Minggu, 24 Juli 2022

Naik GATe Bersama Museum UGM

APA kabar Sobat PIKIRAN POSITIF? Semoga kalian sedang sehat lahir dan batin, ya. Kalau sehat 'kan bakalan nyaman dalam menyimak pengalamanku naik GATe bersama Museum UGM. 

Apa itu GATe? Alat transportasikah? Kok bisa menaikinya bersama Museum UGM? Apa kaitan GATe dan Museum UGM? 

GATe dan Museum UGM memang punya kaitan erat. Keduanya bersaudara. Sama-sama menyandang nama "Gadjah Mada" sebagai universitas. Bukan sebagai patih. Hahaha! 

Tentang GATe 

Apa itu GATe? GATe adalah kependekan dari Gadjah Mada Airport Transporter electric. Terjemahan bebasnya, kendaraan listrik untuk mendukung layanan transportasi di bandara bikinan UGM. 


Yup! GATe merupakan kendaraan listrik yang dirancang oleh Fakultas Teknik UGM. Tepatnya dirancang khusus sebagai angkutan di bandara. Itulah sebabnya ada kata "Airport" tersemat pada penamaannya.

Baterai lithium adalah sumber energi GATe. Jika telah diisi daya selama 6-7 jam, dapat mencapai jarak 70 km. Adapun kecepatannya 21 km/jam. Kapasitas penumpangnya tak banyak. Hanya 4-6 orang.

GATe dikembangkan sejak tahun 2019. Sekarang, setelah tiga tahun berselang, GATe sudah digunakan sebagai alat transportasi di lingkungan YIA (Yogyakarta International Airport).

Museum UGM

Sesuai dengan namanya, Museum UGM merupakan museum yang berlokasi di UGM. Tentu isinya hal-hal yang berkaitan dengan UGM. Mulai dari saat berdirinya, yang dahulu dimulai dari Kraton Yogyakarta, hingga sekarang menempati Kampus Bulaksumur.


Perlu diketahui, UGM (Universitas Gadjah Mada) adalah universitas tertua di Indonesia. Secara resmi berdiri pada tanggal 19 Desember 1949. Jadi, memang memiliki sejarah panjang dan terkait dengan dinamika perjuangan bangsa Indonesia.

Tentu maksudnya perjuangan dalam menegakkan NKRI lho, ya. Bukan perjuangan untuk menarik perhatian Nicholas Saputra. Halah ....

Yuk, balik serius. Hahaha!

Mungkin kalian bertanya-tanya, "Kalau UGM lahir tahun 1949, museumnya lahir kapan?" 

Baik. Kujawab, "Museum UGM secara resmi lahir pada tanggal 19 Desember 2013. Bertepatan dengan HUT ke-64 UGM.

Kemudian sejak berdirinya sampai sekarang, museum tersebut tiga kali direhab. O, ya. Semula bagian depannya tidak seindah sekarang, lho. Dahulu lebih simpel. 

Silakan berselancar sendiri ya, kalau ingin tahu bentuk lamanya.  


Singkat kata, Museum UGM adalah referensi paling sahih jika kalian butuh memahami UGM lebih dalam. Kurang lebih ada 327 koleksi berbagai kategori arsip, kliping koran, tanda jasa, hingga karya teknologi civitas akademika UGM.

Insyaallah di postingan selanjutnya nanti akan kukisahkan detil perihal isi Museum UGM. Kalau sekalian dikisahkan sekarang bakalan kepanjangan. Aku khawatir kalian malah akan bosan dan menjadi kurang fokus. 

Lagi pula, bakalan kurang sesuai dengan judul kalau nekad kusampaikan sekarang. Jangan lupa. Sekarang ini kita sedang lebih fokus ke naik GATe-nya. Oke?

Pameran Temporer Dinamika Rumah Dinas UGM


Kami, aku dan sejumlah orang yang diajak Museum UGM naik GATe, boleh dibilang termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung. Gimana enggak beruntung? Sebab kenyataannya, ada sejumlah orang yang ingin diajak juga, tetapi kehabisan kuota. 

