Selasa, 30 Oktober 2018

Menodai Hari Sumpah Pemuda



TULISAN ini memang beraroma Hari Sumpah Pemuda. Secara tersurat, judulnya jelas-jelas menunjukkan hal itu. Yeah .... Mungkin kalian berpikiran kalau aku telat posting. Lha wong Hari Sumpah Pemuda sudah lewat, sudah pada tanggal 28 Oktober lalu, kok baru sekarang memposting tulisan tentang Hari Sumpah Pemuda. Haha! 

Sudahlaaah. Katanya lebih baik telat daripada tidak sama sekali. Lagi pula, telatnya 'kan sedikiiit doang.  Hihihi .... 

Tapi sebenarnya begini. Sejujurnya, semula aku malah tak hendak menulis tentang Hari Sumpah Pemuda. Bukan apa-apa, sih. Bukan sebab anti ataupun alergi pada Sumpah Pemuda, melainkan lupa. 

Iya. Lupa saja penyebabnya. Padahal setahun sebelumnya, aku sudah berencana menulis sesuatu tentang Hari Sumpah Pemuda. Sebelum ataupun tepat pada 28 Oktober. Eee, pas sudah tiba waktunya kok malah lupa menulis. Dasaar.

Lalu, mengapa sekarang tiba-tiba bisa ingat? Sebab kemarin aku bersilaturahmi ke mantan kampungku. Yakni kampung  yang kutinggali, sebelum aku berdomisili di dekat Titik Nol Jogja. Nah, nah. Saat bersilaturahmi itulah aku memperoleh cerita seru. 

Ternyata, oh, rupanya. Hari Minggu tempo hari, tepat pada tanggal 28 Oktober 2018, mantan kampungku punya acara. Yakni acara jalan sehat. Tentu dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda. 

Usai jalan sehat ada sarapan bersama. Menunya bubur dan aneka jajanan pasar. Asyik 'kan? Apalagi ada pembagian doorprize juga. Kemudian ada pula panjat pinang yang hadiahnya menggiurkan. 

Syukurlah hingga panjat pinang berakhir, acara berjalan lancar. Semua berjalan on the track. Yang kurang baik adalah cerita selanjutnya. Yakni cerita tentang kisruhnya pentas dangdut, yang sesungguhnya direncanakan sebagai gong acara. 

Ternyata, oh, rupanya. Pentas dangdut mesti dihentikan pada lagu kelima. Demi menghindari terjadinya kekisruhan yang lebih besar. Mengapa? Miras. Penyebabnya adalah miras. Minuman keras. 

Menurut cerita yang kudapat, sejak malam sebelumnya sudah ada pesta miras. Pesertanya hanya beberapa orang, sih. Tapi tetap saja ulah mereka itu bikin gerah warga yang lain. 

Yeah  .... Apa boleh buat? Sebagian warga kampung tersebut rupanya masih menggemari miras. Enggak tua enggak muda, sama-sama belum jera. Padahal, mereka sudah sering terlibat kekisruhan akibat miras. Sudah banyak pula  "kolega" mereka yang tewas akibat miras.

Singkat cerita tatkala hari H tiba, para pemabuk ternyata masih eksis. Maksudnya masih melanjutkan menenggak miras. Alhasil, terjadi perkelahian di antara mereka. Huft! Kerusuhan di antara sesama warga pun tak terhindarkan.  Maka demi keamanan, pentas dangdut langsung dihentikan. 

Sudah pasti peristiwa tersebut membuatku sedih dan marah. Hari Sumpah Pemuda yang misinya demikian mulia kok dinodai begitu. Sangat menyebalkan. 

Sumpah Pemuda itu mengusung semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Dari Sabang sampai Merauke. Dari Sumatra hingga Papua. Jadi, mengapa kita yang tinggal nguri-uri semangat tersebut justru bertindak gegabah? 

Sungguh ironis dan bikin miris, deh. Apa jadinya bangsa ini kalau banyak warganya, terutama kaum mudanya, yang hobi mabuk-mabukan? Duileee! Kapan majunya bangsa ini, dooong? 

Demikian ceritaku tentang peringatan Hari Sumpah Pemuda 2018. Meskipun aku yakin, di belahan bumi Indonesia yang lainnya ada acara-acara serupa yang lebih keren, tetap saja ceritaku itu bikin sedih. Memprihatinkan. Iya 'kan? 

MORAL CERITA:
Perlu ada upaya yang kontinu dan terorganisasi, untuk "meluruskan" semangat peringatan hari-hari penting nasional kita. 




4 komentar:

  1. yang bikin onar itu orang sekampung, atau orang datangan mbakku?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Warga kampung itu sendiri.... Berkelahi antartetangga gitu

      Hapus
  2. wow...selalu saja ada keributan di acara hiburan maupun olahraga.
    thank you for sharing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Klo di kampung2 ada dangdutan pasti ada miras, ujungnya kisruh.

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!