Jumat, 29 April 2016

KLAPPETAART PEREKAT

ANDA suka klappetaart? Hmm. Belum tahu klappetaart? Atau sudah sering dengar namanya, tapi belum pernah mencicipinya? Wah! Anda gimana, sih? Kudapan selezat itu kok dilalaikan lhoooo.... Haha!

Baiklaaah. Suka tidak suka, Anda mesti tahu perihal klappetaart ini. Apalagi kalau mengaku sebagai orang Indonesia. Eh! Aku serius, lho. 'Kan klappetaart merupakan salah satu khazanah kuliner Indonesia. Kalau masih menganggapku tidak serius, silakan cek di Wikipedia tentang si klappetaart ini. Daripada galau. Hehehe ....

Sebenarnya sudah sejak lama, seingatku bahkan sejak masih berusia sepuluh atau sebelas tahun, aku tahu  klappetaart. Biasalah. Aku tahunya dari membaca. Seingatku kala itu aku tahu klappetaart dari Femina koleksi ibuku.

Berhubung kami tinggal di desa yang jauuuh dari ibukota kabupaten, tentu tak mudah untuk membelinya. Mungkin saat itu ibuku tidak praktik membuatnya sebab caranya rumit. Atau, sebab bahan-bahannya susah didapat. Entahlah. Yang jelas takdir-Nya adalah "aku baru bisa mencicipi klappetaart ketika sudah melewati berbagai badai dalam kehidupanku". Ketika usiaku tak lagi anak-anak.

Mulanya, saat sudah tinggal di kota, aku tahu beberapa toko yang menjual klappetaart. Tapi komposisi di dalam klappetaart membuatku tertahan langkah untuk segera membelinya. Ternyata ada rumnya. Demi keamanan dan kenyamanan iman, aku bersabar dulu. 

Hingga akhirnya Sang Fika Faila Sufa, seorang teman dari IIDN Jogja, mendirikan Phicatering.  Dan, salah satu jualannya adalah klappetaart. Pucuk dicinta ulam tiba. Aku paham kalau Sang Fika Faila Sufa itu cantik salehah. Jadi, klappetaartnya pasti tanpa rum.

Maka pengalaman pertamaku mencecap klappetaart adalah bersama Phicatering. Hehehe.... Dan ternyata, klappetaart memang yummy. I love it. Adiba pun ternyata love it. You know laahhh.... seleraku dan selera Adiba memang senada, kok. Maka pas ultahnya, aku order banyak klappetaart.

Tentu saja order banyak berarti melibatkan si ayah. Maksudnya, aku yang menentukan seberapa banyak jumlah orderannya, sementara ayah Adiba yang melunasi pembayarannya. Haha! Tapi aku adalah orang yang sportif. Maka aku persilakan si penyandang dana untuk mencicipi si klappy itu....

Seperti yang telah kuduga, ayah Adiba hanya sanggup mengonsumsinya satu cup kecil. Maklum saja. Selera lidahnya memang tergolong katrok akut. Sebagai wong Jogja asli, patron selera lidahnya jelas gudheg... yang entah bagaimana tak pernah bisa kucintai hingga saat ini. Hmmm.

Demikianlah ceritaku tentang klappetaart. Karena kerap kali order, otomatis aku kerap ketemu Sang Fika Faila Sufa. Di titik inilah klappetaart mendekatkan hubungan kami. Sementara itu Adiba yang bahagia sebab bisa kerap menikmati klappetaart, kurasa tambah sediiikiiit mencintaiku. 

Dan tentu saja, hubungan Adiba dan ayahnya pun bisa dekat. Dekat gegara klappetaart. Maksudnya, Adiba akan dengan rela hati berbaik-baik kepada si ayah, lalu meminta uang jajan lebih untuk order klappetaart. Huaduuh. Kalau yang beginian sih aku enggak ikut-ikut sebetulnya. Wah, wah, wah. 

MORAL CERITA:
Kadang kala kita mesti menunggu lama sekali demi mendapatkan sesuatu yang kita ingini. Hmmm.... :D 

Itu lho, penampakan klappetaart by Phicatering. Dan, Adiba adalah konsumen fanatiknya...
    



2 komentar:

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!

 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template