Wajarlah kalau kuota Housing Tour alias keliling UGM naik GATe dibatasi. Sebenarnya Housing Tour itu 'kan sekadar side event dari sebuah pameran temporer yang bertema "Dinamika Kompleks Rumah Dinas UGM". 

Sekali lagi, aku merasa beruntung. Mengapa? Sebab dari pameran tersebut aku menjadi tahu bahwa kompleks rumah dinas  yang berada di Bulaksumur dan Sekip, juga punya nilai penting dalam pertumbuhan UGM sebagai lanskap. 

Terkait pula dengan sejarah berdirinya UGM. Tidak sekadar rumah dinas biasa. Istimewa. Konyolnya, kok ya aku baru tahu setelah puluhan tahun jadi alumni. Ckckck!

Bahkan, asal mula nama "Sekip" baru kuketahui dari pameran. O la la! Ternyata nama itu dari kata dalam bahasa Belanda 'schietschijf' yang berarti 'papan sasaran untuk latihan menembak'. 

Dahulu daerah situ memang merupakan lapangan tembak. Yang menyatu dengan lapangan terbang. Sebelum kemudian dipindahkan ke Maguwo. 

Kalau nama "Bulaksumur" yang berasal dari kondisi bulak (mbulak), yang berarti tanah lapang kosong yang banyak sumurnya, aku sudah tahu sejak dulu.


O, ya. Pameran berlangsung di Museum UGM. Dimulai sejak tanggal 11-22 Juli 2022. Mulai pukul 09.00-16.00 WIB. Penyelenggaranya Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya UGM bekerja sama dengan Museum UGM.

Sementara Housing Tour Kompleks Bulaksumur dan Sekip hanya dilakukan pada tanggal 13 dan 15 Juli 2022. Dua hari saja. Yang per harinya terdiri atas dua sesi, yaitu pagi (pukul 10.30-11.15 WIB) dan siang (pukul 13.30-14.15 WIB). 

Mengapa naik GATe-nya hanya mengelilingi Kompleks Bulaksumur dan Sekip? Karena disesuaikan dengan tema pameran. Jangan lupa. Bukankah acara naik GATe bikinan Fakultas Teknik UGM ini merupakan side event? 

Aku Seperti Ke Masa Lalu 

Sebagai alumni UGM, walaupun tergolong sebagai alumni yang ora patiya pinter ning UGM (ungkapan bahasa Jawa yang berarti 'enggak begitu pintar tapi UGM'), tentu aku senang sekali. Ibarat bernostalgia difasilitasi Museum UGM.*Nyengiiir*

Kebetulan aku pernah indekos di Jetis Pasiraman (sebelah barat Jembatan Sardjito). Yang berarti tiap kali pulang dan pergi kuliah selalu melintasi Kompleks Bulaksumur dan Sekip. 

Naik apa? Jalan kaki, dong. Kalau sedang mujur ya membonceng teman yang punya motor. Aaaah, kasihan nian akuuu!

Nah! Dengan modal memori masa lalu yang seperti itu, terusterang saja aku menjadi demikian menghayati isi pameran. 

Apa yang kulihat di pameran, apa yang diinformasikan oleh pemandu, menegaskan pemahamanku terhadap keberadaan bangunan-bangunan kuno di Bulaksumur dan Sekip.

Ditambah Housing Tour dengan GATe, yang membuatku bisa melihat secara langsung kondisi terkini "wilayah jajahanku" dulu. Muehehehe .... 

Asal tahu saja. Dahulu saya pernah menginap juga di salah satu flat yang ada di Sekip. Nah, lho. Jadinya beneran bernostalgia toh?

Penutup

Ngomong-ngomong, Museum UGM beralamat di Bulaksumur Blok D-6 dan D-7. Yang dahulu merupakan rumah dinas dari Bapak Iman Soetiknjo, paman tiri Barack Obama. 

