Selasa, 07 Januari 2020

Asyiknya DE TJOLOMADOE

HALO Sobat Pikiran Positif ....

Apa kabar? Selamat menjalani hari kesekian di bulan Januari 2020 ini. Tak terasa, ya. Sudah sepekan saja tahun ini berjalan. Sungguh, deh. Waktu melaju demikian cepat. Padahal cerita liburanku pada akhir tahun lalu, belum tertayangkan. Hahaha! Namun syukurlah, kini sedang kalian baca.

Ceritanya begini. Pada tanggal 31 Desember 2019 lalu, aku dan kawan-kawan piknik dadakan ke kota sebelah. Yakni ke Solo alias Surakarta. Tentu ada banyak foto dan cerita yang terhimpun. Tujuan pikniknya saja berburu foto. Hehehe ....

Ada tiga objek yang kami buru. Ketiganya adalah Pasar Gedhe, Kampung Batik Laweyan, dan De Tjolomadoe. Sudah pasti semua objek tersebut mengasyikkan. Yeah!  Apa sih, yang enggak asyik buat kami? Jangan lupa. Kami adalah pengusung militan gaya hidup pikiran positif. Oke?

Nah, kali ini aku hendak bercerita tentang pengalaman kami di De Tjolomadoe. Yakni sebuah pabrik gula yang disulap menjadi museum. Museum apa?  Sudah pasti museum tentang gula, dong. Tepatnya gula pasir. Yang dahulunya dikenal pula dengan sebutan "emas putih".


Selepas hujan 


Di De Tjolomadoe kita bisa tahu kisah mengenai komoditi gula pasir. Khususnya yang diproduksi di pabrik ini. Sejak masa Mangkunegara IV hingga masa Orde Baru. Masa beroperasinya lumayan lama 'kan?

O, ya. Museum ini tutup tiap Senin. Artinya buka tiap hari, dari Selasa-Minggu. Mulai dari pukul 10.00 WIB-21.00 WIB. Harga tiketnya Rp35.000,00 dan di spot terakhir (Stasiun Ketelan), tiket bisa ditukarkan dengan minuman plus camilan.


Penampakan tiket masuknya 


Halaman yang Luas 

Museum ini serba luas. Bagian dalamnya luas, bagian luarnya juga demikian. Cukup melelahkan bila kalian nekad menyambangi tiap spot di seantero kompleks ini. Bagus sih, bagi kesehatan badan. Hahaha! Mari kita lihat dulu, seluas apa bagian luarnya.








Bagaimana? Berdasarkan tiga foto di atas, sudah bisa terbayang luasnya 'kan? O, ya. Meskipun hujan membatasi eksplorasi kami tatkala itu, aku tetap dapat melihat bahwa halaman De Tjolomadoe nan luas menyimpan banyak keindahan. Pastinya plus sejarah.


Entahlah ini alat apa? 



Uniknya, di situ ada pula "reruntuhan" POM bensin. Yang entah sejak kapan berhenti beroperasi, tapi aroma bensinnya masih tercium. Ngeri juga, sih. Kalau masih beraroma bensin berarti masih berpotensi memercikkan api? Jika ada pemantiknya? OMG! Semoga tidak terjadi hal mengerikan demikian, ah.


POM bensin lama itu 

Ruangan yang Luas 

Selain halaman yang luas, ruangan museum ini juga luas. Sangaaat luas. Apalagi di dalamnya memang tersimpan alat-alat berat untuk memproduksi gula. Yang semuanya berukuran raksasa.







Masih adakah bukti keluasan ruangan dalam museum ini? Masih, dong. Tenang saja. Masih banyak foto yang kupunya demi mendokumentasikannya, kok. Mari kukasih bocoran lagi. Tapi satu lagi saja, ya. Yang hasil swafoto pula. Hahaha!


Sekalian numpang nampang, ya ....


Informatif, Kekinian, dan Tak Membosankan 

Terlepas dari beberapa kritikan terhadapnya, aku menilai museum ini lumayan asyik dan seru. Baik bagian dalamnya maupun bagian luarnya sama-sama berfaedah. Hmm. Maksudku, berfaedah untuk menambah wawasan sejarah terkait si emas putih dan berfaedah sebagai bekgron berfoto.

Percayalah. Museum ini informatif sekalipun kalian segitu pelitnya untuk membayar jasa seorang pemandu. Yup! Bahasa Indonesia dalam semua narasi pada koleksi-koleksi di sini efektif. Tidak bertele-tele dan rumit seperti perasaanku.






Alur pergerakan pengunjung pun diatur sedemikian rupa sehingga meminimalkan ada spot yang terlewatkan. Serunya, penataan museum disesuaikan dengan formasi asli alat-alat berat pabrik. Iya sih, yang paling masuk akal ya begitu. Ngapain juga iseng mindahin alat-alat berukuran raksasa itu? Buang waktu saja 'kan?





