Selasa, 13 Oktober 2020

Aku Warga Kemantren Wirobrajan

HALO Sobat Pikiran Positif .... 
 
Tak terasa 2020 sudah nyaris berakhir, ya? Rasanya baru berjalan dua bulan, eh, tahu-tahu kok telah sampai pada medio Oktober. Ya Allah, cepaaat sekali masa berjalan. Resolusi tahun baru kalian telah tercapai berapa persen? Jangan bilang kalau baru tercapai nol persen, ya. Macam daku saja. Bhahahaha!
 
Sudah, sudah. Tak usah baper. Toh kali ini daku tak hendak menyoal resolusi-resolusian tersebut. Percayalah. Kali ini diriku cuma ingin  berbagi kabar yang mungkin belum kalian ketahui. Terlebih kalian yang bukan penduduk DIY. 
 
Kabar apa, sih? Tak lain dan tak bukan, kabar mengenai perubahan pada penyebutan kecamatan dan desa. Yang dimulainya pada tahun 2020 ini.
 
Untuk wilayah Kodya Yogyakarta, kini kecamatan disebut kemantren. Sementara untuk empat wilayah kabupaten yang ada di DIY, kini kecamatan disebut kapanewon. Adapun camatnya sekarang sama-sama disebut panewu.  
 
Jadi, kini alamat domisiliku sesuai KTP adalah Kemantren Wirobrajan. Sementara de facto, aku bertempat tinggal di Kemantren Kraton. Yup! Sama-sama kemantren sebab masih sama-sama di wilayah Kodya Yogyakarta. 
 
Andai kata aku pindah ke wilayah Kabupaten Sleman, jadinya ya bertempat tinggal di Kapanewon X atau Kapanewon Y. Demikian pula bila berpindah ke wilayah Kabupaten Bantul, Kulonprogo, atau Gunungkidul. Akan tetapi, di mana pun berpindah bakalan dipimpin oleh seorang panewu. 
 
Yoiii. Beda istilah untuk penyebutan wilayah, tetapi sama istilah untuk penyebutan penguasa wilayahnya. Sampai di sini, kalian paham dengan penjelasanku 'kan? Semoga. Namun supaya lebih jelas, silakan cermati juga foto berikut. 




Mengapa Berubah? 
 
Kalian mungkin bertanya-tanya, "Mengapa berubah?" Baik. Langsung saja kujawab, "Sebab penamaan tersebut disesuaikan dengan fungsi sejarahnya dan terkait dengan keistimewaan DIY. 
 
Dasar Hukumnya 
 
Tentu saja perubahan penyebutan itu tidak dilakukan asal-asalan. Ada dasar hukumnya, dong. Yup! Perubahan nomenklatur kelembagaan, kecamatan, dan kelurahan terkait keistimewaan DIY itu merupakan tindak lanjut dari Pergub DIY Nomor 25 Tahun 2019. 
 
Apakah Tidak Bikin Ribet? 
 
Mungkin kalian berpikir bahwa perubahan nama kelembagaan tersebut bikin ribet. Perlu penyesuaian banyak hal di sana-sini. Perlu bla-bla-bla. Hmm. Tenanglah dulu. Perubahan hanya terkait dengan nama, kok. Tidak sampai berpengaruh pada fungsi kecamatan dan desa. 
 
Pokoknya semua berjalan sebagaimana biasa. Penyebutannya belaka yang berubah. Ibarat Agustina yang berganti panggilan menjadi Raisa. Adapun keahliannya ya teteeeup. Agustina tetap blogger, Raisa tetap penyanyi. Bhahahahaha! 
 
Lurah dan Carik 
 
Di atas telah dijelaskan bahwa kecamatan berubah menjadi kemantren dan kapanewon. Demikian pula camat yang  kini disapa panewu. Lalu, bagaimana halnya dengan kepala desa dan sekretaris desa? Adakah perubahan sebutan untuk keduanya?
 
Untuk wilayah kapanewon, kepala desa dan sekretaris desa berubah penyebutan. Kepala desa menjadi lurah, sementara sekretaris desa menjadi carik.  Adapun untuk wilayahnya, yang semula disebut desa menjadi disebut kalurahan. Sementara kelurahan yang berada di wilayah Kodya Yogyakarta tidak berganti nama. Tetap disebut kelurahan (pakai e). 
 
Jadi sebagai pemilik KTP DIY terkhusus sebagai warga Kodya Yogyakarta, diriku kini punya panewu. Tak lagi punya camat. Sampai di sini, kalian sudah paham 'kan? Semoga.

