Jumat, 21 Juli 2017

Si Penolong di Kala Rempong

HIDUP itu pilihan. Maka kita bebas untuk memilih. Mau pilih sedih melulu atau bahagia selalu? Mau pilih cara hidup rempong atau praktis? Mau patah hati atau jatuh hati? *halah, malah nggladrah*

Tapi soal memilih itu tak gampang, lho. Apalagi kalau hal-hal yang hendak dipilih terasa penting semua. Atau,  terlihat memikat semua. Maunya kita, sebagai manusia yang punya banyak mau, semua bisa terengkuh. Semua dapat kita selesaikan. 

Tapi apa daya? Acap kali waktu dan energi kita sangat tidak mendukung. Alhasil, ada hal-hal yang terpaksa mesti kita tinggalkan dan tanggalkan. Setidaknya, itulah yang sedang kurasakan. Yang belakangan ini terjadi dalam hidupku. 

Duileee. Pasca lebaran tempo hari, ada banyak hal yang wajib aku selesaikan-lakukan. Mulai dari mengurus berkas-berkas pendaftaran PPDB untuk si buah hati, hingga mengurus pindahan domisili. 

Meskipun hanya pindah beberapa kilometer, tetap saja barang-barang butuh dikemas dengan rapi. Sementara sesampainya di tempat tinggal baru, semua mesti dibongkar kembali. Mau tidak mau harus begitu 'kan?

Belum lagi di sela-sela waktu mengemas, daku mesti menghadiri berbagai acara. Hmmm. Hadir selaku blogger dan pengurus PKK lho, ya. Bukan selaku pejabat teras. Haha!  Selain itu, tanpa ampun si DL tulisan juga gigih mengejarku. Lelah sungguh deh, jadinya.

Alhasil, untuk makan dan minum sekeluarga kuputuskan jajan. Beli di di warung terdekat atau pakai jasa Go Food. *maaf, nyebut merk*

Bagaimana dengan cucian dan setrikaan? Sudah pasti penatu dekat rumah menjadi andalan. Tapi pakaian dalam tentu kucuci sendiri, dooong. Masak ikut dicucikan ke penatu? Malu, ah. Hehe .... 

Demi efisiensi pemakaian celana dalam, berdasarkan rekomendasi seorang teman kuputuskan untuk mempergunakan celana dalam sekali pakai. Celana dalam sekali pakai? Yang seperti apa tuh? Miripkah dengan pembalut wanita? 

Tentu tidak. Bahannya saja lain. Celana dalam yang kupergunakan berbahan spandek sekali pakai. Insya Allah aman untuk kesehatan. Aman pula bagi dompet. Harganya hanya Rp5.000,00 per helai. Murah banget toh? Daripada kehabisan stok celana dalam, lebih baik keluar modal sedikit untuk membelinya. Praktis pula kemasannya.

Tiap helai celana dikemas praktis


Untuk ukurannya bagaimana? Tenang saja. Celana dalam sekali pakai yang diproduksi oleh sebuah UMKM ini elastis sekali, kok. Jadi, insya Allah pas dipakai oleh siapa saja yang berat badannya normal-normal saja. Dalam arti tidak terlampau ceking, tidak pula terlampau gemuk. 

Kalau penasaran dengan bentuknya, silakan cermati foto di bawah ini. Iya. Memang seperti kotak itulah bentuknya. Tidak segitiga seperti bentuk celana dalam pada umumnya. 

O, ya. Supaya lebih nyaman, setelah memakainya aku melapisinya dengan celana dalam biasa. Jadi saat kurasa yang sekali pakai sudah kotor, aku tinggal membuangnya. Lalu,  memakai kembali celana dalam yang kupakai untuk melapisi tadi. Sangat menghemat cucian 'kan?


Bentuk celana dalam spandek sekali pakai
    

Kiranya inilah rahasia di balik hari-hari rempongku. Maka tak berlebihan kiranya bila kujuluki dia sebagai si penolong di kala rempong. Ayolah. Anda mesti segera mencoba memakainya juga. Haha! 




6 komentar:

  1. Waduh ....!
    Yang namanya penulis ternyata tidak kehabisan ide.
    Ternyata CD HP (Habis Pakai) pun jadi tulisan yang enak dibaca.
    Awas kaum adam jangan bayangain mbak Tin Pakai CD double. Selamat Berkarya! Tgl 25 saya Bintek di Solo. Tak kirain di Jogja (ya nggak bisa mampir) hehehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huaaaaaa .... Pak Guru membaca ini jugaaa. Jadi maluuu.

      Hapus
  2. Kereen Mb tulisannya..tks yaa :)

    BalasHapus
  3. waaahhh ada-ada juga ia inovasi UMKM saat ini, sampai ada celana dalam habis pakai dengan low budget juga ... heee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mas. Zaman sekarang kalau enggak kreatif inovatif bakalan kalah bersaing deeh. Hehe ...

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!