Selasa, 15 Oktober 2019

Kampung Bintaran Yogyakarta

HALO Sobat Pikiran Positif ....

Semoga kabar kalian baik adanya. Senantiasa penuh keberkahan dan kebahagiaan. Aamiin. Semoga pula kalian tetap merindukanku. Sama besar seperti rindu kalian kepada Jogja tercinta. Haha! 

Seperti biasa, kali ini aku pun akan hadir dengan membawa kabar seputar Jogja. Wis, tho. Pokoke Jogja forever. Namuuun, bukan jenis Jogja yang gemerlapan ala high class lho, ya. Justru sebaliknya, blog ini kerap menampilkan yang undercover-undercover dari Jogja. Aliaaas ... bercerita tentang pojokan-pojokan Jogja yang bisa jadi luput dari pengamatan (kunjungan) kalian. 

Adapun kali ini yang hendak kuceritakan adalah Bintaran. Iya, Bintaran yang menjadi lokasi Toko Roti Murni itu. Yang ternyata di seputaran situ banyak tempat kulineran asyik lainnya.

Beberapa asrama mahasiswa pun berlokasi di Bintaran. Salah satunya adalah Asrama Bundo Kanduang (Asrama Mahasiswa Sumbar). Asrama lainnya seingatku milik mahasiswa Sulawesi dan Kalimantan. Akan tetapi, aku lupa Sulawesi mana dan Kalimantan mana. Paraaah!  

Ngomong-ngomong, mengapa kali ini aku ingin bercerita Bintaran? Yeah. Simpel saja jawabannya, "Sebab aku barusan ikutan Kelas Heritage Bintaran yang diselenggarakan oleh Komunitas Malamuseum. Sebagai bukti, ini nih kupamerkan dua stiker yang kudapatkan dari acara tersebut. Haha!




Beruntunglah aku kenal dengan Malamuseum. Sebab darinya, telah banyak kutahu informasi-informasi menarik tentang masa lalu Jogja. Salah satunya ya masa lalu dari kawasan Bintaran ini.***Tapi di tulisan ini aku belum membahasnya detil, ya. Insyaalah next postingan. ***

Yeah! Walaupun sudah terlampau sering bolak-balik melewati kawasan Bintaran, baru bersama Malamuseum itulah aku paham betul tentangnya. Dalam arti, menjelajahinya dengan jalan kaki sampai agak gempor dan mengulik kisah-kisah masa silamnya.

Aku pun baru paham alasan kampung tersebut dinamakan Bintaran. Rupanya nama itu berasal dari nama BPH Bintoro, putra ke-61 Sri Sultan HB II. Karena sang pangeran dahulunya bertempat tinggal di wilayah situ, terkenallah wilayah situ sebagai Kampung Bintaran.

Konon kediaman sang pangeran di lokasi yang kini menjadi Kafe Cangkir. Nah, nah. Bolehlah kalian yang kerap nongkrong di Kafe Cangkir berhalusinasi ketemu sang pangeran. 

Ngomong-ngomong, kalian ada yang sering jajan ke Bakmi Kadin? Yang antrenya bagaikan menunggu jodoh datang? Itu termasuk wilayah Bintaran, lho. Kerenlah kalian bisa jajan di wilayah heritage. Hehehe  ....

Iya. Kalian wajib tahu kalau 2/3 dari wilayah Jogja merupakan wilayah heritage. Jadi ke mana pun kaki melangkah, berjumpa dengan artefak masa silam adalah keniscayaan. Salah satu contohnya ya Bintaran ini.

Sebelum membaca tulisanku ini, mungkin kalian enggak paham kalau Bintaran menyimpan banyak sejarah. Idem denganku sebelum aku ikutan Kelas Heritage. Padahal, di seantero kampung tersebut berderet bangunan Cagar Budaya Rumah Indis.

Rumah Indis di Bintaran terdiri atas dua tipe. Yakni tipe premium (lebih megah dan luas) dan tipe biasa. Yang tipe premium contohnya adalah bangunan yang kini menjadi Museum Sudirman. Adapun bangunan lain yang tersebar di seantero Bintaran merupakan rumah-rumah Indis yang lebih kecil.

Sampai sekarang bangunan-bangunan kuno itu masih difungsikan. Jadi, masih lumayan terawat. Tentu dengan aneka macam peruntukan. Ada yang menjadi kafe, ada pula yang sekadar ditinggali.

Selain Museum Sudirman, Gereja Bintaran adalah bangunan megah lain yang terdapat di Bintaran. Tahukah kalian? Di kompleks Gereja Bintaran inilah SMA De Britto bermula. Eh, kalian tahu SMA kondang tersebut 'kan?

Singkat cerita, silakan langsung cermati foto-foto ini sajalah. Supaya kalian paham bahwa kalian sedang berada di wilayah Bintaran, andai kata suatu saat nanti nyasar di salah satu tempat dalam foto berikut. Hehehe .... 


Museum Sudirman 

Rumah Indis yang kini jadi resto pizza dan grosir properti 

Kelir Petunjuk Cagar Budaya Rumah Indis

Pendopo itu Kafe Cangkir

Sisi barat kompleks Kafe Cangkir 


Rumah Indis minimalis 
RAMINGKEM 

Bangunan Heritage di belakang Ramingkem 

Sisi Belakang Gereja Bintaran 



MORAL CERITA:
Jogja memang istimewa, ya? Tempat pikniknya banyaaak.





