Jumat, 03 Mei 2019

Sekadar Sentilan Saat HARDIKNAS 2019

KITA sama-sama tahu bahwa tempo hari, tanggal 2 Mei, merupakan Hardiknas. Hari Pendidikan Nasional. Yang biasanya, dari tahun ke tahun, diperingati dengan tema tertentu. Adapun tahun ini, tema peringatan Hardiknas adalah "Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan dengan Mewujudkan SDM yang Kompetitif, Inovatif, dan Berkarakter".

Sebuah tema yang bagus, ya? Semoga tak sekadar menjadi tema. Cuma berhenti sebagai wacana belaka. Apa boleh buat? Kita 'kan acap kali begitu. Punya sederet narasi bagus, tapi ujung-ujungnya kosong. Lhawong tak jarang, upaya untuk mewujudkannya pun kurang serius. *Maaf, nyinyir 'dikiiit*

Kalau aku tidak salah tangkap, tema panjang nan mentereng itu berfokus pada pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia). Dimaksudkan untuk membentuk/melahirkan manusia-manusia yang lebih berkualitas. Agar kelak proses pendidikan di Indonesia menghasilkan generasi-generasi pintar, kreatif, inovatif, dan tahan banting.

Tahan banting? Iya, supaya mampu bertahan kalau dibanting-banting. Tentu bukan dibanting-banting oleh Satpol PP, melainkan oleh gelombang-gelombang keras kehidupan.

Itu menurutku lho, ya. Dan masih menurutku, kualitas tahan banting ini wajib hukumnya. Buat apa pintar dan punya prestasi bagus, tapi cengeng? Gagal sedikit sudah patah semangat. Enggan mencoba lagi atau malah langsung frustrasi. Wah, wah, wah. Enggak asyik banget 'kan?  Bahkan akan menjadi sangat tidak asyik, ketika mentalnya hanya siap untuk menang dan tidak siap untuk kalah.

Telah banyak peristiwa yang membuktikan bahwa kondisi mental yang hanya siap menang itu merepotkan umat (((UMAT))). Bikin heboh dan menerbitkan situasi kontraproduktif. Maka aku pribadi sangaaat berharap, kurikulum pendidikan kita menekankan betul pembentukan karakter "siap menang sekaligus siap kalah" ini.

O, ya. Menurutku lagi, SDM yang dimaksudkan dalam tema "Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan dengan Mewujudkan SDM yang Kompetitif, Inovatif, dan Berkarakter" tidak hanya merujuk pada peserta didik. SDM para guru pun wajib ditingkatkan kualitasnya. Justru yang mula-mula wajib ditingkatkan ya kualitas mereka. Bukankah di tangan mereka itulah, transfer ilmu pengetahuan dan budi pekerti kepada generasi penerus bangsa berlangsung? Iya 'kan? 
 
Ya Allah .... Mengapa postinganku kali ini demikian serius? Ya sudahlah, sudah. Segera kuakhiri saja daripada menambah kerumitan di pikiran kalian yang membacanya. Biarlah kerumitan yang lainnya kusimpan untuk diriku sendiri. Eeeeaaa ....

MORAL CERITA:
Sebodor-bodornya kita, suatu ketika akan serius juga.  






2 komentar:

  1. eaaa... current situation banget ya mba.

    benar mental itu harus seperti gelombang. mental untuk di atas dan mental untuk di bawah agar seimbang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe .... Iya lho, Mas, semua gelombang dari mana pun arahnya mesti bisa kita kuasai.

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!