Sabtu, 09 Januari 2016

9-1-1999, 09.00 WIB


NANAR aku mengingat saat itu. Tepat pada tanggal 9-1-1999, pukul 09.00 WIB, aku memasuki ruang ujian skripsi. Tiga dosen penguji telah menantiku di situ. Mereka tersenyum lepas menyambutku. Sementara aku merasa jantungku hendak lepas. 

Sungguh! Aku terbebani targetku sendiri. Lulus telat, nilai A untuk skripsi adalah mutlak. Demikian targetku kala itu. Maka jantungku betul-betul terasa sudah lepas, tatkala Profesor RDP bilang, "Wah, gimana ini? Kitab suci para mahasiswa sastra kok malah tak dipakai sebagai referensi? Buku Rene Welleck itu 'kan referensi wajib yang mestinya Anda baca."

OMG! Aku lupa mencantumkannya sebagai daftar pustaka. Padahal, buku Rene Welleck sesungguhnya kubaca. Aku hanya lupa mengetiknya. Seketika aku merasa hancur asa. Gegara kesalahan sepele, aku gagal  meraih nilai A. Kala itu, aku merasa patah hati. Sungguh-sungguh patah. 

Oh la la. Alhamdulillah. Pada akhirnya aku jadi tahu, itu sebuah kesalahan yang termaafkan. Hanya saja para penguji sengaja mengintimidasiku di ruang ujian. Agar dramatis! 

Nanar aku. Sebab saat hendak memasang gambar cover buku Jazz, Parfum dan Insiden yang menjadi objek penelitian skripsiku, eh... kucari-cari gak ketemu jua fotonya. Nanar aku, nanar aku. Akhirnya kupasang foto ubin itu. Ubin halaman rumah tetangga. Sebuah rumah bernilai lebih dari 3 M. Lhah, makin nanar deh aku jadinya....

Moral Story:
Kalau telat lulus, target mesti tinggi!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!