Selasa, 04 September 2018

Cooking Class with La Fonte

SUATU ketika aku semacam ngudarasa. Rasan-rasan bin curhat kepada seorang teman. Kurang lebih begini isinya,  "Aku kok enggak pernah narsis di acara masak,  ya? Padahal pernah ke acara bikin cincin, bikin batik, bikin kerajinan tangan. Kok ndilalah belum ada undangan praktik memasak untuk blogger. Aku ingin narsis sama panci dan kompor, lho. Hmm. Pantaskah aku berpenampilan koki? Mau foto sama kompor. Hehehe .... " 

Temanku merespons, "Ya carilah. Siapa tahu sebenarnya ada, tapi kamu enggak tahu." 

"Eh? Iya,  ya? Siapa tahu aku yang memang kurang info? Kurang begitu gaul?" Komentarku tanpa tersinggung.

Demikianlah adanya. Takdir pun berjalan sebagaimana mestinya. Tak kuduga, beberapa hari kemudian aku dihubungi oleh seorang kawan. Sesama blogger. Ia menawariku gabung di acara Cooking Class with La Fonte. Wow!  Itu acara MEMASAK! 



Sebelum kelas memasak dimulai, peserta bahkan diminta berpose di spot instagramable ini


Singkat cerita, terkabullah keinginanku. Yakni keinginan untuk narsis di acara memasak. Foto bareng kompor dan panci. Yeah, faktanya sih foto bareng kompor dan wajan. Bukan kompor dan panci seperti angan-anganku sebelumnya. Tapi tak apalah. Belok sedikit dari cita-cita semula kukira tak jadi soal. Hehehe  ....


Celemek pertama yang kupakai (dan akhirnya kumiliki)


Sudahlah. Pokoknya kuucapkan banyak terima kasih kepada La Fonte. Bagaimanapun acara Cooking Class yang dihelatnya telah membuat keinginanku mewujud nyata. Eh?  Kalian tahu La Fonte 'kan? Iya, benar.  La Fonte yang itu. Yang selalu membuat kalian rindu pada spaghetti beserta kroni-kroninya itu. 



Kompor dan wajan adalah pemeran utamanya


Walaupun menu yang dimasak sangat mudah bin simpel, bagiku Cooking Class tersebut tetap mendebarkan. Yoiii. Bagi mereka yang terbiasa di dapur, kurang menantang. Tapi bagiku, sudah lumayan bikin degdegan. Huft.

Baru perkara menyalakan kompor saja aku sudah gugup. Ini sungguhan. Tidak alay bin lebay. Aku 'kan terbiasa menggunakan kompor listrik. Sementara yang dipakai saat Cooking Class adalah kompor gas. Sudah begitu, kompor gas jatahku agak bermasalah pula. Waaah.

Untung saja peserta yang di belakangku baik hati. Aku malah dibantu memasak olehnya. Yakni saat memasak telur makaroni dan makaroni goreng. Nah, lho. Jadi rancu 'kan? Siapa yang memasak tuh jadinya? Aku atau peserta yang membantuku? Haha!



Hanya spaghetti tumis yang benar-benar kutangani dari awal sampai akhir


O, ya. Ada sejarah baru tercipta lho, dari acara Cooking Class with La Fonte tersebut. Sejarah penting dalam perjalanan hidupku. Yakni sejarah yang terkait dengan pemakaian celemek untuk memasak. Yoiii. Celemek biru dari La Fonte, yang kukenakan pada foto di atas, merupakan celemek pertama yang kupakai. Dan ternyata, boleh kumiliki. Duuuh. Senang, dooong. Walaupun setelah Cooking Class berlalu, celemek tersebut kusimpan saja dalam lemari. Haha!

Oke. Demikian cerita recehku tentang Cooking Class with La Fonte yang kuikuti. Semoga bisa menghibur kalian. 

MORAL CERITA:
Jangan takut berkeinginan. Bila keinginanmu kuat, bisa segera terwujud nyata lhooo. Buktinya keinginanku narsis dengan kompor dan panci segera dikabulkan-Nya.

N.B.
Orang-orang zaman now biasa menyebut "celemek" dengan apron. Tapi ketahuilah. Apron itu bahasa Inggrisnya. Kalau "apron" dalam bahasa Indonesia (menurut KBBI) berarti 'tempat parkir pesawat udara'.




4 komentar:

  1. Selamat... Anda berhak mendapat apron cantik...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... Sejak saat itu, gapernah kupakai lagiii

      Hapus
  2. Wiiiih pakai celemek...
    Layak nih jadi bintangnya dapur...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyo, Mbaak. Bintangnya dapur tatkala tak ada orang lain di dapur hahahaha..

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!

 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template