Salam istimewa dari Yogyakarta yang istimewa. Dagh .... 




 
Bagaimana dengan papan namanya? Apakah telah diganti semua di tiap wilayah? Sejujurnya aku tak tahu. Hahahaha! Bagaimanapun pandemi covid-19 menyebabkanku tak leluasa ngider ke sana-sini. Maka wajar 'kan ya kalau diriku sungguh tak mampu menjawabnya? *Cari aleAdapun perubahan nomenklatur di Kecamatan Desa DIY secara lengkap adalah: Kapanewon adalah Penyebutan nama Kecamatan di tingkat Kabupaten Kemantren merupakan penyebutan Kecamatan di Kota Yogyakarta Panewu adalah penyebutan bagi Camat Kalurahan adalah penyebutan bagi Desa Lurah adalah penyebutan bagi Kepala Desa Carik adalah penyebutan bagi Sekretaris Desa Kelurahan yang berada di Kota Yogyakarta tidak berganti nama

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Kecamatan di DIY Disebut dengan Kapanewon di 2020...", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2019/12/01/204600465/saat-kecamatan-di-diy-disebut-dengan-kapanewon-di-2020?page=2.
Penulis : Nur Rohmi Aida
Editor : Sari Hardiyanto

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Adapun perubahan nomenklatur di Kecamatan Desa DIY secara lengkap adalah: Kapanewon adalah Penyebutan nama Kecamatan di tingkat Kabupaten Kemantren merupakan penyebutan Kecamatan di Kota Yogyakarta Panewu adalah penyebutan bagi Camat Kalurahan adalah penyebutan bagi Desa Lurah adalah penyebutan bagi Kepala Desa Carik adalah penyebutan bagi Sekretaris Desa Kelurahan yang berada di Kota Yogyakarta tidak berganti nama

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Kecamatan di DIY Disebut dengan Kapanewon di 2020...", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2019/12/01/204600465/saat-kecamatan-di-diy-disebut-dengan-kapanewon-di-2020?page=2.
Penulis : Nur Rohmi Aida
Editor : Sari Hardiyanto

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

18 komentar:

  1. Ada baiknya pelaksanaan perubauan nama tak hanya penyebutan saja menurutku ..., karena apa ?.
    Karena ini jelas unik banget namanya, Njawani gitu.

    Oh, sampeyan ndaleme ning Wirobrajan tow :) ...

    BalasHapus
  2. Nama namanya unik menarik dan kesannya sangat Jawa mbak, mungkin karena termasuk daerah istimewa kali ya. Biarpun cuma ganti nama tapi bagus menurutku sih.

    Kirain aku kalo Agustina ganti Raisa nanti bakal jadi penyanyi juga.😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwkwkkwk .... Janjane jadi apa pun aku mau asalkan bisa berubah juga secantik Raisa. Hiyahiyahiya!

      Hapus
    2. Mungkin harus pakai susuk kali ya mbak biar secantik Raisa.🤭

      Hapus
    3. Sayang sekali susuk yang kupunya hanyalah susuk penggorengan. Hasilnya malah kian qisruh. Bhahahaha....

      Hapus
  3. Kebayang kantor2 camat ma kantor desa/lurah pada rame ganti papan nama kantor nih. Tapi keunikan ini menunjukan keragaman budaya hingga sistem pemerintahan di daerah ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya hehehe .... Mau tak mau terpaksa ganti papan nama dan ganti tulisan di kop surat2 resminya.


      Hapus
  4. Keren.. Perubahan nama ini,menambah kesan keistimewaan Yogyakarta, mbak.
    Terus untuk camat dan lurah yg udah berubah nama. Itu lurah dan camatnya masih dari PNS, atau dipilih warga, arau ditunjuk langsung oleh Sultan ya mbak?

    BalasHapus
  5. apakah kembali kejaman dulu .... karena saya BANYUMAS = RESIDEN, KARESIDENAN ... terdiri dari Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara

    BalasHapus
  6. Perubahan namanya menjadi lebih sulit dilafalkan, tapi jadi unik ya, Kak 🤩
    Jadi semakin kental ke-khas-an DIY.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha .... Sulit dilafalkan bagi lidah orang yang bukan aseli Jawa atau tak terbiasa berbahasa Jawa.

      Hapus
  7. Wah aku baru tau mbak, klo di DIY beda ya sama kota2 lain soal penamaan ini. Benar2 istimewa! Berarti di gmaps juga berubah dong ya?

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!