Senin, 31 Agustus 2020

Wajib Kunjung Museum di Jogja

29 komentar
HAI Sobat Pikiran Positif .... 

Kalian sehat-sehat saja 'kan? Plus bahagia juga? Semoga. Kalaupun sedang kurang enak badan, tetaplah berusaha untuk gembira. Jangan lupa, hati yang gembira adalah obat cespleng untuk penyakit apa pun. Iya. Insyaallah begitu. 

Baik. Sekarang mari kita bersantai sejenak waktu. Tentu dengan cara membaca tulisanku ini. Hahaha! 

Lalu, hendak bercerita tentang apakah diriku kali ini? Sudah pasti sesuai dengan judul di atas, yaitu tentang WKM alias Wajib Kunjung Museum. 

What is WKM?  WKM adalah sebuah program yang dicanangkan oleh Dinas Kebudayaan DIY. Yang salah satu tujuannya untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang permuseuman, khususnya museum-museum yang berada di wilayah DIY.

Dinas Kebudayaan DIY mencanangkannya pada tahun 2013. Yang berarti 7 tahun lalu. Tatkala itu ditandai dengan kunjungan siswa SD Syuhada Kota Yogyakarta dan siswa SMPN 3 Godean Kabupaten Sleman ke tiga museum. Ketiganya adalah Museum Tani (Bantul), Museum Wayang Kekayon (Bantul), dan Museum Benteng Vredeburg   (Kota Yogyakarta).

Begitulah mulanya. Para pelajarlah yang sebenarnya disasar oleh WKM. Sebab terindikasi, dari tahun ke tahun jumlah pengunjung museum yang terdapat di DIY terus merosot. Terkhusus pengunjung dari kalangan pelajar, tercatat cuma sebesar 40 persen. Yang 60 persen justru pengunjung pelajar dari luar DIY.

Yup! WKM merupakan program terobosan agar pelajar Yogyakarta mengunjungi museum-museum di seantero DIY. Demi lebih mengenali sejarah kota mereka sendiri. Aneh banget 'kan ya kalau kita sampai tidak paham sama sekali, dengan kota yang kita tinggali?

Sejauh pengetahuanku, WKM ini berjalan lancar dari tahun ke tahun. Maklumlah. Meskipun bukan orang dalam, Adiba kesayanganku pernah dua kali mengikutinya.

Selain itu pada tiap awal tahun ajaran baru, aku kerap melihat rombongan siswa SD, SMP, maupun SMA/SMK melakukan kunjungan ke Museum Negeri Sonobudoyo  dan Museum Benteng Vredeburg. Domisiliku 'kan tak jauh dari keduanya. Hehehe ....

Akan tetapi, pada tahun 2020 kegiatan WKM terkendala eksistensi Covid-19. Sebagaimana kita mafhumi bersama, semasa pandemi masih terjadi, para siswa bersekolah secara daring. Alhasil, WKM bagi pelajar tak mungkin diselenggarakan.

Sebagai gantinya agar WKM tetap berjalan, demi mendukung museum-museum yang telah kembali buka namun masih sepi pengunjung, sasaran utama pun diubah. Dari yang semula pelajar kini dialihkan ke instansi, komunitas, organisasi, dan masyarakat umum. Tentu dengan protokol kesehatan yang ketat.

Uji cobanya, yang melibatkan Museum Negeri Sonobudoyo dan Monumen Jogja Kembali, telah dilakukan. Sekarang (sejak 27 Agustus 2020 lalu) masyarakat umum pun dapat mengakses WKM melalui pendaftaran secara daring.  

O, ya. Slogan yang diusung WKM kali ini adalah "Cintai Museum dengan Kebiasaan Baru". 

Yoiii. Mari menyegarkan pikiran dengan cara bersenang-senang di museum. Kalau halaman museumnya saja seasri yang tampak dalam video berikut, apa kalian masih ragu untuk ikutan WKM?





Oke. Sekian dulu ceritaku. Insyaallah kita bakalan bertemu lagi di tulisan-tulisanku berikutnya. Jangan lupa untuk mengunjungi museum, ya. Museum di hatiku, kamu pun di hatikuuu. Muehehehe ....

Kutunggu kalian di halaman Museum Benteng Vredeburg. Yang penampakannya bisa diintip pada video di atas itu, lho. 

MORAL CERITA:
Makin banyak jumlah museum di kotamu, berarti makin tinggilah peradaban kotamu.




