Jumat, 02 Maret 2018

Kata Serapan Bukanlah Aib

PADA sebuah sore yang lelah ... 

Sembari membereskan beberapa pekerjaan rumah tangga, kusetel radio zadoel. Asal setel saja. Tanpa melalui ritual pilih-pilih saluran. 

Kebetulan yang kuperoleh acara lagu-lagu. Entah apa nama acaranya. Yang jelas lagu-lagu yang diputar berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris. Dan, bukan lagu-lagu zadoel.  

Tapi jangan  buru-buru menyimpulkan, ya. Inti dari tulisan ini bukanlah tentang lagu-lagu, melainkan tentang sang penyiar. Lho? Kok malah sang penyiar? Iya. Sebab sang penyiar bikin aku sangat gemas. Haha! 

Bagaimana ceritanya hingga aku tergemas-gemas begitu? Hmm. Celotehannya itu lho, yang bikin gemas. 

Mula-mula pada jeda antarlagu, ia berkomentar tentang kata serapan dalam bahasa Indonesia. #Tapi aku lupa pemicu komentarnya itu apa 

"Waduh! Bahasa Indonesia itu parah banget, ya? Banyak sekali kata yang berasal dari bahasa asing. Kenapa gitu, sih? Apa tidak lebih baik ngambil dari bahasa daerah saja? Sebagai bukti bahwa kita mencintai tanah air Indonesia?" 

Kemudian setelah dua lagu kembali diputar, sang penyiar kembali berceloteh. 

"Baiklah. Tinggal 5 menit saja waktu kita untuk nemenin kamu. Habis lagu yang satu ini kita, maksudnya saya dan Mas Operator, pamit yaaa ...."

Nah, nah!  Begitu mendengarnya mengucapkan "kita" (yang sengaja kubikin tebal itu), level kegemasanku kepadanya meningkat dramatis. Aku pun menggerutu. Terbakar kesal sendirian. #Sengaja kumiripkan dengan salah satu judul buku karya Eyang PAT 

Dasar, dasar. Kata serapan yang sah-sah saja pemakaiannya dikritisi habis-habisan. Eh, dirinya sendiri justru salah total dalam berbahasa Indonesia. Dalam konteks kalimat di atas, mestinya ia mempergunakan kata "kami".

Perlu diketahui,  kehadiran kata serapan dalam bahasa Indonesia bukanlah aib. Hal tersebut justru menunjukkan bahwa bahasa Indonesia dinamis dan berkembang. Tidak statis dan tertutup. 

Perlu diketahui pula, kata serapan dalam bahasa Indonesia tidak melulu berasal dari bahasa asing. Ada banyak kata serapan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa daerah, kok. Percayalah. 

MORAL CERITA:
Di samping giat mempelajari bahasa asing, mari pelajari juga bahasa Indonesia kita. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!