Selasa, 10 Maret 2020

Aula Boedi Oetomo di SMAN 11

Bagian depan (terkini) Aula Boedi Oetomo

 
APA kabar Sobat Pikiran Positif? Semoga kalian sedang berbahagia lahir dan batin. Walaupun mungkin sedang dikepung oleh hal-hal memuakkan, berbahagia is a must. Hehehe .... 

Baik. Kali ini aku hendak sedikit berbagi cerita. Yakni cerita tentang kunjunganku ke SMAN 11 Yogyakarta. 

Yeah! Rupanya SMAN 11 Yogyakarta menyimpan sejarah penting bagi bangsa Indonesia. Terkhusus aula zadulnya. Yang penampakannya dapat kalian lihat di bawah ini.


Bukan sedang kongres, melainkan sedang menyimak uraian tentang sejarah Boedi Oetomo

Bukan sedang kongres, melainkan sedang menunggu pembagian jatah makan siang

 
Lihatlah! Aulanya memang beraroma masa lalu. Tapi asri, lho. Bisa meneduhkan dan mengusir gerah ketika cuaca sangat panas.

Iya, tentu saja begitu. 'Kan aula tersebut tidak memiliki dinding? Alhasil, sirkulasi udaranya lancar sekali. Namun saat hujan lebat berangin kencang, mungkin bakalan basah lantainya. Terutama yang bagian pinggirannya. 

O, ya. Aula zadul tersebut bernama Aula Boedi Oetomo. Pastilah ada latar belakang sejarah di balik penamaannya. Yang tak lain dan tak bukan, memang terkait dengan organisasi Boedi Oetomo. 

Perlu kalian ketahui bahwa Aula Boedi Oetomo dahulunya merupakan ruang makan. Yakni ruang makan dari Kweekschool voor Inlandsche Onderwijzen Djogjakarta (sekolah guru zaman Belanda). Yang di kemudian hari, pada tanggal 3-5 Oktober 1908, dipergunakan sebagai tempat kongres Boedi Oetomo 1. *Silakan googling sendiri ya, untuk tahu lebih lanjut mengenai Boedi Oetomo.*

Sebelum dan Sesudah Dikembalikan Fungsinya

Seorang kawan berkata, "Sepupuku alumni SMAN 11 ini. Angkatan lama banget. Seingatnya, dulu aula ini ditutup gedhek (dinding yang dibuat dari anyaman bambu). Di dalamnya untuk menyimpan motor." 

Aku terpana mendengar perkataan kawanku itu. Sebelum akhirnya merespons, "Untuk parkiran? Masak begitu, sih? Eman-eman, ya?" 

Karena kurang percaya, aku mencoba mencari informasi lain. Apa hasilnya? Memperoleh informasi baru, dong. Tentu dari alumni SMAN 11 Yogyakarta sendiri.

Yup! Seorang kawan FB, melalui kolom komentar atas status yang kubuat, memberitahukan bahwa aula yang tertutup gedhek tidak dipergunakan sebagai tempat parkir. Tidak pula sebagai garasi. Mungkin dulu sempat ada motor milik guru, yang disimpan sementara di situ. Mungkin sebab mogok atau bagaimana.

Pada waktu selanjutnya, aula dibenahi. Dibersihkan dan dikembalikan fungsinya sebagai aula yang terbuka. Dimanfaatkan sebagai tempat berkegiatan para siswa SMAN 11 Yogyakarta. Antara lain untuk latihan teater, badminton, dan tenis meja.

Kini setelah kembali keren, Aula Boedi Oetomo bisa disewa oleh pihak eksternal sekolah. Untuk kegiatan apa pun. Asalkan bersedia memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.

Kondisi Terkini SMAN 11 Yogyakarta

Di atas telah kita bahas mengenai Aula Boedi Oetomo, yang berlokasi di tengah kompleks SMAN 11 Yogyakarta. Kini mari kita bahas mengenai SMAN 11-nya. Oke?

Seperti telah disinggung sebelumnya, sekolah ini dahulu bernama Kweekschool voor Inlandsche Onderwijzen Djogjakarta. Yakni sekolah guru pada zaman Belanda. Tepatnya sekolah guru A (SGA).

Karena dibangun semasa penjajahan Belanda, sudah pasti arsitektur bangunannya tidak kekinian. Apalagi bentuk aslinya memang sengaja dipertahankan. Meskipun karena usia, di beberapa bagian (terpaksa) ada sedikit perubahan. Silakan cermati beberapa foto di bawah ini.  
 
Bagian depan SMAN 11 Yogyakarta (kini)

Mereka dan hiasan atap teras itu sama-sama cantik 'kan?

Benar, dunia indah tanpa narkoba ....


