa sekali :D
    Meja kursi yang digunakan juga udah tua sekali desainnya ya hahaha, sekarang udah sulit menemukan hal seperti ini di sekolah-sekolah lain. Semoga hal-hal seperti ini bisa terus dilestarikan sampai masa yang akan datang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, semoga segala item bersejarahnya berumur panjang.

      Hapus
  4. Mbakkk gedungnya klasikk banget ya mbak berasa di sekolah belanda, auranya berasa banget. Beuhhhhhh tua banget juga furniture, jadi mendadak kebayang film dan jadi tempat syuting film jaman dulu bagus tuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa, ini sudah pernah dipakai syuting film, kok. Ada Maudy Ayunda.


      Hapus
  5. STM jetis 1 yg terkenal anaknya pinter2 ya mak, papa mertuaku lulusan sana. Dan inget bgt zaman SMA, kursus bimbel gurunya matematika dari sana. Asyik!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Weih, berarti bocahku yunior jauh papa mertuamu, beibs. Hehehe. Ntar klo reuni akbar barengan.

      Hapus
  6. Meski bangunannya udah berumur, tapi masih berdiri kokoh. Aku suka kagum dengan bangunan-bangunan bersejarah seperti ini. Apalagi dirawat dengan baik. Halamannya tampak segar ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yoi, Mbaaak. Ini termasuk cagar budaya. Jadi, wajib dilestarikan.

      Hapus
  7. Waah sekolahnya asri, unik khas tempo doeloenya kental banget ya. Jadi pengen jln2 ke jogjes...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayuk, Mbak. Mari ke Jogjes selepas pandemi ini. Insyaallah aku siap jadi pemandu.

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!

 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template