UNTUK apa sih kita menulis? Tujuannya apa? Keuntungannya apa? Lalu, mengapa pula ada orang yang bercita-cita menjadi seorang penulis? Padahal, konon seorang penulis itu sulit untuk menjadi kaya? Padahal pula, menjadi seorang penulis itu ribet? Harus banyak membaca, baik membaca dalam arti konotasi maupun membaca dalam arti dinotasi. Harus tekun menyusun kalimat demi kalimat dengan ciamik. Harus siap berpikir secara mendalam. Harus siap dikritik oleh orang-orang yang tidak suka membaca tulisannya. Dan sebagainya.
Bagi kamu yang ngebet ingin menjadi seorang penulis, coba pikirkan lagi masak-masak. Sudah siapkah kamu menerima segala macam konsekuensi sebagai seorang penulis? Terutama konsekuensi yang terasa kurang mengenakkan. Think again. Pikir ulang deh.... Untungnya apa, ruginya apa? Banyak untungnya ataukah banyak ruginya jika kita menjadi seorang penulis? Hahh? Apppaaaa...??? Belum pernah memikirkan secara mendalam tentang motivasimu dalam menulis? Wuaduuh...!!!???
Begini, lho. Kiranya motivasi menulis itulah yang akan menggerakkan kita untuk konsisten menulis. Untuk setia memeluk impian menjadi seorang penulis. Sejauh pengalamanku yang sebenarnya belum jauh-jauh amat, motivasi inilah yang terbukti sangat membantuku untuk tegar menapaki jalan sunyi ini.... (halahhh...). Mengapa aku sebut jalan sunyi? Sebab dunia kepenulisan bukanlah dunia hura-hura nan gegap-gempita. Tak terlalu banyak orang yang peduli dan ingin terlibat di dalamnya. Betul atau tidak? *mohon-dibaca-ala-Aa-Gym*
Demikianlah adanya. Menemukan motivasi terkuatmu dalam menulis adalah sebuah keharusan jika kamu betul-betul ingin menjadi seorang penulis. Ini serius, lho. Mari aku beritahukan tentang motivasi menulisku. Motivasi terkuatku dalam menulis adalah memperbanyak amal saleh (melalui tulisan tentunya) dan mencari nafkah. Yup! Dua hal itulah yang senantiasa memecutku untuk tidak bermalas-malasan dalam menulis. Istilah kasarnya, nek ora nulis ya ora bakalan isa mangan...; nek ora gelem nulis kanggo nyebar kebaikan ya berarti ora pengin surga....
Nah! Sebagai manusia biasa yang banyak dosa tapi sangat takut masuk neraka, otomatis aku akan segera memunguti semangat menulisku. Sebagai manusia yang masih menanggung hutang di warung depan rumah, sudah pasti aku akan segera kembali menulis agar bisa memperoleh duit. Okeeee.... Kamu kini sudah paham mengapa aku memintamu untuk menemukan motivasi menulismu 'kan?
Demikianlah adanya. Menemukan motivasi terkuatmu dalam menulis adalah sebuah keharusan jika kamu betul-betul ingin menjadi seorang penulis. Ini serius, lho. Mari aku beritahukan tentang motivasi menulisku. Motivasi terkuatku dalam menulis adalah memperbanyak amal saleh (melalui tulisan tentunya) dan mencari nafkah. Yup! Dua hal itulah yang senantiasa memecutku untuk tidak bermalas-malasan dalam menulis. Istilah kasarnya, nek ora nulis ya ora bakalan isa mangan...; nek ora gelem nulis kanggo nyebar kebaikan ya berarti ora pengin surga....
Nah! Sebagai manusia biasa yang banyak dosa tapi sangat takut masuk neraka, otomatis aku akan segera memunguti semangat menulisku. Sebagai manusia yang masih menanggung hutang di warung depan rumah, sudah pasti aku akan segera kembali menulis agar bisa memperoleh duit. Okeeee.... Kamu kini sudah paham mengapa aku memintamu untuk menemukan motivasi menulismu 'kan?
Motivasi menulisku mirip-mirip dengan mbak Titin. Tapi karena aku saat ini punya pekerjaan utama, maka menulis kuharapkan bisa menjadi my second job. Dan kelak jika aku pensiun, aku tetap bisa memeroleh uang lebih dari my second job ini (yang saat itu pasti berubah menjadi my first job). Semoga dimampukan dan diberi kesehatan, you too, sis. Aamiin....
BalasHapushalaahhh Mbak Indaaahh, kok ku baru baca komentarmu ini...setahun kemudiann
Hapus