Sabtu, 15 Agustus 2020

SMKN 2 Yogyakarta (Stemsa)

14 komentar
HALO .... 

Apa kabar lagi Sobat Pikiran Positif? Semoga kalian selalu menang bertarung melawan Pikiran Negatif. Pokoknya jangan kasih kendor, deeeh. 

Oke. Kali ini aku akan bercerita tentang salah satu sekolah legendaris yang ada di kotaku. Yakni SMKN 2 Yogyakarta, yang dulunya bernama STM Jetis 1 (Stemsa), dan dulunya lagi bernama Prinses Juliana School. 




Bagaimana menurut kalian? Keren dan kokoh 'kan penampakannya? Demikianlah adanya dan kukira, memang telah teruji kekokohannya. Usia bangunan SMKN 2 tersebut sudah mencapai seratus tahun, lho. Wow banget 'kan? Pastinya pula menyimpan jejak sejarah penting yang diterakan masa lalu. 




Itulah sebabnya kami, para mentor dan peserta Kelas Heritage yang bertema "Menapaki Jejak Sejarah Pendidikan di Kawasan Jetis", bela-belain foto bareng di depannya. Malah pakai acara menyamakan pose dengan gaya berfoto para murid Prinses Juliana School segala. Hasilnya? Seperti yang kalian lihat. Kami kalah banyaaak dalam hal jumlah personil. 




Tentu saja aku tak rela kalau tidak berfoto sendirian. Teteeeup. Hahaha! Hasilnya memang tak sendiri-sendiri amat, tetapi lumayan melegakanku. Maklumlah. Pemotretan dilakukan di sela-sela orasi (baca: penjelasan) Kak Sandi Malamuseum. 

Mohon jangan ditiru, ya. Yang lain menyimak pemaparan sejarah dari mentor, kok saya malah sibuk sendiri. Sibuknya sibuk narsis pula. Paraaah. 

Berdinamika Seiring Berjalannya Zaman 

Tentu saja seiring dengan perkembangan zaman, sekolah tersebut ikut berdinamika. Baik secara fungsi maupun dalam hal fisik bangunannya. Menurut data yang berhasil kuhimpun, gedung eks Prinses Juliana School telah direnovasi pada tahun 1929, 1950, dan 1954. 

Apakah pada masa-masa setelahnya sama sekali tidak ada lagi perubahan? Hmm. Pada dasarnya mungkin tidak ada. Namun kukira, kalau sekadar perubahan-perbaikan kecil pastilah ada meskipun tak sampai mengubah bentuk asli bangunan. 

Misalnya penambahan dua papan informasi yang berada di kiri dan kanan pintu masuk. Yang satu menginformasikan jurusan-jurusan yang tersedia di SMKN 2 Yogyakarta. Yang satunya lagi menginformasikan organisasi-organisasi resmi yang ada di situ. 






Jangan lewatkan pula hal baru lainnya. Silakan perhatikan foto berikut. Yup! Hal baru yang kumaksudkan adalah dua prasasti gunungan, yang masing-masing menempel di tiang fasad depan bangunan. 

Berdasarkan tulisan yang tercantum di situ, kedua prasasti tersebut dibuat dalam rangka peringatan satu abad eksistensi Prinses Juliana School. Yang tepatnya jatuh pada tahun 2019 lalu. Just info, prasastinya juga mempergunakan aksara Jawa (hanacaraka) selain mempergunakan huruf latin. Unik 'kan? 




Ruang Kelas 

Sekarang kita beranjak ke dalam, ya. Untuk melihat-lihat suasana ruangan kelas, lorong/selasar, taman di sela-sela ruangan kelas, dan lain-lain. Sebagai bangunan cagar budaya, keautentikan sekolah ini memang terjaga. Aroma masa lalunya sungguh kuat. 

Kondisinya masih sangat baik dan terawat. Tidak kumuh dan lembab. Bersih. Silakan cermatilah foto-foto berikut. 





Ruang kelasnya lapang 'kan? Skala bangunannya tinggi,  ventilasi pada pintu kayu, dan jendela-jendela lebar mengisyaratkan bagusnya sirkulasi udara. Dampaknya, ruangan tetap relatif nyaman walaupun udara panas musim kemarau menerpa. 

Perhatikan pula papan tulisnya. Benar-benar papan tulis 'kan? Yang dibuat dari kayu dan dicat hitam, serta butuh kapur untuk menulisinya. Mungkin kalian bertanya-tanya, "Mengapa hanya ada satu white board? Bukankah lebih kekinian dan praktis (tak perlu cari kapur tulis) kalau pakai white board semua?" 

