Selasa, 30 Juli 2019

Euforia Malioboro Selasa Wage

PADA Selasa Wage lalu, 23 Juli 2019, aku kembali menyambangi Malioboro. Senyampang ingat bahwa hari itu merupakan pelaksanaan program rutin Reresik Malioboro Selasa Wage. Kalian masih ingat tulisanku beberapa waktu lalu 'kan? Yang berkisah tentang sepinya Malioboro ketika ada Reresik Selasa Wage di Malioboro? ***Kalau belum, silakan langsung klik di sini.

Sebagaimana biasa saat Selasa Wage, emperan Malioboro pun bebas pedagang kaki lima. Dan sejak Selasa Wage tanggal 18 Juni 2019, ada program tambahannya yang berupa Uji Coba Pedestrian. Alhasil, tak hanya emperannya yang bebas hambatan (steril dari lapak-lapak PKL). Jalan beraspal dari ujung utara hingga ujung Selatan Malioboro pun demikian. Tidak macet berpolusi, baik polusi udara maupun suara, seperti biasa.

Maklumlah. Para PKL-nya libur berjualan. Mereka bekerja bakti untuk membersihkan (reresik) Malioboro. Sementara dalam rangka Uji Coba Pedestrian, kendaraan bermotor tak boleh melintas. Hanya sepeda, becak kayuh, Trans Jogja, dan kendaraan dinas terkait yang boleh. Misalnya mobil pengangkut sampah dan pengangkut air untuk menyirami pepohonan tepi jalan.

Yup! Kalau ingin menikmati wajah Malioboro yang berbeda, kunjungan pada Selasa Wage memang kurekomendasikan. Terutama kunjungan pada pagi hari. Mengapa mesti pagi hari? Sebab Malioboro Selasa Wage pada pagi hari lebih nyata sepinya. Haha! Percayalah. Silakan cek saja videoku di Reresik Malioboro dan Uji Coba Pedestrian . Lalu, bandingkan dengan video di bawah ini.




Video di atas menunjukkan ramainya Malioboro saat senja, bertepatan dengan Selasa Wage. Orang-orang berjubel memenuhi tepi dan tengah jalan. Mereka asyik menonton pertunjukan barongsai di mulut gang Kampung Ketandan.

Tampaknya mereka lupa bahwa Uji Coba Pedestrian belum berlaku sepenuhnya, melainkan baru semi. Jadi, Trans Jogja dan becak kayuh sesekali masih melintas. Bahkan sepeda, baik yang milik perseorangan maupun yang disewakan Jogja Bike, sangat sering melintas. Tak hanya sesekali. Dan, malah tidak karuan arah berseliwerannya. Ada yang ke selatan, ada yang ke utara. Lhadalah banget pokoknya.

Untuk berpose seperti di bawah ini, aku sempat nyaris keserempet sepeda lho. Hahaha! Sejujurnya, aku sukses berfoto begitu tak langsung jadi. Ketahuilah. Setelah sebelumnya beberapa kali gagal, entah karena nyaris keserempet sepeda entah ketutupan segerombolan orang, Alhamdulillah sukses.


Ayo, cepet jepret!  Sebelum mereka nyampai sini  ....


O, ya. Selain pertunjukan barongsai, ada beberapa pertunjukan kesenian lainnya. Samalah dengan Selasa Wage sebelumnya. Di antaranya wayang beber, balcony jazz session, orchestra youth camp, jathilan, campursari, dan lelakon gamelan virtual. Diskusi budaya juga ada, lho.


Mari bersuka ria di tengah jalan ini 

Malioboro memang ikon Jogja yang tak tergantikan. Menjadi magnet utama bagi wisatawan untuk datang ke Jogja. Terlebih dari hari ke hari, ruas jalan tenar tersebut makin dipercantik. Wuaaah! Makin membuat banyak orang rindu, deh. Jangankan mereka yang tinggal di luar Jogja. Yang tinggal di dekatnya saja acap kali memendam rinduuu. Hahaha! 

Baiklah. Demi sedikit mengusap luka rindu kalian pada Malioboro, silakan nikmati beberapa foto berikut. Percayalah. Tak ada pose narsisku, kok. Sebab pose narsisku masih kusimpan untuk tulisan selanjutnya nanti. Hihihi ....


Campur aduk antara pejalan kaki, becak, dan sepeda 

Mustahil bisa jalan begini di Malioboro kalau tidak saat Selasa Wage 

Pak Tentara pun ikut menghabiskan senja di sini 

Kalau boleh jujur, aku sedikit kecewa saat berkunjung ke Malioboro tempo hari (pada tanggal 23 Juli 2019). Mengapa? Sebab bayanganku bahwa Malioboro akan sesepi 35 hari lalu, ketika aku berkunjung saat Selasa Wage juga, buyar. Apa boleh buat? Makin banyak orang yang ingin menikmati suasana Reresik Selasa Wage.  Akibatnya ya makin banyak yang datang. Terutama saat senja, manakala orang-orang usai bekerja.

MORAL CERITA:
Kalau kalian pengangguran sepertiku, lebih baik berkunjung ke Reresik Malioboro Selasa Wage pada pagi-siang hari.






6 komentar:

  1. Selasa wage? Brrti kalau semisal hari selasa kliwon atau hari jawa lain nggk reresik yah bu? Iyah nggk sih? Pengen soalnya ngerasain malioboro yg sepi.. heheh

    BalasHapus
  2. Belum sah ke YK kalo belum ke Malioboro

    BalasHapus
  3. Wahh baru tau kalau tiap selasa wage malioboro bebas PKL, biasanya aku ke malioboro pas weekend mbak, mana malam pula, bejubel sesak banget hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaah, pas weekend, pas malam... Ya sudahlaahhh ruamaiiiinyaa.

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!