Bagiku pribadi, De Tjolomadoe menarik dan modern. Kupikir demikian pula bagi anak-anak zaman sekarang. Apalagi pada beberapa spot pengunjung bisa berinterasi dengan layar sentuh, untuk mengetahui informasi yang diinginkan.


Peta Pabrik Gula di Jawa pada Masa Kolonial 


Desain interior museum ini lumayan mendukung aktivitas jeprat-jepret penuh gaya. Selain itu, nyaman buat nongkrong. Sungguh terlindung dari panas terik dan hujan lebat. Bahkan, ada deretan kafe mini yang siap menampung bila kita kelaparan. Lapak-lapak penjual pernak-pernik buah tangan pun ada. Yang terpenting, ada toilet bersihnya ....

Baik. Demikian cerita liburan akhir tahun kami di De Tjolomadoe. Semoga bermanfaat dan bisa menginspirasi.

Sekadar informasi, lokasi De Tjolomadoe tak begitu jauh dari Stasiun Purwosari. Jika kalian naik taksi dalam jaringan (kami memakai layanan Go Car) dari situ ke De Tjolomadoe, ongkosnya kurang lebih empat puluh ribu. Lumayan murah 'kan kalau perginya ramai-ramai?







24 komentar:

  1. Aku ke sini sudah bbrp bulan lalu...waktu itu klo tidak salah, tiket masuknya 25.000/orang...tapi ndk dapat voucher minuman/cemilan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak, setahuku 25.000, ternyata pas aku ke situ naik sepuluh rebu..tapi ada kompensasinya kok, di ujung destinasi tiket bisa ditukar minuman dan snack

      Hapus
  2. Eh iya, asyik banget ya ini.
    Meski hujan juga oke buat di explore

    Musium-musium gini tuh lebih menarik bagi saya ketimbang wisata alam (bilang aja nggak kuat jalan di alam Rey!) hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha ...iya, Mbak, asyik ini...olahraga dalam ruangan itungannya... aman bagi anak-anak, bersejarah pula, wis ... pokoke berfaedah sekalii.

      Hapus
  3. assalamualaikum... selamat tahun baru 2020... maaf laa baru sempat nak datang jenguk ke blog ni... insya allah sy akan kembali fokus sama seperti sebelum ini.... harap2 tak serik utk terjah blog sy nanti ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikumsalam ...selamat tahun baru juga ya...insuaallah saya BW juga ke blog Anies.

      Hapus
  4. Wiwin | pratiwanggini.net17 Januari 2020 pukul 12.15

    Kebetulan aku ada rencana jalan-jalan ke Solo. Mau ahhh mampir kesini. Makasih rekomendasi dan reviewnya ya, mba Tien...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Mbak. Selamat menikmati Solo dan sekitarnya.

      Hapus
  5. Uhhh gajakkk ajakkk nih mbak tinbeee, pengen banget akutuuu kesiniii, agendakan ahhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lhoooo kukira sebagai anak gaul abiiis dikau ke situ duluaann. Hahahaha!

      Hapus
  6. Luass banget mbak museumnya. Auto pegel nih kakinya, he, he. Terkagum deh semuanya masih terawat dengan baik. Kebayang masa kejayaannya dulu ketika masih beroperasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha ... harus sehat saat mengunjungi museum ini ...

      Hapus
  7. Yahh, jadi ingat masa lalu kan. Niatnya mau wisata ke Colomadu sama kawan2 kampus. Eh hujan deras sama ketinggalan kereta Pramek, sayang banget, aku gak jadi kesitu akhirnya. Mgkn lain waktu :(

    BalasHapus
  8. Aku belum pernah ke sini. Nanti deh kalau sudah ada hilal buat main ke sini. Banyak hal yang aku gak ngerti tentang daerah sini. Konon katanya kota kecil tapi buatku bingung

    BalasHapus
  9. waah bagus juga ya Museum De Tjolomadoe ini, anak-anakku juga termasuk yang suka ke museum dan selalu penasaran dengan informasi yang ada di dalam museum. Next pulkam ke Jogja, boleh lah sekalian mampir ke museum ini. Thanks infonya mbaaa

    BalasHapus
  10. Asyeek mb ini...jadi pengen piknik juga...semacam wisata sejarah ini ya.. Itu piknik ke 3 lokasi dari jam berapa sampai jam berapa mb?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, ini termasuk wisata sejarah. Aku ke Solo mengunjungi 3 lokasi dari pagi sampai senja. Tiba di Solo pukul 8, lanjut ke Pasar Gede-Kampung Batik Laweyan-De Tjolomadu. Tentu dikasih jeda beberapa kali wisata kuliner. Hahahaha ....

      Hapus
  11. Wah pas lebaran jadi kepikiran anak anak2 ke sini. Edukatif ga buat anak-anak? Bawa bayi recomended ga? Ada kantinnya?

    BalasHapus
  12. sering ke SOlo tapi ga pernah mendatangi museum ini, wajib dicoba kalau ke sana lagi deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, wajib didatangi. Ini lokasinya di luar kotanya.

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!