Hohohoho .... 

Jangan lupa. Sekolah ini merupakan bangunan cagar budaya, lho. Maka sesungguhnya, segala poin bersejarahnya mesti dipertahankan semaksimal mungkin. Papan tulis beserta kapur tulisnya sudah pasti termasuk poin bersejarah. 

Selain itu yang paling menarik bagiku, ada bangku yang menyatu dengan meja. Seperti yang tampak pada foto berikut. Hmm. Diriku masih pantas jadi siswa yang bandel 'kan? 



Sebagai tambahan info, pada bagian mejanya ada sebuah lubang kecil. Seukuran botol tinta bak (tinta cina). Lubang tersebut memang untuk menaruh tinta bak.

Perlu diketahui bahwa pada zaman zadoel (setelah era batu sabak) , alat tulis yang umum dipakai adalah pen dan tinta bak. Cara memakainya tinggal mencelupkan pen ke dalam tinta, lalu angkat bila dirasa telah cukup tintanya, kemudian dipakai untuk menulis. Bila tinta mulai menipis, ya tinggal mencelupkannya lagi ke dalam tinta. Demikian seterusnya.

Taman yang Asri 

Sedikit berbeda dengan bagian depan yang relatif kurang hijau, halaman dalam SMKN 2 Yogyakarta justru lebih hijau. Taman yang ada di sela-sela ruangan tampak lebih dipenuhi pohon, tanaman, dan rerumputan. Syukurlah. Kiranya nuansa hijau tersebut bisa menjadi penawar mata letih, seusai mengeksplorasi buku pelajaran dan gadget. 




Laiknya anak sekolah yang rehat dari jam pelajaran, tatkala Kelas Heritage pun kami diajak berjeda di halaman dalam nan asri. Tentu sembari diberi pencerahan-pencerahan sejarah, dong. 

Termasuk sejarah eksistensi menara air zadoel yang tampak dalam foto di bawah. Yang hingga kini masih berfungsi sebagaimana mestinya. Bayangkanlah. Betapa kokohnya! Ibarat hatiku yang tetap stabil meskipun kerap kali terguncang oleh sikapmu. Hahaha! 






Lorong dan Koridor 

Ada hal menarik lain di sini, yaitu lorong dan koridor. Seperti bangunan sekolah zaman Belanda pada umumnya, kelihatannya lorong dan koridor merupakan sebuah keniscayaan. Astagaaa! Apa pula maksudku ini? Muehehehe .... Sudahlah. Ketimbang kalian bingung dengan penjelasanku, lebih baik silakan langsung mencermati foto-foto berikut.






Sudah mencermati foto-foto di atas 'kan? Kalau begitu, pasti sudah setuju denganku?  Bahwa lorong dan koridornya menarik? Hmm. Enggak usah takut melihat suasana gelap di salah satu foto lorong di atas. Itu hanya masalah pencahayaan kamera. Aslinya ya tidak seseram itu. Percayalah.

Mohon dicatat. Koridor itu bukanlah sekadar pemanis, melainkan ada fungsi praktisnya. Yakni untuk melindungi siswa dan guru dari teriknya panas dan hujan, bila hendak berpindah dari satu ruangan (bangunan) ke ruangan (bangunan) yang lainnya. Kerennya bangunan sekolah zaman Kolonial tuh begini ini, lho. Sangaaat perhatian.

O, ya. Pada tahun 2020 ini perpustakaan Prinses Juliana School a.k.a. SMKN 2 Yogyakarta berhasil menjadi juara ketiga lomba perpustakaan SMA/SMK tingkat DIY. Keren toh? Sebab juara pertama dan keduanya SMA, otomatis menjadi juara pertamanya jika khusus SMK.

Penampakan gedung perpustakaannya yang ini, nih. Karena berlokasi di bagian depan, tepat menghadap jalan raya, siapa pun pasti bisa melihatnya dengan jelas dan mudah.    





Kupikir sekian saja ceritaku tentang bangunan SMKN 2 Yogyakarta. Sudah sangat panjang 'kan?  Daripada kalian bosan, lebih baik aku hentikan saja. Mungkin di lain waktu, bakalan ada cerita-cerita lain tentang sekolah ini. Iya, mungkin. Silakan tunggu saja, ya.

MORAL CERITA:
Selalu banyak kisah di balik sebuah bangunan bersejarah.



