Sabtu, 07 Januari 2023

Nicholas Saputra dan Cerita PPKM

APA kabar Sobat PIKIRAN POSITIF? Sedang sehat lahir batin 'kan? O, ya. Bagaimana perasaan kalian setelah berpisah dengan PPKM? Sangat senang atau biasa saja? 

Dokpri Agustina

Seperti kita ketahui bersama, Presiden Joko Widodo secara resmi telah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di seluruh Indonesia pada tanggal 30 Desember 2022 lalu. 

Nah. Berarti kita sudah bebas bepergian. Bebas menyelenggarakan aktivitas yang melibatkan banyak orang. Tidak lagi terkungkung PPKM.

Namun, tentunya (idealnya) tetap taat prokes. Antara lain sudah melakukan vaksinasi dan lebih baik tetap pakai masker bilamana berada dalam situasi kerumunan. 

Sebagai antisipasi, siapa tahu ada di antara mereka yang sakit. Mungkin batuk? Mungkin pilek? Atau, malah positif Covid? Jangan salah. Hingga sekarang si Covid-19 masih ada, lho.

Atau sebaliknya, justru kita sendiri yang sedang batuk-batuk dan pilek? Sehingga berpotensi menulari orang-orang lain? Nah. Foto di atas menunjukkan bahwa orang-orang yang agak flu taat prokes dengan bermasker.

Intinya begini. Walaupun telah resmi bilang bye bye dengan PPKM, gaya hidup sehat dan taat prokes tak boleh kita tinggalkan. Tidak ada ruginya kok mempertahankan gaya hidup sehat dan selalu taat prokes.

Ngomong-ngomong, PPKM tempo hari memang membuat bete. Meskipun bukan tipe orang yang hobi sekali bepergian, aku sempat agak jenuh juga ketika ada kebijakan #dirumahsaja. 

Untunglah di masa-masa itu ada Nicholas Saputra yang menjadi penyelamat. Whaaat? Kok bisa? Bisa, dong. Begini ceritanya. 

...

Tatkala itu November 2021. Saat PPKM masih berlangsung. Kegiatan keluar rumah baru diizinkan tipis-tipis. Termasuk kegiatan #kembalikebioskop. 

Langit sore Yogyakarta yang biasanya kelabu plus disusul curahan hujan, Alhamdulillah cerah. Secerah hati kami yang hendak menjemput peruntungan bisa melihat langsung sosok Nicholas Saputra.

Ada kejadian kecil yang menarik saat aku dan "adik" baru saja masuk taksi daring. Setelah menyambut dengan sopan, si bapak sopir bertanya, "Filmnya apa sih, Mbak? Sudah dua kali lho, saya nganter penumpang ke XXI. Cewek semua. Lalu, sekarang nganterin Mbak."

Otomatis aku nyengir lebar di balik masker, lalu menjawab, "Paranoia, Pak. Bintangnya Nicholas Saputra. Konon, ia nanti bakalan hadir. Pasti yang Bapak anterin tadi penggemar beratnya. Sudah berangkat awal banget."

"Ooo. Ada semacam gathering-nya, ya?" Saya mengiyakan saja dan curiga kalau si bapak sebenarnya tak paham Nicholas Saputra. Hahaha!

Sesampai di XXI saya dan "adik" berusaha bergabung dengan Kak Mesha dan Kak Dian (dua kawan seperhaluan terkait Nicholas Saputra). 

Akan tetapi, aku nyaris gagal bergabung gara-gara HP-ku enggak kunjung bisa membuka Aplikasi Peduli Lindungi. Sementara setelah cek ricek suhu tubuh, ada pemeriksaan sudah vaksin atau belum. 

Apesnya, kok ya kartu vaksinku tak kubawa. Bikin cemas saja. Aku sungguh tak ikhlas kalau gagal berjumpa dengan Nicholas Saputra hanya karena tak bisa membuka Aplikasi Peduli Lindungi. Tepat di titik itulah aku benci banget pada coronavirus.

Syukurlah bapak penjaga tiket baik hati sekali. Dipanggilnya aku dengan lambaian tangan, lalu dengan bahasa isyarat disuruhnya aku masuk lewat celah sempit di belakangnya. Menyusul teman-teman yang sudah menungguku di dalam.

"Sudah, cepat masuk sana. Beneran sudah vaksin toh?"

"Iya, beneran."

Huft! Alhamdulillah. Terima kasiiih, Paaak.

Singkat cerita, aku pun sukses refresing dari kejemuan akibat Covid-19 dan PPKM dengan menonton Nicholas Saputra, baik secara langsung maupun dalam layar lebar. 

Berdasarkan satu kisah di atas, sejujurnya aku termasuk orang yang hepi sekali sebab berpisah dengan PPKM. Kiranya itu sebuah perpisahan yang menyenangkan. 

Sungguh jera aku menghadapi kejadian kayak di bioskop, saat mau jumpa fans dengan Nicholas Saputra itu. Syukurlah tiada lagi PPKM. Syukurlah Nicholas Saputra dengan segala misterinya masih ada. Muehehe ....

Dokpri Agusina

Bye, bye. Sayonara PPKM beserta segala kenangan manis di dalamnya. 




3 komentar:

  1. Aku juga masih pake masker kemana-mana

    Udah nyaman banget

    Sekalinya nggak pake malahan tenggorokan ku ada rasa tanah gitu, apalagi pas motoran. terus wajah jg jadinya berasa kotorrr banget wkwkwk

    Jadinya nyetok terus sebulan sekotak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe .... aku masih terikat erat pada masker , Mas. Susah move n.

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!