Jumat, 17 Mei 2019

Rukun Aja 'Napa?






HALO .... 

Semoga sobat PIKIRAN POSITIF senantiasa dalam kondisi sehat. Baik lahirnya maupun batinnya. Semoga pula selalu mampu menjauhkan diri dari segala suuzon. Terhadap apa pun. Kepada siapa pun. 

Tahu sendiri 'kan? Suuzon alias prasangka buruk itu enggak ada untungnya sama sekali. Alih-alih menguntungkan. Yang pasti ada justru merugikan. 

Bentuk kerugiannya bermacam-macam. Di antaranya hidup tidak tenang, maunya nyinyir terus, curiga melulu pada orang lain, dan kondisi fisik terganggu. Pendek kata, suuzon itu merusak jiwa raga. 

Itulah sebabnya orang-orang yang hobi bersuuzon ria susah untuk berbahagia. Yeah .... Bagaimana bisa berbahagia kalau jiwa raga rusak?  Iya 'kan? 

Namun celakanya, sejak menjelang pilpres-pileg 2019, rasa-rasanya kita malah terkungkung budaya suuzon. Pihak sini mencurigai pihak sana. Sebaliknya, pihak sana mencurigai pihak sini. Ya ampuuun! Tjapek, deeeh. 

Belum lagi ditambah dengan tebaran aneka hoaks yang ngeri-ngeri sedap. Alhasil akibat masing-masing gemar mengedepankan suuzon, situasi bermasyarakat kita hari-hari ini terasa kurang kondusif. Tidak sehat. Berpotensi bikin gila. 

Meskipun tidak terlibat aktif dalam "pertempuran" tersebut, mau tak mau kita terpengaruh juga 'kan? Apa boleh buat? Pilpres-Pileg 2019 faktanya telah membuat perasaanku jungkir balik tak karuan. 

Rasanya ada terlalu banyak hal yang menyebabkan hatiku terserempet. Bahkan, nyaris tergores. Rasanya pula hatiku mendadak labil. Sebentar optimis, sebentar agak pesimis. Halah banget pokoknya. 

Kukira, perasaan kalian kurang lebih juga begitu. Kita toh sama-sama berdarah merah putih. Pastilah (normalnya) kepikiran juga dengan adanya peristiwa-peristiwa tak mengenakkan yang terjadi di sini. Di bumi pertiwi kita ini. 

Yang sedihnya, terjadinya secara beruntun. Dalam hitungan hari saja. Yang rasanya, sama sekali tak memberikan jeda bagi kita untuk sejenak merenung. Demi sekadar memahami apa yang sesungguhnya terjadi. 

Huft! Tapi hidup terus berjalan 'kan? Apa pun yang terjadi, kita wajib menuntaskan kewajiban-kewajiban yang mesti dituntaskan. Tak peduli siapa pun presidennya. Tak peduli pula siapa jodoh kita. Eh?!! 

Yuk, ah. Mari move on saja. Ayolah kita sama-sama menahan diri, agar tak saling melukai dengan saudara sebangsa dan setanah air. Indonesia butuh karya kita. Bukan gerutuan dan protesan kita. Tolong camkan ini. 

Be Epic Be Patriotic. Rukun aja 'napa? Apa enggak lelah bersitegang melulu? 

MORAL CERITA:
Rukun itu keren dan menentramkan. 


36 komentar:

  1. Ya mungkin yang nggak mau rukun itu lagi cari pelampiasan dari hidupnya yang emboh heheee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, iya. Bisa jadi begitu. Hehehe... Parah, deeeh.

      Hapus
    2. hahahaha setuju banget ama mba Lusi, hanya orng yang hidupnya gaje yang suka caper bikin masalah aja :D

      Mari kita doakan biar kita semua bisa lebih damai, hidup berdampingan dengan rukun :)

      Hapus
    3. Betul juga sih, ya. Sebab gak jelas hidupnya, yang berarti gak punya orientasi dan tujuan apa pun dalam hidup, jadinya ya cari-cari masalah melulu....

      Hapus
  2. Entah apa yang mereka cari yah...

