HALO, Sobat Pikiran Positif? Apakah kamu sedang tertawa-tawa gara-gara melihat foto yang kusematkan di tulisan ini? Hayo, ngaku saja.
Kalau kamu tertawa, penyebabnya apa? Sebab membaca papan nama jalan yang ada di belakangku? Sebab menertawakan dua pria yang numpang pose saat aku berfoto?
Kalau kamu tertawa sebab membaca papan nama jalan, yaitu Jl. Pasar Kembang, kusimpulkan bahwa kamu remaja zadoel yang tinggal di Yogyakarta dan sekitarnya.
Kuberani menyimpulkan pula bahwa kamu bisa menangkap semangat keisenganku dengan berpose di situ. Tepat di ujung jalan itu. Jalan Pasar Kembang Yogyakarta.
Kalau kamu tertawa sebab dua pria yang berdiri dekat papan nama jalan itu, merasa geli karena mereka diam-diam numpang pose saat aku berpotret, kamu benar!
Mereka memang oknum yang bikin bocor fotoku. Lama ditunggui enggak kunjung pindah. Alhasil, terpaksalah aku berfoto dengan latar belakang mereka.
Hmm. Aku curiga. Sepertinya mereka memang ingin berfoto di dekat papan nama itu. Lalu, fotonya bakalan dipamerkan di medsos atau WA Story.
Cermatilah. Dari segi tampang, mereka kurang lebih segenerasi denganku. Jangan-jangan mereka juga menangkap semangat keisenganku berfoto di situ? Jadi intinya, kami sama-sama iseng berpose di ujung jalan keramat. Eh, Jalan Pasar Kembang.
Sampai di sini, tentu kamu dan kamu yang tak paham Pasar Kembang merasa bingung. Ada apa dengan Pasar Kembang? Bukankah tak ada yang salah?
Iya. Sesungguhnya tak ada yang salah. Jalan di sebelah selatan Stasiun Yogyakarta itu, dahulu memang dipenuhi penjual kembang. Yakni kembang-kembang yang biasa dipakai untuk nyekar. Nyekar adalah pergi ke makam (berziarah).
Akan tetapi, di situ juga merupakan tempat mangkal para "kembang". Kupu-kupu malam. Jadi, selain ada kembang ada pula "kembang".
Begitulah faktanya. Hingga akhirnya kawasan tersebut terkenal sebagai tempat prostitusi legendaris di Yogyakarta. Terkenalnya dengan nama Sarkem alias Pasar Kembang.
Dengan demikian, generasi zadoel pasti senyum-senyum jika mendengar nama Sarkem disebut-sebut. Syukurlah generasi zaman now tidak relate lagi. Yang berarti, Sarkem kini telah kehilangan pamor. Tidak lagi tenar meskipun de facto masih eksis.
Kalau kamu tertawa, penyebabnya apa? Sebab membaca papan nama jalan yang ada di belakangku? Sebab menertawakan dua pria yang numpang pose saat aku berfoto?
Kalau kamu tertawa sebab membaca papan nama jalan, yaitu Jl. Pasar Kembang, kusimpulkan bahwa kamu remaja zadoel yang tinggal di Yogyakarta dan sekitarnya.
Kuberani menyimpulkan pula bahwa kamu bisa menangkap semangat keisenganku dengan berpose di situ. Tepat di ujung jalan itu. Jalan Pasar Kembang Yogyakarta.
Kalau kamu tertawa sebab dua pria yang berdiri dekat papan nama jalan itu, merasa geli karena mereka diam-diam numpang pose saat aku berpotret, kamu benar!
Mereka memang oknum yang bikin bocor fotoku. Lama ditunggui enggak kunjung pindah. Alhasil, terpaksalah aku berfoto dengan latar belakang mereka.
Hmm. Aku curiga. Sepertinya mereka memang ingin berfoto di dekat papan nama itu. Lalu, fotonya bakalan dipamerkan di medsos atau WA Story.
Cermatilah. Dari segi tampang, mereka kurang lebih segenerasi denganku. Jangan-jangan mereka juga menangkap semangat keisenganku berfoto di situ? Jadi intinya, kami sama-sama iseng berpose di ujung jalan keramat. Eh, Jalan Pasar Kembang.
Sampai di sini, tentu kamu dan kamu yang tak paham Pasar Kembang merasa bingung. Ada apa dengan Pasar Kembang? Bukankah tak ada yang salah?
Iya. Sesungguhnya tak ada yang salah. Jalan di sebelah selatan Stasiun Yogyakarta itu, dahulu memang dipenuhi penjual kembang. Yakni kembang-kembang yang biasa dipakai untuk nyekar. Nyekar adalah pergi ke makam (berziarah).
