Selasa, 02 Juni 2020

Pancasila, Merah Putih, Covid-19

APA kabar?

Sobat Pikiran Positif sedang sehat-sehat saja 'kan ya? Alhamdulillah kalau begitu. Semoga kita senantiasa sehat dan bahagia. Sehatnya pun sehat lahir dan batin. Tak sekadar sehat lahir. Hehehe ....

Jangan lupa. Kesehatan lahir dan kesehatan batin saling berkaitan, lho. Tidak boleh dipisahkan. Mesti seiring sejalan, senada seirama.

Percayalah.  Keduanya merupakan pasangan sejati. Pantang diceraiberaikan. Alhasil, orang depresi tak bisa disebut sehat meskipun fisiknya baik-baik saja. Begitu pula sebaliknya. Kondisi psikis yang berantakan lama-kelamaan bakalan membuat fisik kita ambruk. Menurunkan daya imunitas.

Maka berhati-hatilah .... *Tepok-jidat-sendiri*

Ngomong-ngomong, kalian pastilah bertanya-tanya, "Apa sih, inti dari tulisan ini? Kok judulnya serius sekali?"

Baiklah. Mari to the point saja. Intinya, diriku hanya ingin mengingatkan bahwa kita hendaknya punya kesadaran kolektif kebangsaan dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. Adapun perilaku nyata dari kesadaran tersebut berupa ketaatan pada protokol kesehatan.

Merah Putih di Museum Sonobudoyo Unit 2


Taat pada protokol kesehatan beraneka rupa bentuknya. Di antaranya rajin mencuci tangan dengan benar, tidur cukup, mengonsumsi makanan bergizi, cukup berolahraga, memakai masker, jaga jarak, tidak berkerumun, dan di rumah lebih baik jika memang tak ada keperluan mendesak untuk bepergian.

Merah Putih di Pakualaman


Merah Putih di tepian sebuah sungai di wilayah Bantul


Pendek kata, mari kita sama-sama taat pada anjuran pemerintah supaya pandemi ini segera berlalu. Percayalah. Covid-19 adalah ancaman nyata. Bukan konspirasi. Lagi pula, mau konspirasi atau tidak, kalau kenyataannya telah jatuh banyak korban di seluruh dunia, kita bisa apa?

Mau tak mau, ya kita mesti waspada menjaga diri. Maka taat pada protokol kesehatan menjadi keniscayaan. Menjadi satu-satunya cara yang paling masuk akal agar terhindar dari serangan Covid-19.

O, ya. Memang belum semua langkah pemerintah sudah taktis bin strategis. Akan tetapi, tak sepenuhnya salah juga. Iya 'kan? Maka tak ada salahnya kita berusaha patuh, sembari mencari solusi paling tepat buat kondisi kita masing-masing.

Hmm. Kukira tulisan ini mesti stop di sini. Ketimbang makin lama makin serius. 'Ntar jadinya malah enggak asyik 'kan? Hahaha!.

MORAL CERITA:
Mari menjadi warga negara yang baik. Ayo menjadi rakyat yang tidak nggapleki. Setuju?







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!