Minggu, 16 Oktober 2016

Kerumitan Dalam Sepiring Nasi

HARI ini Anda sudah menyantap apa saja? Baru sempat mencomot sepotong risoles? Atau, sudah sempat mencicipi aneka menu? Bersyukurlah kalau Anda sudah merasa kenyang. Kalau belum menyantap apa-apa, semoga bukan karena Anda tak mampu membeli makanan apa pun. 

Sungguh kontradiktif bila hari ini, yang merupakan Hari Pangan Sedunia, Anda malah kelaparan. Dalam arti, kelaparan sebab tak mampu untuk membeli makanan sedikit pun. Bukan jenis kelaparan yang tak sempat makan, sedangkan di meja makan Anda sebenarnya sudah terhidang sejumlah makanan.

Ngomong-ngomong, sebegitu pentingkah Hari Pangan Sedunia dirayakan? Mengapa FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) sampai mengagendakannya tiap tahun? Tak bosan-bosannya sejak tahun 1981? Jawabannya jelas: sangat penting. Bukankah persoalan pangan langsung berkaitan dengan hidup manusia?

Perkara makan tak menjadi persoalan bagi orang-orang yang berduit. Jika punya uang, kita dapat membeli makanan kapan saja. Dengan jumlah berapa saja dan variasi apa saja. Baik yang sesuai dengan standar kesehatan maupun yang tidak. Dan saya yakin, Anda yang membaca tulisan ini termasuk kalangan berduit.

Namun sebaliknya bagi kaum papa, ketersediaan bahan pangan bisa menjadi sebuah problema tersendiri. Jangankan makanan yang sesuai dengan standar kesehatan. Yang paling bertentangan dengan kaidah kesehatan pun dapat tak terakses oleh mereka. Akibatnya, bahaya kelaparan mengancam kapan saja.

Diakui atau tidak, kemiskinan dan kelaparan adalah dua sejoli yang tak terpisahkan. Yang mana pada akhirnya, keduanya mengakibatkan rendahnya kualitas kesehatan masyarakat. Sementara masyarakat yang sakit-sakitan tingkat produktivitasnya memprihatinkan. 

Nyatalah bahwa ketersediaan pangan dapat memunculkan problema yang besar. Oleh sebab itu, FAO memberikan perhatian khusus. Bahkan dari tahun ke tahun, seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dunia, kepedulian terhadap kemiskinan dan kelaparan senantiasa ditingkatkan.

Tema yang diusung Hari Pangan Sedunia selalu berlainan pada tiap tahunnya. Akan tetapi, ada satu tema yang paling sering diusung. Yakni tema yang berkaitan dengan ketahanan pangan (food security). Hal ini menandakan bahwa ketahanan pangan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Mengapa ketahanan pangan dianggap sepenting itu? Sehingga butuh diberi perhatian khusus? Sebab ketahanan pangan merefleksikan kemampuan rata-rata individu untuk memperoleh makanan, berikut ketersediaannya.

Pemahaman mudahnya begini. Ketahanan pangan suatu wilayah akan kokoh bila di situ tak ada lagi orang miskin yang kelaparan. Sebaliknya, jika di suatu wilayah terdapat banyak warga miskin yang rentan kelaparan, berarti ketahanan pangan di situ rapuh.

Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Tentu saja dengan meningkatkan kesejahteraan. Mengentaskan warga dari kolam kemiskinan. Jika masalah kemiskinan penduduk dapat diatasi, berarti ketahanan pangan meningkat. Bila ketahanan pangan menguat, masalah-masalah yang terkait dengan gizi tentu akan lebih mudah diatasi.

Bicara masalah pangan sungguh tak semudah bikin telur mata sapi. Bikin telur mata sapi pun tak segampang kelihatannya. Ada banyak prosedur sebelum si telur sampai di dapur Anda. Bagaimana pula minyak goreng atau mentega sampai dapat Anda pakai untuk memasak si telur? Anda pun pasti butuh bahan bakar untuk menyalakan kompor. Nah, lho. Perjalanan si bahan bakar hingga ke kompor Anda itu seberapa panjang?

Demikianlah adanya. Menikmati makanan terbukti jauh lebih mudah daripada menjamin ketersedian bahan pangan. Maka jangan pernah meremehkan apa pun yang terhidang di meja makan Anda. Meskipun yang tersedia hanya sepiring nasi setengah pulen, plus lauk seiris tempe goreng.

Ingatlah bahwa di balik kesederhanaan menu itu, ada prosesi panjang yang mendahuluinya. Yang mungkin pelik dan terkait dengan situasi sosial-politik.  Tahukah Anda? Iklim ekstrem yang belakangan kita rasakan juga berpengaruh pada ketersediaan pangan, lho. Iklim yang tak menentu pastinya membuat para petani, petani apa pun, kacau-balau jadwal panennya. Akibatnya, ketersediaan bahan pangan juga terganggu.

Oleh sebab itu, kita butuh sistem ketahanan pangan yang tahan banting. Yang sesuai dengan situasi iklim yang tak tentu. Jadi ketersediaan pangan tak akan lagi jadi soal. Dan memang, perubahan iklim dalam kaitannya dengan ketersediaan dan dan pertanian itulah yang menjadi tema Hari Pangan Sedunia tahun ini.  

MORAL CERITA:
Jangan lupa, bumi ini makin padat penduduknya. Kalau Anda masih kebagian makanan, berarti Anda wajib bersyukur. Setuju?


Syukurilah apa pun makanan yang tersuguhkan untuk kita. Intinya bukan suka atau tidak suka, melainkan fakta bahwa kita masih kebagian jatah. Oke?




7 komentar:

  1. Pada saat seperti ini, penting banget bila menghadapi sepiring nasi, tidak langsung disantap, tapi menunduk dan berdoa, betapa ini adalah anugerah yang luar biasa. Menjadi sepiring nasi melalui proses perjalanan panjang semenjak dari petani dan seterusnya. Ya Allaah....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yoi Mas, beneerr bingittz. Kiranya aturan berdoa sebelum makan memang sangat relevan dengan prosesi panjang di balik terhidangnya sepiring nasi itu. Intinya, ada banyak hal yang patut disyukuri di balik semua itu. Maka sungguh tak senonoh bila kita makan langsung melahap tanpa berdoa. Dan akan lebih tak senonoh, bila kita malah ngedumel sebab menunya enggak cocok.

      Hapus
  2. sebelum menyantap yg namanya nasi alangkah baiknya berdoalah terlebih dahulu agar menjadi berkah ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. yoiii Mas, pokoknya menyangtap apa puun degh wajib kudu berdoa

      Hapus
  3. Kita perlu melangkah lebih jauh bicara kedaulatan pangan.. kita bisa menyediakan pangan kalau semua impor juga rentan disabotase pihak luar... kebijakan berpihak kepada petani perlu didorong dan didukung semua pihak... terutama pemerintah yg berkuasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Om Maryono, bisa lebih detil menjelaskannya? Pliss :)

      Hapus
  4. Kita perlu melangkah lebih jauh bicara kedaulatan pangan.. kita bisa menyediakan pangan kalau semua impor juga rentan disabotase pihak luar... kebijakan berpihak kepada petani perlu didorong dan didukung semua pihak... terutama pemerintah yg berkuasa

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!

 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template