Rabu, 16 Maret 2016

NGERJAIN SETAN





AKU yakin, berdoa sebelum makan akan mengusir setan. Maksudku, mengusir setan yang hendak nimbrung menikmati makanan kita. Lalu, pada suatu ketika seseorang memberitahuku sesuatu terkait hal itu. Terkait setan yang hendak merecoki makanan tadi itu, lho....

Seseorang tersebut bilang begini. Jika kita lupa berdoa sebelum makan, maka setan sudah pasti ikut menyantap makanan dari piring kita. Kalau kita tetiba ingat untuk berdoa di tengah-tengah prosesi makan, maka si setan serta-merta akan memuntahkan makanan yang sudah ada di mulutnya. 

Ketika hal setan yang muntah ini kukisahkan kepada Adiba, yang kala itu masih beberapa minggu duduk di kelas 3 SD,  dia tampak antusias. Matanya yang sipit namun lebar tampak membulat. Pancaran matanya pun bersinar penuh semangat. Aku sedikit kaget. Tak kukira dia bakalan seantusias itu.

"Wah! Seru, Bunda! Sangat seru! Aku sangat senang membayangkan setan tersedak-sedak, lalu muntah, enggak jadi makan! Hahaha.... Rasain ya, Setan!" Celotehnya dengan riang, mata berbinar, dan intonasi berenergi. Glek. Aku keselek idu.

"Kalau begitu, aku mau makan tanpa berdoa. Kalau sudah mengunyah, baru aku berdoa. Agar setannya tersedak, lalu muntah-muntah. Hahaha...." Adiba berceloteh lagi dengan nada penuh kemenangan.

Uh sya la la. OMG. Demi Allah SWT, bukan ini tujuanku berkisah kepadanya tentang setan muntah. Tujuanku 'kan agar dia tak lalai untuk berdoa sebelum makan. Kok malah jadinya begini? Hatiku tersentak sedikit meretak.

Eh, Adiba masih melanjutkan percelotehannya. "Oke, oke. Tunggu kukerjain ya, Setaaan." Mendengarnya, retakan hatiku bertambah sedikit lagi. 

Tapiiii... mendadak Adiba terdiam. Tatapan matanya terlihat agak complicated. Seketika aku cemas luar biasa. Duuh, jangan-jangan sang setan marah dan tanpa sepenglihatanku memelototi anakku. Namun, sesaat kemudian aku bernapas lega. Lega selega-leganya sebab mendengar celotehan Adiba lagi... dengan nada mengeluh.

"Ah, Bunda. Tapi gimana, ya? Masalahnya adalah, apakah kita boleh ngerjain setan?"

Nah, lho! Pertanyaan yang tak dapat kujawab. Wah! Aku pun tak paham, ngerjain setan itu boleh atau tidak? Lagi pula, selama ini aku toh tak pernah punya ide untuk ngerjain setan macam Adibaku itu....

MORAL CERITA:
Seorang ibu mesti kuat hati untuk menghadapi sikap dan ide tak terduga dari anak-anaknya. Huft!
 





4 komentar:

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!