Kebetulan kawan-kawan dari Komunitas Malamuseum berbagi kisah sejarah di bagian depan bangunan. Alhasil sembari menyimak materi Kelas Heritage, kami sekaligus bisa melihat-lihat detil arsitekturnya. Sambil jeprat-jepret juga pastinya. Hahaha!

Bangunan SMAN 11 Yogyakarta bergaya indis. Namun, bercampur dengan gaya tradisional Jawa. Gaya tradisional Jawa tersebut terutama sangat tampak pada atap. Yakni atap yang berbentuk limasan. 

Struktur bangunannya--di beberapa bagian--didominasi oleh kayu. Hal ini terutama dapat dilihat pada bangunan aula dan doorlop (koridor). Sementara plafon dipertahankan mempergunakan gedhek.

Pintu dan jendela yang terbuat dari jalusi/krepyak pun masih dipertahankan. Demikian pula sebagian kondisi lantainya. Sebagian lantai masih mempergunakan ubin polos berwarna abu-abu. Namun sayang sekali, mungkin sebab tak bisa dipertahankan lagi, sebagian lainnya sudah diganti dengan keramik putih.      


Posisi sporadis, tapi konsentrasi untuk menyimak materi dari pemandu tak pergi 

Dahulu Menyatu dengan SD Tumbuh 1

Bangunan SMAN 11 Yogyakarta mulai dibangun pada tahun 1894. Resmi dibuka pada tanggal 7 April 1897. Tentu dengan nama Kweekschool voor Inlandsche Onderwijzen Djogjakarta. Tatkala itu kompleks bangunannya lebih luas daripada kompleks SMAN 11 sekarang. 

Lalu, di mana penyempitannya? Jawabannya, "Di SD Tumbuh 1." 

Demikianlah adanya. Dari peta sejarah yang diperlihatkan oleh kawan-kawan Komunitas Malamuseum, kami jadi tahu bahwa dahulunya, kompleks bangunan SMA 11 Yogyakarta dan SD Tumbuh 1 adalah satu kesatuan. Bangunan SMA 11 Yogyakarta difungsikan sebagai kelas-kelas (ruangan untuk belajar). Sementara SD Tumbuh 1 sebagai asrama bagi para guru dan pengelola.

O, ya. Bangunan SD Tumbuh 1 punya gaya arsitektur yang sedikit berbeda dengan bangunan SMAN 11. Berdasarkan informasi yang saya peroleh, bangunan SD Tumbuh 1 bergaya Indische Empire dan peralihan.

....

Namun yang memilukan, kami belum diberi izin untuk bisa masuk ke SD Tumbuh 1. Padahal, lokasinya bersebelahan bangeeet. Yaiyalah. Lha wong dahulu sekompleks, kok. Hehehe ....

Maka ya terima nasib sajalah belum bisa melihat-lihat situasinya. Mungkin next time. Semoga.


Punggawa Malamuseum sedang iseng menirukan gaya patung di depan SMAN 11 Yogyakarta


Demikian ceritaku tentang Aula Boedi Oetomo yang berlokasi di SMAN 11 Yogyakarta. Tentu saja kehadiran tulisan ini terinspirasi oleh keikutsertaanku dalam Kelas Heritage, yang diselenggarakan oleh Komunitas Malamuseum.

Semoga bermanfaat bagi kalian. Semoga pula bisa memantik rasa kepo kalian, untuk lebih mendalami sejarah bangsa kita tercinta. Jasmerah, jasmerah. Jangan sekali-sekali melupakan sejarah.


MORAL CERITA:
Ayo dolan sejarah bareng Komunitas Malamuseum. Seru. Bisa belajar sejarah dengan cara santuy plus diselingi selfie. Hahaha!




44 komentar:

  1. p/s maaf ya... saya baru berkesempatan untuk BW. insya allah saya akan terus berBW selepas ini. terima kasih atas komen2 yang ditinggalkan di blog saya ;-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap, Kak Anis. Semangat menulis terus juga, yaaa.

      Hapus
  2. Sumpah itu bangunan SMA sejak Belanda namun hingga kini masih saja berdiri kokoh dan belum ada yang rapuh sedikitpun. salut? Dan itu udaranya sejuk banget lho Tante jadi pengen mahin ke Yogya deh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Tari, mari ke Jogja siniii. Hubungi akuu, ya.

      Hapus
    2. Oh? Tentu saya akan hubungi Tante kalau ke Yogya tar, biar bisa Travelling bareng ya kan Tante?

      Hapus
    3. Yoiiii. Hahahaha... Tari tinggal di mana?

      Hapus
    4. oalah...asyik...klo ke Blitar aku bisa mampir...

