Selasa, 19 April 2016

STATUS FESBUK

SEJAK punya akun fesbuk, aku sudah banyak bikin status. Tema statusku apa saja. Mulai dari status jualan hingga status yang ngegaya sok-sokan supaya terlihat pintar. Kebanyakan kutulis tatkala senja dan pagi hari. O ya. Status fesbukku bisa terinspirasi dari apa saja dan siapa saja. Baik inspirasi yang memunculkan hal baik maupun buruk. Hehe...

Alhamdulillah aku antistatus galau bin risau bin keluhan. Kalaupun sedang bete dan ingin menstatuskannya, sudah barang tentu akan kususun sedemikian rupa indahnya... sehingga tak vulgar sebagai curhatan. Kalaupun yang muncul adalah inspirasi buruk, aku toh tak akan mengumbarnya begitu saja. Hasilnya? Malah dipuji sebagai tulisan yang bagus. Haha! Ya bagus laaahh, 'kan menulisnya pakai hati bangeett.

Suatu ketika, seseorang berkomentar begini, "Enak ya, jadi penulis. Statusnya jadi susah dibedain. Itu petikan novel atau curhatan pribadi?" Woww! Daaan, aku pun tertawa geli membaca komentar tersebut. Telak menohokku, sih. Hadeuwwh!

Yang paling ajib dan ajaib, tentu saja respons seseorang belakangan ini. Duhhh, bikin aku merasa gimanaaaa gitu? Betapa tidak gimana? Seseorang itu merasa banget (alias ke-GR-an) kalau status-status fesbukku menyindirnya. Duhai, kamuuuuhhh! GR tingkat dewa, deh. Mungkin ada satu sisi yang mirip dengan situasi-kondisimu, Kawan. Tapi teliti lagi, dong. Bukan tentangmu seluruhnya 'kan? Eh??? Berarti memang sedikit menyerempetmu.... :D

Ah, sudahlah. Abaikan saja dia yang GR itu. Yang penting, aku menulis sebuah status --terutama pada waktu belakangan ini--  adalah sebagai test case. Yakni test case apakah "kisah" yang kutulis cukup menarik minat pembaca atau tidak? Ceritanya aku tuh lagi belajar menulis fiksi. Hmmm. Tapi kadang kala, juga terselip sedikit upaya curcol, sih. Haha! Sami mawoooon.

Baiklah. Mari kita simak beberapa status fesbukku ini. Silakan baca, pahami, dan komentari. Boleh pedas level paling atas, kok. Aku tak bakalan melaporkannya kepada pihak berwajib.
     
(1)
"Hatiku bukan mawar. Hatiku sianida...."
Demikian katamu sebelum melenyapkan diri. Menghapus segala jejak yang mungkin bisa aku telusuri. Iya, itulah perkataanmu pada perjumpaan kita yang terakhir. Dan kini, aku hanya bisa masygul mengenangnya.... ‪#‎aku‬ dan senja ini

(2)
Bagiku, kunang-kunang tak pernah kehilangan pendaran pesonanya. Selalu bercahaya di gelap malam. Makin gelap makin berpendarlah cahayanya. Masalahnya, aku kini tak pernah lagi menjumpai kunang-kunang. Pelan namun pasti, pesonanya pun tak lagi membelengguku. Ternyata.... Pesona itu hilang begitu kunang-kunangnya hilang. Sama halnya dengan kamu. Seiring dengan waktu, hilangmu pun berarti terbebaskannya aku dari jerat pesonamu... ‪#‎aku‬, kunang-kunang, dan senja ini

(3)
Mengganti arah hidup itu mungkin. Anggap saja seperti mengganti warna tinta pena, tatkala kita tengah menulis sepucuk surat cinta. Terasa agak gimana pada mulanya, tapi lama-lama terasa biasa saja. Haha...! Zadoel amat metaforanya....

(4)
Mungkin kita pernah membaca cerpen yang sama. Atau, mengalami kisah nyata yang serupa. Ah! Mungkin...??? Sebab kurasa, kosakata kita tak jauh berbeda. Kusadari ini. Sekarang ini. Pada senja yang temaram kelam ini... ‪#‎aku‬ dan senja

(5)
 Sungguh, sore ini hujan demikian liar!

(6)
Pinginnya, aku letakkan semiliar asa di awan senja. Tapi apa daya? Hujan yang menderas musnahkan semua asa itu....

(7)
 Hujan yang menggila dan senja yang tak merona!

(8)
Sungguh, saat ini hujan. Mendung menggantung hitam, sehitam hati yang naik pitam. Tak peduli bahwa ada jemuran-jemuran yang merana....

(9)
Tiba-tiba saja hujan menderas. Tegas dan lugas menyatakan bahwa hari ini senjaku kelabu adanya....

(10)
Senja dan hal-hal yang seperlunya!

(11)
Senja yang kelam oleh awan hitam ‪#‎edisisenjaterakhirdi2015‬

(12)
Senja yang kekinian adalah senja yang diwarnai rinai hujan....

(13)

Hujan tanpa jeda
Dan teleponmu yang tiba-tiba ‪#‎senjaini‬

(14)
 Ah, masih ada yang tersesat di labirin hatiku! ‪#‎sedikitcatatandisenjanantemaramini‬

(15)
 Nyalakan selalu kompor hidupmu; seterbatas apa pun bahan bakarnya! ‪#‎hikmah‬-di-senja-ini #‪#‎JANGANBERSEDIH‬

Bagaimana menurut Anda? Menarikkah kelima belas kutipan status fesbukku itu? Atau jangan-jangan, Anda merasa sebagai tokoh utama dari status yang kutulis itu? Alias merasa ke-GR-an? Hehehe.... Boleh banget kok merasa GR. Silakaann.

MORAL CERITA:
Bikinlah status-status yang ciamik di fesbuk. Lalu, arsipkan. Ini menjadi semacam tabungan tulisan. Suatu saat kelak, Anda bisa mengembangkannya menjadi sebuah cerpen atau malah novel.

     Tentu saja gambar di bawah ini diambil dari internet; bukan eternit.... :D

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!

 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template