Senin, 11 Januari 2021

Sriwijaya Air SJ 182 & Blunder Anak Twitter

APA kabar Sobat PIKIRAN POSITIF? Semoga kalian masih sehat jasmani dan rohani. Yeah! Di tengah pandemi covid-19 yang belum berhenti serta situasi duka akibat jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 dan bencana longsor di Jawa Barat, sehat jasmani dan rohani is a must. Tak bisa ditawar-tawar lagi.  

Apalah artinya sekadar sehat jasmani tanpa sehat rohani? Tanpa perlu kujelaskan lagi di sini, kalian pasti sudah paham penjelasannya. Namun, aku cuma sedikit mengingatkan. Mohon jangan serta-merta menganggap tidak sehat rohani = gila; bahwa orang yang rohaninya tak sehat otomatis berpenampilan seperti orang gila yang sering kita jumpai di jalanan. 

Mari kembali sadarilah bahwa pengertian sehat rohani itu luas. Sanggup mengontrol perilaku dan pikiran agar tetap positif, itu pun sehat rohani. Sanggup bersimpati dan berempati kepada sesama, itu juga berarti sehat rohani. Mampu bercanda secara baik dan benar pun menunjukkan kondisi sehat rohani. 

Iya, lho. Kalau candaan kita ternyata bikin kisruh perasaan orang lain, berarti ada yang salah. Apalagi kalau hal demikian kerap kali terjadi. Maunya bercanda, eh, jatuhnya kok malah menggores luka di hati sesama. Seperti yang barusan kejadian pada seorang anak twitter ....

Kemarin aku berkunjung ke negeri twitter dan kepo dengan salah satu tagar yang menjadi TT. Tagar yang berupa nama orang itu kemudian aku telusuri. 

O la la! Ternyata tagar nama tersebut menjadi TT sebab si pemilik nama, yaitu seorang gadis manis yang berbusana rapi dengan gaya cukup trendi dan bertopi, membuat cuitan begini:

pesawat sriwijaya air hilang kontak pasti pilotnya kang ghosting nih #SJ182

Nah, bagaimana perasaan kalian saat membacanya jika salah satu anggota keluarga kalian menjadi penumpang pesawat naas tersebut?

N.B.

Sebenarnya aku SS cuitan beserta foto diri pencuitnya. Namun, kuputuskan tidak usah kutampilkan di sini demi nama baik si pencuit. Dia sudah minta maaf sih, setelah dihujat warganet. Semoga dia sungguhan menyesali dan tidak mengulangi keteledoran fatal semacam itu.

 

MORAL CERITA:

Bercanda pun ada adabnya!

 

22 komentar:

  1. Ya kasian jg anaknya dibuli se Indonesia. semg menjadi pelajaran bagi dia dan kita semua ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Bang. Semoga dia jadi pribadi yang lebih baik dan kita jadi lebih hati-hati juga.

      Hapus
  2. Oo...aku kepo juga bab ini kmrn. Mmng harus hati2 bngt ya mba unggah sesuatu di medsos...yang nilai orang banyak...

    BalasHapus
  3. Bercanda harus pada tempatnya ya mbak, aku juga orangnya suka bercanda tapi melihat situasi, tidak pantas musibah orang dijadikan bahan bercandaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, Mas. Aku juga suka guyon. Hanya saja, tetap waspada bin hati-hati dengan konten candaanku.

      Hapus
  4. Iyaam saya jg sempat lihat itu viral di twitter, mau becanda sih tapi tempat dan waktunya tidak tepat dia hahaa

    BalasHapus
  5. Sependapat jika bercanda itu tau betul dimana penempatannya, dan tau dengan persis siapa yang diajak bercanda.
    Baik di internet atau juga di keseharian.
    Salah-salah penempatan bisa berujung salah tafsir dan permasalahan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mas. Mesti empan papan empan waktu. Enggak asyik 'kan klo maksud hati guyonan malah ujungnya jadi bikin kisruh? Semoga kita dijauhkan dari kelalaian dalam bercanda.

      Hapus
  6. Kadang aneh liat orang-orang kayak gitu, bisa-bisanya bercanda ditengah duka. Akhirnya bukan bikin lucu, tapi bikin kesel.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, bener. Bikin kesel plus bikin korban dan keluarganya makin sedih. Nauzubillahi min dzalik. Semoga kita dan anak keturunan kita terhindar dari keteledoran semacam itu.

      Hapus
  7. Wah kelewat kayaknya saya nih, enggak tahu masalah ini di twitter, tapi emang males banget sih saya ke twitterland hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. bhahahha ...iya. kadangkala terlalu keras kehidupan di sana. Atau, memang malah selalu keras?

      Hapus
  8. Iya lo, asliiii bikin gregetan sendirii. Bukan bermaksud mengeneralisir, tapi kenyataannya kebanyakan user Twitter kyk gitu :').

    Ayok dong kalo becanda yang beradab.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener, Mas. Klo gak kuat hati malah bisa depresi lama-kelamaan main di negeri witter.

      Tentang adab bercanda, yeah... Acap kali klo sudah terlalu semangat memang jadi lalai. Nauzubillahi mindzalik.

      Hapus
  9. Ngeri ngeri sedap ya Tante saat melihat media sosial semakin rame akan candaan - candaan yang dipikir itu baik nyatanya justru bikin orang geram , ya saya dulu pernah awal punya blog itu komen di salah satu postingan teman yang kebetulan di share di Facebook dengan memujinya sedikit tahu - tahu di bullying dari situ saya sadar bah lebih baik puji diri sendiri daripada puji orang lain takut tar disalah artikan pujian saya tersebut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kita wajib berhati-hati. Apalagi bahasa lisan sungguh berbeda dengan bahasa tulis. Kadar bercanda tiap orang pun berlainan.

      Hapus
  10. Manner bersosial media nya kurang bener tuhh.. bagi dia yang gak tau apa apa l, bikin kayak gitu mungkin ga masalah apa apa.. bisa jadi tidak bermaksud buat becanda. Tapi moment nya gak oas banget. Makanya banyak yg ngebully

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa. Kupikir jadi PR kita bersama deh, soal manner bersosmed ini.

      Hapus
  11. Itulah kenapa, aku LBH mentingin pendidikan manner, dan empati ke anakku.. Jangan sampe mereka tumbuh jadi orang yg sok asyik, ga beradab dan ga tau etika juga ga bisa bedain kapan waktunya serius, kapan boleh bercanda... -_-

    BalasHapus
  12. Benar sekali. Pendidikan bagaimana menjadi manusia yang beradab dan tahu etika jauh lebih penting.

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!