      Hapus
  3. Balasan
    1. Iya, keren, bergaya zadoel dan adem plus bersejarah

      Hapus
  4. bangunannya masih terlihat uniknya mba meskipun sudah keliatan ada beberapa perubahan ya, aku sampai nyari-nyari apa itu gedhek heeh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, sekarang sudah tahu arti gedhek 'kan yaa? Hahaha!

      Hapus
  5. Wah baru tahu ada sejarahnya. Kayaknya Smp ku smp5 juga bersejarah tuh dilihat dari bangunan, jendela dan aula nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasri dong, Mbak. Anak-anak Malamuseum pun sudah beberapa kali ngadain tour ke wilayah Kotabaru. SMPN 5 termasuk yang dipelajari. Namun, aku belum berkesempatan ikut untuk tur sejarah wilayah situ.

      Hapus
  6. A great school with great history.
    Aula looks beautiful with wonderful architecture.

    BalasHapus
  7. Bangunan sekolahnya juga terlihat klasik, pantas punya aula yang juga klasik. Selain karena faktor terbuka, bangunan-bangunan semacam itu memang enak sirkulasi udaranya. Sebab jarak antara lantai dengan langit-laingitnya biasanya tinggi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Demikianlah adanya. Rata-rata bangunan warisan kolonial seperti itu.

      Hapus
  8. Yaa ampun mbak SMA N 11 ini sekolahku dulu ahahahha jadi kangen nongkrong di aula ini karena enak banget buat ngadem hehe ~

    BalasHapus
  9. aulanya kayanya menyenangkan buat ngumpul-ngumpul ya mba. adem dan sejuk gitu, belum lagi setelah baca komen mba marlin diatas. memang sekolah yang bangunannya tua selalu adem ya.

    BalasHapus
  10. Duh, dari dulu pengen ikutan acara komunitas Malamuseum tapi kok ga jadi-jadi. Kapan ada kelas heritage lagi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin usai Lebaran atau usai serangan Covid-19.

      Hapus
  11. Wuaa. Pengen, aku kok sering ketinggalan info kelas heritagenya malam museum yaa....sedih..

    BalasHapus
  12. SMAku juga sekolah jadul gitu. Katanya dulu sih rumah sakit. Koridornya panjang macam RS hahaha. Asyik ya bisa jalan2 di SMA11

    BalasHapus
  13. Aha banguanannya bikin keinget jaman zadul tapi nganngeni ya mba, apalagi bareng-bareng gitu ke sananya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sesuatu yang lama kok bikin kangen yaa selalunya? Hahaha.. Iya, klo barengan asyik seru. Klo sendiro munhkin agak seram, apalagi klo malam.

      Hapus
  14. PErnah sekali masuk ke SMAN 11 Yogyakarta ini, tapi tidak sampai mendatail ke dalam. Sukak dengan gaya bangunannya, model-model bangunan heritage yang anggun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kok cuma sekali, Mbaaak. Pas ndaftar aja yaaa? Hehehehe...

      Hapus
  15. Wah wah.. keren ya bisa mengunjungi tempat bersejarah seperti ini. Semoga tetap dipeliharan keasliannya meskipun Jadul..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... Iya, Bang. Semoga tetap terpelihara supaya generasi kini dan nanti bisa belajar darinya.

      Hapus
  16. Bangunan zaman dlu tuh kuat2 bgt ya. Takjub sih baru tau ada bangunan belanda yg masih dipakai buat sekolahan.. Bener bgt eman2 kl aulanya dibuat untuk tempat parkir ya.. Hhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salah satu hal yang patut kita syukuri terkaita penjajahan Belanda di negri kita adalah .... bangunan peninggalannya kuat dan kokoh plus arsitekturnya menarik.

      Hapus
  17. Dulu saya sering lewat didepannya
    Lain waktu mau mampir ah
    Biar lebih tahu keadaan didalamnya
    Aulanya keren ya
    Tradisi atau adat jawa tampak kental sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayolah dolan ke Yogyakarta lagi, tentu setelah badai Covid-19 ini berlalu.

      Hapus
  18. Melihat gedungnya tentunya alumninya udah banyak dan bisa jadi udah pada jadi pembesar negeri ini yah.

    BalasHapus
  19. Dari awal pengen ikut malammuseum belum bisa terus, selalu bentrok jadawlnya..he
    Sekolah ini kalau gak salah pernah aku masukin, Teh. Kebetulan waktu itu saya memasuki semua sekolah di kota Jogja dan kulon progo. Meskipun gak detail tau, tapi seneng bisa memasuki sekolah-sekolah di Jogja. Masih keren dan bersejarah ya, Teh. Bangunan-bangunannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa, Alhamdulillah di Yogyakarta maaih relatif terpelihara.

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!