KUBUNUH KAU BERKALI-KALI

HEHH! Syeerreeem amat judul postinganku kali ini. Iyaaa... apa boleh buat? Judul itulah yang ingin kupasang untuk postingan hari ini. Lhah isinya? Tentu enggak jauh-jauh dari soal pembunuhan juga. Jangan lupa, judul tulisan mesti sinkron dengan isi tulisan. Cateett.... #Ini-merupakan-salah-satu-tips-menulis

Namun, ingat. Jangan asal bombastis kalau bikin judul. Buat apa bombastis habis, sukses mengundang penasaran banyak calon pembaca, tapi ujung-ujungnya para pembaca malah misuh-misuh merasa ditipu. Judulnya apa, isinya ke mana? 

Baiklah. Balik ke judul yang syeeerreeeem, ya. Woles, woles. Tak usah mendadak ngeri untuk berkawan denganku gegara judul tersebut. Aku toh hanya membunuh dengan tulisan. Tulisan yang sengaja kubikin setajam belati usai diasah. Tapi sekaligus tetap tersusun secara manis. Ah! Enggak percaya? Nih. Nikmati saja puisiku berikut ini. Ehem, ehem. Kalau layak disebut puisi, sih. 

KUBUNUH KAU BERKALI-KALI

 :dukungan buat semua penulis

berani-beraninya kau lukai hati 

seorang penulis

ceroboh kamu!

sekali saja kau lukai hatinya,

maka bisa berjuta-juta kali

kau akan dibunuhnya;

sekali saja kau cabik-cabik perasaannya,

kau mesti siap dicincang-cincang

dalam banyak tulisannya

ceroboh kamu!

sekali saja kau pecundangi dirinya,

engkau akan jadi inspirasi abadi baginya

(Jogja Sanggrahan nan hujan, 10 Februari 2016)

Nah, bagaimana? Judul dan isi postinganku memang sinkron 'kan? Namun masalahnya, mengapa diksiku hari ini sedemikian ngeri-ngeri sedap? Duh! Apa karena sebelum menulis ini, aku sempat sepedaan di seputaran kuburan?  Entahlah....

MORAL CERITA:
Imajinasi itu bisa amat liar. Tapi seorang penulis wajib mampu berperilaku terkendali. Tidak boleh asal menurutkan imajinasi liarnya.... :D