32 komentar:

  1. Pasti banyak.. tinggal menunggu warganya untuk menuliskannya dan menceritakannya kepada orang lain, betapa Jogja itu indah dan punya banyak cerita..

    Iya ga sih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mas. Semoga banyak warganya yang mau menceritakannya. Dan saya, menjadi salah satunya. Hahaha .... Doakan saya konsisten menuliskan tenatng Jogja. Tengkyuuu.

      Hapus
    2. Didoain banget.. jadi pas nanti saya kesana lagi, panduan harus kemana sudah tersedia.. hahahahah

      Hapus
    3. Hahaha.... Tunggu next articles. Namun sebetulnya, di postingan lama blog ini pun telah banyak... Silakan cari dg kata kunci jogja .. .. :)

      Hapus
  2. terimakasih udah share ini mbak, saya ga tau sama sekali dengan Jogya, tapi bisa kenal sedikit-sedikit deh, ternyata banyak heritage yang ga diduga ada ada di Bintaran ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah tulisan ini bisa bikin pembaca tahu Jogja meskipun dikit-dikit. Hahahaha ... Makasih atas kunjungannya...

      Hapus
  3. Halo mbakkkk

    Dah lama gak main ke blog inih.

    Paling suka deh sama rumah-rumah model jaman Belanda. Gak ada rumah jaman Belanda yang gak awet. Udah gitu gak panas lagi. Karna tinggi-tinggi bangunannya. Jendela sama pintunya juga besar-besar. Pengen punya rumah kaya gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haloooo Pa kabarrr. Sibuk teris, ya? Hehehe ... Yup, betul nangeet. Bangunan kolonial Belanda terbukti awet dan nyamaaan ...

      Hapus
  4. Kampung bintaran yogya bagus banget, terlihat bangunanya yang kokoh dan udaranya yang masih asri banget. BTW, ini tante kok sudah lama gak membuat artikel baru, lagi sibuk ya tante?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haloooo, iya lagi sibuk nyelesaiin draf buku. Alhamdulillah sudah kelar dan saat ini sedang ngedit calon blogpost terbaru.... Masih tentang Bintaran tapi lebih spesifik...

      Tungggu yaa

      Hapus
  5. Kalo nggak dijelasin, saya blass gak tahu bahwa Bintaran itu banyak rumah cagar budaya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... Alhamdulillah ada manfaatnya tulisan ini.

      Hapus
  6. pas aku kesana, dirimu jadi tour guide ya mba, pasti asyik tahu sejarahnua

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hiyahiyahiya... Sing penting aku difotoooo. Hahaha!

      Hapus
  7. selalu pengen tinggal di daerah bintaran ini karena jalannya terbilang luas dan banyak rumah heritagenya... tapi kalo udah jadi cagar budaya, pajaknya mahal :"""

    BalasHapus
  8. Aku baru tahu ada Ramingkem asli ini ngakak banget sihhh sumpahhhh hahahahahha

    BalasHapus
  9. Wiwin | pratiwanggini.net15 November 2019 pukul 08.10

    Di Bintaran yang sangat aku akrabi hanya Roti Murni. Dulu waktu masih berkantor di Balaikota Timoho tiap hari beli snacknya di Roti Murni. Berkat baca tulisan ini sekarang jadi lebih kenal dengan Bintaran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha ... Iya, ya. Malah roti Murninya yang kondang.

      Hapus
  10. Wah tulisannya istimewa sekali bunda. Jadi tahu, Bintaran memang menyimpan banyak cerita ya. Aku kalau kesana seringnya nempelnya ke Sup_rindo Bund 😬😬

    BalasHapus
  11. Wah Mbak sering ikut acara Malamuseum? Aku pan kapan ajakin ya Mbak. Lagi nyari temen gitu hehehe

    BalasHapus
  12. Jogja, Jogja dan Jogja. Ya ampun aku jadi kangen banget pengen kesini lagi mbak. Apalagi kalau ngelihat tulisan dan foto2 Mbak Agustina tentang kota ini #Hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, bikin aku bingung. Harus bahagia atau ngerasa bersalah sebab bikin orang kangen Jogja. Hahaha!

      Hapus
  13. Daerah bintara arsitekturnya asyique-asyique... ak paling sering ke jagung bakar ramingkem, itu rumahnya juga merupakan rumah heritage

    BalasHapus
  14. Ada Raminten. Eh ada juga Ramingkem. Klo Raminten jadi keinget makanan. Klo Ramingkem, ternyata bangunan bersejarah. Jogja buaaaaaanyaaak banget spot menarik. Memang Jogja Ki istimewa di hati :)

    BalasHapus
  15. Tak kiro Raminten, jebulane Ramingkem wakakakakakak. Ah, seru lah kalo mau jelajahin kota Jogja tuh. Aku yang warga Sleman aja masih belum banyak explore. Dasare cah rebahan sih ya. Tapi kalo emang niat mau jalan2, opsinya banyak bangeeeeeeeeetttt

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!