Akan tetapi, di situ juga merupakan tempat mangkal para "kembang". Kupu-kupu malam. Jadi, selain ada kembang ada pula "kembang".
Begitulah faktanya. Hingga akhirnya kawasan tersebut terkenal sebagai tempat prostitusi legendaris di Yogyakarta. Terkenalnya dengan nama Sarkem alias Pasar Kembang.
Dengan demikian, generasi zadoel pasti senyum-senyum jika mendengar nama Sarkem disebut-sebut. Syukurlah generasi zaman now tidak relate lagi. Yang berarti, Sarkem kini telah kehilangan pamor. Tidak lagi tenar meskipun de facto masih eksis.
Astaga!! Aku baru ngeh SarKem itu kependekan dari paSar Kembang.. Hahahah... Kukira itu Sarkem itu nama orang atau istilah apalah. :D
BalasHapusBaru tahu juga di Yogya itu juga ada wilayah lokalisasi semacam Ex-Dolly (kayak surabaya) :D
Wah, aku baru tau sisi lain Yogyakarta dari cerita ini. Nggak cuma wisata, tapi juga realita sosial yang ada di baliknya.
BalasHapusAku juga remaja jadoel seumuran sama dua pria yang bikin bocor foto ini. Belum sampe lihat foto dari judulnya saja "Sarkem" aku dah mesam-mesem sendiri hihi
BalasHapusAku senyum senyum lihat wajahmu kak, hehehe. Lagi menahan sesuatu kah ?? Hehehe. Foto estetik belakangnya bagus buat instagram 😁
BalasHapusKyknya pernah denger "sarkem" gitu dulu entah dari pilem atau postingan orang, ternyata daerah (maaf) prostitusi pada masanya ya? Makanya org senyum2 gitu. Kalau org lain yg gak paham kek aku ya menganggap jl pasar kembang B aja hihihi. Eh, kirain udah jd kawasan bebas itu, ternyata faktanya masih ada ya hehe.
BalasHapusBelum tahu istilah sarkem. Sekarang tahu karena dari Mbak. Di sisi lain Jogya yang begitu memikat tentang wisatanya. Disisi lain ada cerita lain tentang sosialnya yah.
BalasHapusSarkem memang punya sejarah yang unik, menarik juga melihat bagaimana tempat itu sekarang jadi spot foto, terutama buat yang tahu kisah masa lalunya.
BalasHapusSebagai orang Sumatera, saya baru tahu tentang Sarkem ini. Kayaknya kalau nanti singgah di sana pikiran saya ttg tempatnya nggak akan sepolos sebelum baca tulisan mbak hehee.
BalasHapusSarkem bikin saya ketawa ingat masalalu ke Jogja kemalaman tanya kamar untuk menginap dikira sesuatu.🤣🤣
BalasHapusWalah bisa2nya gitu hihihi. Emang kalau warga pendatang atau yang generasi muda sekarang udah mulai gak kenal sih ya. Pentingnya emang kalau ada kenalan orang lokal buat nanya di mana area hotel terbaik buat istirahat tanpa rusuh hehe
HapusKalau saya gak baca artikel ini mungkin gak akan paham kenapa jadi tertawa melihat foto ini. Ternyata ada sejarahnya, ya. Saya baru tau tentang sarkem
BalasHapusAku bbrp kali lewat Sarkem, tp kok ga nemu kupu2 mlm .Aah..mungkin saat itu kupu2nya lagi dinas
BalasHapusSarkem ini setara dengan SK alias Sunan Kuning klo di Semarang mbak. Anak2 jaman now enggak paham biasanya karena 'ora njamani'.
BalasHapusWah, Sarkem! Jadi inget masa lalu nih, hahaha. Keren banget bisa nangkep esensi jalan itu dengan gaya santai kayak gini. Penjelasannya juga asyik, bikin pembaca yang nggak ngeh jadi ngerti.
BalasHapusSaya yang jauh jadi tahu tentang "pasar kembang", Mbak ... Jadinya yang diam saja mengamati foto, malah jadi senyum² saat membaca tulisan ini hingga selesai. 😄
BalasHapusTernyata pasar kembang itu memang tempat jualan kembang dan "kembang" ya, Mbak. Pernah selintas dengar istilah Sarkem, ternyata itu kependekan dari Pasar Kembang. Wah, baru tau hehehe
BalasHapusSarkem itu bisa ditutup total gak ya?. Saya sih berharap gubernur lebih galak dan mengaktifkan banyak satpol PP di sana. Tapi ya gimana rumit juga
BalasHapus