Iya, Barack Obama yang mantan Presiden Amerika Serikat itu. Yang ternyata semasa bocah beberapa kali menginap di rumah tersebut. Antara kurun 1967-1969.

Baiklah. Demikian pengalaman kerenku tempo hari. Semua informasi kuperoleh dari Museum UGM, brosur pameran, penjelasan dari pemandu, dan sumber lain hasil berselancar. 

Sekian. Semoga sukses bikin kalian mupeng untuk naik GATe bersama Museum UGM. 

MORAL CERITA:
Rajin-rajinlah main ke akun IG @museumugm supaya tak ketinggalan info kalau ada ajakan naik GATe lagi.





28 komentar:

  1. Tutug mb le nostalgia 🤭

    BalasHapus
  2. Demi aku kau baru tau tentang GATe ini, keren juga ya mbak, sekilas kaya kendaraan yg disewain di beberapa tempat wisata, biasanya sepaket ama guidenya hihi, cuma ga tau bahan bakarnya apa.

    BalasHapus
  3. Kayaknya sponsornya LPDP ya, ada tulisannya tuh keliatan ...

    BalasHapus
  4. Wah saya baru tau ada kendaran namanya GATe, elektrik dan buatan anak negeri,UGM keren

    BalasHapus
    Balasan
    1. Demikianlah adanya, Mas. Hehehe ...

      Hapus
  5. Ah seru banget bisa menikmati sejarah dengan sangat jelas dan terperinci tentang UGM. Aku jadi penasaran juga euy pengen tahu hehehe. Pernah beberapa kali ke UGM tapi belum pernah berkeliling ke banyak tempat. Hanya titik tertentu saja

    BalasHapus
  6. Wuuuaaa rumah dinas yang kini beraloh fungsi jadi museum UGM ternyata beberapa kali pernah diinapi sama Barack Obama.

    Apa museum ini bisa dikunjungi wisatawan umum?

    BalasHapus
  7. Wah, mau dong berkeliling UGM naik GATE :D Sekalian ah kalau main ke Jogja, aku juga kepengen masuk ke museumnya. Canggih ya GATE ini sudah digunakan di bandara. Oh, baru tau aku ternyata UGM lahir di tahun 1949 di tahun yang sama kelahiran papahku :) Yang vintage2 gini aku demen, mbak. Mau menyambangi keduanya ah. Tunggu aku, Jogjaaaa!

    BalasHapus
  8. Menyenangkan sekali ya bisa naik GATe, apalagi bisa muter-muter di tempat bersejarah. Bahkan GATe-nya itu sendiri adalah bagian dari sejarah kampus UGM.

    BalasHapus
  9. Jadi berasa kayak di lingkungan golf naik kendaraan kayak gitu mbak. Aku belum pernah naik sih tapi sepertinya asyik haha

    BalasHapus
  10. Sepintas mobilnya kayak bentuk mobil yang di lapangan golf gitu, ya. Pengen nyobain juga deh naik ini. Sekalian muter-muter ke tempat bersejarah di UGM

    BalasHapus
  11. pernah keliling UGM di kampusnya jurusan Kehutanan, masuk perpusnya dan asli suka banget dengan pemandangannya. Entah kapan ke UGM lagi. Baca kisah mbk jadi bernostalgia deh.

    BalasHapus
  12. Pesan moral lainnya : langsung saja berkunjung ke museum UGM biar kamu nggak makin penasaran dengan museum yang satu ini.

    BalasHapus
  13. Kayak apa sih yang di lapangan golf gitu kan ya ini, kok lucu kali hihihi. Jadi pengin ke Jogja lagi buat naik ini keliling UGM, kangen ke Jogja

    BalasHapus
  14. Gokil keren bgt UGM. Jogja tuh selalu ada tempat2 baru yg seru jadinya bikin aku selalu kangen & pengen balik ke sana. Fix kpn2 mesti main ke museum ugm nih

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!