Selasa, 04 Agustus 2020

Makan Dulu Sebelum Medsosan

4 komentar
Sobat PIKIRAN POSITIF,

Apa kabar? Masih sehat dan bahagia 'kan? Sudah makan atau belum? Sudah ngopi atau belum? Hmm. Kalau sedang didera lapar, sana gih makan dulu. Kalau maunya ngopi saja, ya sana bikin kopi dulu. Bahkan, menyeruput cokelat hangat pun boleh. Yang penting tujuan utama, yaitu "perut terisi" tercapai.




Setelah lapar tak lagi mendera, niscaya kalian bakalan lebih tenang. Tidak berpotensi nyolotan ketika membaca postingan-postingan nggapleki di medsos. Tidak mudah tersinggung saat seseorang menanggapi komentar atau status kalian secara buruk.

Beneran, lho. Berdasarkan pengalaman pribadiku, nasihat "makan dulu sebelum medsosan" sungguh nyata khasiatnya. Jadi, bukan nasihat yang mengada-ada. Sebab faktanya, laper cenderung mudah bikin baper.

Yup! Pokoknya jangan lupa. Kalau hendak keluyuran ke dunia maya, pastikan perut terkondisikan selain mengondisikan emosi. Muehehehe ....

Namun, tentunya beda perkara kalau kalian sedang berpuasa. Meskipun perut laper, normalnya orang yang berpuasa sanggup menjaga hati dan sikap. Tidak nyolotan. Tidak baperan. Iya 'kan?

Etaaapiiii....

Kalau kalian sedang berpuasa dan membaca tulisanku ini, ya jangan serta-merta menghujatku sebagai asisten setan yang terkutuk. Foto makanan yang kupasang di sini 'kan berfungsi sebagai pelengkap dan pemanis. Bukan sebagai penggoda. Hahaha!

Baiklah. Sekian inspirasi singkat kali ini. Semoga bermanfaat bin berfaedah. Viralkan kalau suka. Lho!?

MORAL CERITA:
Sampaikanlah nasihat meskipun sangat tidak ndakik-ndakik. Sejauh bukan dusta dan fitnahan, insyaallah akan ada manfaatnya dunia akhirat. Aamiin. 




Sabtu, 01 Agustus 2020

HALODOC & Balada Gigi Kawanku

2 komentar
APA kabar Sobat Pikiran Positif?

Apakah gigi kalian baik-baik saja? Atau, sedang senut-senut bin cekot-cekot gara-gara kebanyakan mengunyah daging? Muehehehehe .... Mentang-mentang Idul Adha, lalu aktif banget mengunyah daging.

Eh? Tapi betulkah penyebab sakitnya si daging? Jangan-jangan dagingnya baik-baik saja. Tidak alot. Tidak keras. Namun ternyata, si gigilah yang memang bermasalah sedari awal. Kerja keras mengunyah daging hanyalah faktor pemicunya.

Persis yang barusan dialami oleh kawanku tuh kalau begitu. Ceritanya, semalam dia curhat via WA. Iya. Cuma via WA sebab kami terpisah jarak dan waktu. Aku di Jogja, sedangkan kawan lamaku itu di Tangerang.

Ia curhat tentang giginya yang sakit belakangan ini. Sejak sebelum Idul Adha sampai sekarang, masih sakit. Mau ke dokter gigi, tapi enggak tahu dokter gigi mana yang sudah kembali buka praktik.

Maklumlah. Sedang masa pandemi Covid-19 gini 'kan ya? Sementara mau gambling langsung pergi ke RS atau klinik gigi, ia merasa tak nyaman.

"Lagi pula, aku enggak bisa ninggalin anak lama-lama. Kalau jalanan macet dan antre dokternya lama gimana? Biasanya sih, ke mana pun pergi anak-anak kuajak. Sekarang enggak mungkin, dong. Pokoknya kami wajib meminimalkan keluar rumah," katanya.

Untung saja aku kemudian teringat pada aplikasi HALODOC. Meskipun secara pribadi belum pernah memanfaatkannya, aku pernah melihat adikku memanfaatkannya, saat hendak memeriksakan bapak kami ke rumah sakit.

Aku pun bergegas cek ricek ke website HALODOC. Di situ aku memilih menu sesuai dengan keperluanku, yaitu mencari dokter gigi di seputaran domisili kawanku. Ahaiii. Ketemu! Kutemukan nama Mydents Dental Care Bintaro Sektor 9.

Nama apakah itu? 

Mydents Dental Care Bintaro Sektor 9 merupakan Klinik Perawatan Gigi yang terletak di wilayah Pondok Aren, Tangerang Selatan. 

