HALO, Sobat Pikiran Positif? Sehat-sehat 'kan? Sudah makan atau belum? Kalau belum, segeralah makan. Ambil makanan secukupnya saja. Sesuai kapasitas perut.
Kalau ambilnya berlebihan, nanti bakalan ada sisa. Adapun sisa makanan di piring rata-rata berujung di tempat sampah. Tuh 'kan. Jatuhnya mubazir. Memubazirkan makanan. Sementara mubazir adalah teman setan.
Ketimbang jadi teman setan, lebih baik jadi temanku saja yuk. Aku kalau makan selalu habis. Kalau minum juga begitu. Kuncinya, ambil secukupnya sesuai kebutuhan.
Bahkan ketika prasmanan di sebuah acara, sudah sejak beberapa waktu lalu aku selalu berhitung. Hanya mengambil makanan dan minuman yang paling kuinginkan.
Itu pun tidak banyak-banyak. Tidak mempraktikkan aji mumpung. Semaksimal mungkin, aku membiasakan untuk tidak lapar mata. Plus berusaha menahan keinginan untuk mencicipi semua yang ada.
Ketika berbelanja sayuran dan bahan pangan pun begitu. Tidak asal stok bahan, tetapi sejak awal sudah sekalian merencanakan hendak dimasak apa dan kapan.
Prinsipnya, Jangan sampai ada bahan pangan yang membusuk sebab kelamaan ngendon di kulkas. Kalaupun duit kita berlimpah ruah, tetap tak bijak kalau terbiasa buang-buang makanan dan bahan pangan.
Ini bukan semata-mata mengenai duit. Hemat dan cermat dalam mengelola bahan pangan mestinya dilakukan semua orang. Entah orang kaya ataupun orang miskin.
Tahukah kalian? Sampah makanan itu berbahaya, lho. Mengandung gas metana. Bisa menimbulkan ledakan yang berbahaya. Kiranya di antara kalian ada yang ingat tentang adanya ledakan, di salah satu TPA sampah beberapa tahun silam.
Di samping itu, buang-buang makanan dan bahan pangan berarti tidak menghargai perjuangan para petani. Mereka tekun mengolah sawah hingga panen. Mencangkul, memupuk, dan melindungi dari hama. Eh ... saat panen kok malah kita sia-siakan?
Perlu diketahui, buang-buang makanan dan bahan pangan juga berarti pemborosan. Pemborosan atas semua sumber daya yang terlibat. Mulai dari pemborosan Sumber Daya Manusia (SDM) hingga Sumber Daya Alam (SDA).
Energi petani dan semua orang yang terlibat dalam proses penanaman hingga pemanenan terbuang percuma. Energi untuk pengangkutan, pengemasan, dan pendistribusian ke konsumen pun sia-sia. Lahan, air, dan pupuk yang dipergunakan sejak mulai menanam hingga perawatan jelang panen juga sia-sia.
Intinya, buang-buang makanan dan bahan pangan memang perilaku buruk. Plus membahayakan ketahanan pangan di masa depan. Berdosa pula. Jadi, kocak sekali kalau kalian mempertahankan kebiasaan memubazirkan makanan/minuman.
Wuih. Aku tampak pintar sekali memaparkan tentang tentang food waste dan dampaknya. Hehe ... Sebetulnya sih, aku cuma meniru (baca: meneladani) Kak Kevin Gani.
Siapakah dia? Kak Kevin Gani adalah Ketua Garda Pangan, yakni sebuah bank makanan (food bank). Sebuah organisasi yang sifatnya sosial.
Oktober tahun lalu, Kak Kevin Gani terpilih sebagai penerima 15th SATU Indonesia Awards 2024. Dia merupakan perwakilan dari bidang Lingkungan.
Penghargaan bergengsi tersebut diraih berkat konsistensinya dalam menyelamatkan makanan surplus yang masih layak dikonsumsi, yang kemudian didistribusikan kepada orang-orang yang sangat membutuhkan makanan (masyarakat prasejahtera, yang berada di bawah garis kemiskinan).
Kak Kevin Gani tentu tidak bergerak sendirian. Dia didukung penuh oleh dua pendiri Garda Pangan beserta seluruh anggotanya. Mereka sejak tahun 2017 telah memulai perjuangan untuk pangan berkelanjutan.
Tentu semula tak mudah untuk bekerja sama dengan restoran, hotel, catering, ataupun pihak lain dalam mewujudkan food bank tersebut. Selain karena food bank tatkala itu masih asing, banyak pula resto dan toko yang punya kebijakan "aneh".
Kebijakan aneh yang saya maksudkan begini. Karyawan tidak diizinkan untuk membawa pulang makanan/bahan pangan yang tersisa walaupun masih layak konsumsi. Alih-alih dibawa karyawan atau dibagikan ke orang-orang di sekitar resto atau toko, makanan sisa layak konsumsi itu justru lebih pilih dibuang.
Syukurlah konsistensi perjuangan Kak Kevin Gani dan kawan-kawan berbuah manis. Sekian tahun berlalu dan Garda Pangan makin memperoleh banyak dukungan.
Suaranya mengajak zero food waste pun makin didengar khalayak. Puncaknya adalah ketika Kak Kevin Gani menerima penghargaan dari SATU Indonesia Awards 2024.
Itulah kisah inspiratif dari Kak Kevin Gani dari Yayasan Garda Pangan. Semoga kalian sehabis baca tulisan ini menjadi makin bijak dalam memperlakukan makanan dan bahan pangan.
Ingatlah. Dalam tiap piring dan gelas kalian ada proses panjang yang bakalan mubazir, jika kalian tidak menghabiskan makanan dan minuman di dalamnya.
#APA2025-KSB
Catatan:
Foto dalam tulisan ini diolah dari salah satu foto-foto yang tayang di akun Instagram Kak Kevin Gani, yakni saat dia sedang bersama Pak Anies Baswedan.
Keren. Selamat untuk awards nya ya kak. Smeoga aja tetap menjadi harapan dan terbaik kedepannya...
BalasHapus