    BalasHapus
  3. Rukun itu menentramkan karena banyak teman dan kawan,, kalo mau pinjem duit jadi gampang #eh

    BalasHapus
  4. Setuju, pikiran positif dan berbaik sangka. Kalau itu dilakukan, tgl 22 Mei 2019 nanti semua pihak dpt menerima hasilnya dgn ikhlas. Tp terkadang di kita itu mudah terprovokasi dgn dalih ikut2an saja, itu yg sulit. Oh ya sy follower baru blog mba. Thx

    BalasHapus
    Balasan
    1. cie yang lagi follow-folloan,..ha-ha

      Hapus
    2. Begitulah fakta menyedihkannya. Masyarakat kita yang minim literasi digital mudah terpapar hoaks, sementara di sisi lain ada pihak-pihak yang getol memproduksi hoaks. Ya sudah. Provokasi cenderung mudah dilakukan.

      Terima kasih telah mem-follow. Salam kenal.

      Hapus
    3. Halo Kak Kuanyu.... Hehehe... Salam kenal juga, ya.

      Hapus
  5. mau siapapun pemimpinnya kit haruslah jadi rakyat yang baik karena pada dasarnya pemimpin juga bergerak karena rakyat bukan rakyat yang bergerak untuk pemimpin jadi jika pemimpinnya bergerak dalam sifat positif maka yakinlah hasilnya akan luar biasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali, Kak. Daripada menjadi rakyat yang pengeluh bin nyinyirens, bukankah lebih bsik berusaha (belajar) untuk menjadi rakyat yang baik dan cerdas?

      Hapus
    2. Iya harus itu teh, biar negara tambah maju

      Hapus
  6. Bener mbak, jauhkan suuzon, fitnah, dan hoax, biar kita hidup tenang, rukun, dan damai di dunia dan di akhirat

    BalasHapus
  7. Semalam lihat berita kerusuhan di tv yang terjadi di Jakarta ngga, kak ?.

    Miris melihatnya.
    Kenapa negara kita yang dulu dikenal sebagai negara ramah tamah cinta damai,kenapa akhir-akhir beberapa tahun ke belakang ini jadi sering terjadi keributan ya ?.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sempat mengikuti, dan aseli itu bikin aku nangis. Lagi-lagi baliknya ke tingkat literasi masyarakat kita uang rendah. Terutama literasi digital sehingga mereka mudah terhasut hoaks. mudah diprovokasi, terlebih yang ada balutan SARA-nya.

      Hapus
  8. aku juga pusing sama pemilu tahun ini..
    saking banyaknya hoax malah ku tak bisa membedakan mana berita yang benar mana yang bohong.. ujung2nya ku jadi gak percayaan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Idem. Aku juga demikian. Apalagi ada banyak kawan yang kukira tokoh panutan, eh, kenyataannya loper hoaks juga.

      Hapus
  9. Terpengaruh? Iya, lah. Ini pulang cepet karena kantor ditutup - gara² massa lewat depan kantor. Percayalah, pada dasarnya mayoritas orang maunya yang rukun-rukun aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, betul. Mayoritas orang lebih suka hidup damai. Itulah sebabnya aku enggak ngerti dengan sikap temen2

      Hapus
  10. apalah motivasi mereka untuk saling memaki 1 sama lain, tak ada manfaat sedikit pun yang diperoleh, ahhh kalau kita yang golongan tengah ini, ga fanatik, ga pula mencerca

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, insyaAllah kita masih mampu bersikap objektif laah.

      Hapus
  11. sekarang kondisi indonesia sedang enggak kondusif ya teh,..jadi ngeri ,..ha-ha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, aseli aku sediiiih banget, ternyata kok malah begini.... Kian kacau balau. Postingan ini kubuat sebelum 21 Mei... Itu aja aku sudah merasa muak melihat kekisruhan yang ada, eeh, lha kok sekarang malah tambah kisruh...

      Hapus
  12. Mereka yg diatas perlu sekali mencontoh kita para blogger yg akrab satu sama lain, tak pernah berantem apalagi komen yg kasar hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh, iyaaa, betul-betul-betul. Demikian kata Upin Ipin. Hehehe ...

      Hapus
  13. Iya nggak ada untungnya bermusuha lebih oke berpikiran positif,
    Setuju untuk hidup rukun itu keren karena hati tentram , adem nyaman. Mskan enak tidurpun lelap.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, itulah. Kalau ada pilihan untuk hidup tenang, ngapain malah milih yang berisiiik. Hehehe .. Gemess banget akuuh.

      Hapus
  14. Betul Mbak, capek banget lihat orang saling adu benar. Ha mbok ya sudah ya ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kita yang melihat saja capek, lha kok mereka yang berantem malah gak lelah-lelah.

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!

 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template