Visinya memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif, bermutu, dan optimal. Adapun misinya menyediakan pelayanan kesehatan secara optimal. 

Lengkapkah informasinya? 

Iya, dong. HALODOC menyuguhkan informasi cukup detil mengenai Mydents Dental Care Bintaro Sektor 9. Mulai dari informasi umum hingga informasi terkait pengalaman para dokter gigi yang bertugas di situ. 

Ada fotonya segala. Jadi sebelum datang ke klinik, kita bisa membayang-bayangkan dulu wajah dokter gigi yang hendak menangani kita. Hahaha! 

Di mana alamatnya? 

No. 1C Jl. Bintaro Utama 9, Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten. 

Maka segera saja kuinformasikan temuan tersebut kepada kawanku. 

Supaya lebih jelas, kusuruh ia untuk meluncur langsung ke HALODOC. Untuk melihat petunjuk lokasi tepatnya, juga nomor telepon yang bisa dihubungi. Bahkan agar efektif, kusarankan ia sekalian membuat janji dengan dokter gigi pilihannya (yang sesuai dengan kebutuhannya).







Kawanku takjub bin kepo. Kok bisa-bisanya aku yang tinggal di Jogja malah tahu info tentang Mydents Dental Care Bintaro Sektor 9. Sementara dirinya yang di dekat TKP malah enggak tahu.

"Dasar kamuuu. Punya ponsel pintar dieksplorasi faedahnya, dooong! Segera pasanglah aplikasi HALODOC di HP-mu. Supaya bisa segera ke dokter gigi. Supaya cepat bebas makan sate tanpa waswas gigimu lepas!" ledekku.   

O, ya. HALODOC itu aplikasi kesehatan berbasis daring (online). Tujuannya memberikan kemudahan layanan kesehatan untuk masyarakat. Di mana saja dan kapan saja. 

Itulah sebabnya layanan HALODOC tersedia di banyak kota di Indonesia. Nah! Silakan cek ricek kota kalian masing-masing. Jenis layanan apa saja yang tersedia di situ. 

Perlu digarisbawahi tebal-tebal, HALODOC tidak menggantikan fungsi rumah sakit. Aplikasi kesehatan ini justru memudahkan "pertemuan" antara (calon) pasien dengan rumah sakit. Yeah .... Semacam jadi Makcomblang gitu, deh. 

Ngomong-ngomong, HALODOC punya fitur unggulan yang asyik. Yakni Apotik Antar dan Hubungi Dokter. 

Dengan Apotik Antar, kita bisa langsung pulang seusai ke dokter. Tak perlu antre di apotik untuk menebus obat. Sebelum pulang kita cuma perlu menyerahkan resep ke apotik, lalu bayar, kemudian pulang. Obat akan diantar ke alamat kita. 

Bagaimana halnya dengan fitur Hubungi Dokter? Waw! Fitur yang ini lebih asyik lagi. Tanpa mesti bertatap mata yang melibatkan udara dan cahaya, kita bisa terlebih dulu berkonsultasi dengan dokter yang telah kita pilih sendiri. Baik melalui telepon, chatt, maupun video call. 

Yoiii. Pokoknya dengan HALODOC sehat jadi lebih mudah. Mengapa? Sebab aplikasi kesehatan ini memberikan solusi lengkap dan terpercaya untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia. Baik kesehatan jiwa maupun raga. Jangan salah. Ada solusi untuk keluhan galau juga lho, di HALODOC. 

Eh, hampir lupa ngasih tahu. Kalian dapat men-download aplikasi HALODOC melalui Playstore atau App Store, ya. Baru kemudian membuat akun dan bisa login. Jangan lupa, cermatilah dulu syarat dan ketentuannya. 

Demikian informasi yang kuketahui seputar layanan HALODOC. Terkhusus untuk layanan perawatan dan pemeriksaan kesehatan gigi. Terkhusus lagi di seputaran wilayah Bintaro Sektor 9. Yakni di Mydents Dental Care Bintaro  Sektor 9.

Siapa tahu di antara kalian ada yang membutuhkannya dan kebetulan pula berdomisili deketan dengan kawanku itu. Jadi, bisa sekalian memanfaatkan informasi ini. 

Selamat berakhir pekan. Selamat menuntaskan sate dan gulai yang mungkin masih tersisa. Dengan ceria, tanpa dihantui rasa senut-senut bin cekot-cekot di gigi.

Salam gigi sehat .... 






 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template