Selasa, 02 Juli 2019

Belajar Public Speaking di Jogjatronik

BERUNTUNGLAH aku sebab beberapa hari lalu berkesempatan dolan sinau alias main sembari belajar. Dolan ke mana? Ke Koping di Jogjatronik, dong. Belajar apa? Belajar bicara di depan umum, Public Speaking.

Mengapa kusebut beruntung? Sebab sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Begini penjelasannya. Ada tiga poin yang membuatku merasa beruntung.  

Pertama, mendapatkan ilmu dan wawasan tentang Public Speaking. Plus mendapatkan kenalan dan "pemandangan" baru. Hehehe ...

Kedua, tempatnya di Koping yang terletak di lantai teratas Jogjatronik, sementara aku sama sekali belum pernah ke situ. Ngopi di Koping belum pernah. Belanja laptop atau HP di Jogjatronik pun belum pernah. Jadi, dolan sinau yang kulakukan memberiku pengalaman berkunjung ke tempat baru.  

Ketiga, narasumbernya Mama Lusy. Siapa beliau? Dahulu beliau merupakan penyiar radio favoritku. Suaranya khasnya terasa nempel di hati hingga kini. Tatkala itu beliau masih menjadi penyiar di Geronimo FM. Tentu belum mempergunakan nama Mama Lusy. Nama beken beliau saat itu adalah Lusy Laksita.


Mama Lusy in action

Tentu saja aku gembira atas segepok keberuntungan yang kuperoleh itu. Kalau kalian jadi aku, pastilah bakalan merasakan perasaan yang sama. Betapa tidak? Dalam satu waktu bisa sekalian menuntaskan beberapa keinginan. Ya ke Jogjatronik, ya masuk ke Koping, ya belajar berbicara di depan umum, ya berfoto dengan Mama Lusy.

Alhasil sebagai wujud dari kegembiraan tersebut, aku menuliskan hasil belajarku tempo hari. Ya di sini ini. Yang berwujud tulisan yang sedang kalian baca ini. Silakan simak dengan bahagia, ya.

Public Speaking Itu Apa? 

Public Speaking adalah seni berbicara di depan umum. Di hadapan khalayak. Akan tetapi, janganlah membayangkan bahwa umum atau khalayak yang dimaksudkan selalu mengacu pada ratusan orang. Ketahuilah bahwa berbicara di depan dua orang pun sudah bisa disebut Public Speaking. 

Perlu diketahui pula bahwa Public Speaking tidak selalu dilakukan dengan berdiri. Tidak ada keharusan untuk itu. Andai kata audiensinya (pendengarnya) hanya dua, mungkin sang Public Speaker merasa lebih nyaman jika melakukan Public Speaking dengan duduk bersama.

Public Speaker is A Leader

Seorang pembicara, Public Speaker, adalah seorang pemimpin. Artinya, dialah yang saat itu menguasai khalayak. Tak peduli bahwa di antara audiensinya ada orang-orang yang lebih tinggi jabatannya atau malah ada gurunya. Oleh sebab itu, seorang Public Speaker wajib merasa percaya diri.

Meraih kepercayaan diri total memang tak mudah. Namun percayalah, latihan yang konsisten bakalan bisa mendatangkan rasa percaya diri. Ala bisa karena biasa 'kan?

O, ya. Sebab Public Speaker merupakan seorang pemimpin, mestinya dia juga mampu memberikan teladan. Dalam hal ini, teladan yang dimaksudkan adalah kebiasaan untuk selalu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Mengapa mesti bahasa Indonesia? Karena kita orang Indonesia dan bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional.

Membiasakan yang Betul dan Membetulkan yang Biasa

Tak kusangka. Seorang Public Speaker pun ternyata wajib khatam KBBI dan PUEBI (dulu EYD). Berarti sama dengan penulis. Mama Lusy menekankan betul hal ini. Bahkan, beliau punya moto 'Membiasakan yang Betul dan Membetulkan yang Biasa'. Sungguh keren 'kan?


Moto Mama Lusy

Sang pembawa acara langsung dikritisi Mama Lusy ketika mempersilakan beliau berbicara. Iya, dong. Jelas saja Mama Lusy menegur. Apa penyebabnya? Sebab sang pembawa acara mengatakan, "Kepada Mama Lusy, waktu dan tempat kami persilahkan.” 

Padahal, yang dipersilakan mestinya Mama Lusy. Bukan waktu dan tempat. Selain itu, yang benar 'dipersilakan'. Bukan 'dipersilahkan'. Jadi sang pembawa acara mestinya mengatakan, "Kepada Mama Lusy, waktu dan tempat kami serahkan."

Aku sangat mendukung moto Mama Lusy. Bagaimanapun membiasakan hal yang benar mutlak dilakukan. Tujuannya agar masyarakat tahu hal yang benar. Kalau kesalahan berbahasa Indonesia serupa itu dibiarkan, kapan orang bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar?

Berbicara Penuh Pesona

Untuk menarik perhatian audiensi, seorang Public Speaker mutlak tampil menarik. Pengertian menarik di sini adalah tampil penuh semangat, antusias, percaya diri, sopan, penuh etika, berbicara dengan runtut, dan emosi terkontrol. Maka seorang Public Speaker wajib paham kerangka dasar Public Speaking. Yakni yang terdiri atas pembukaan, isi, dan penutup.

Selain itu, kemampuan berbahasanya harus baik. Apa pun yang terjadi, bila telah memutuskan untuk menjadi seorang Public Speaker, seseorang wajib membenahi kemampuan berbahasanya. Tak boleh medok. Tak boleh salah dalam mengucapkan istilah dari bahasa asing. Maka mau tak mau, ia mesti mau mempelajari tata bahasa. 

Sulitkah? Mungkin memang sulit. Butuh proses yang mungkin lama. Akan tetapi, hasil pastilah tak akan mengkhianati usaha. Iya 'kan?


Kerangka Dasar Public Speaking

Kemampuan Berbahasa

Tata Bahasa



Pentingnya Latihan Mengolah Suara

Seorang Public Speaker wajib punya suara bagus. Sebagus apa? Haruskah semerdu suara Raisa? Hmm. Tak usah cemas. Dalam Public Speaking, ciri-ciri suara bagus adalah jernih, natural, ekspresif, dinamis, dan nyaman. Maka sejauh memenuhi kelima poin tersebut, cukuplah sudah. Tak perlu memirip-miripkan suara kita dengan suara Raisa. Haha!

Namun, jangan lupa. Untuk memiliki kelima ciri tersebut, latihan dan latihan secara konsisten adalah koentjie. Contohlah Bung Karno. Sebelum menjelma sebagai orator ulung, beliau telah banyak menghabiskan waktu untuk latihan berpidato.

Tiap malam di depan cermin, di kamar kosnya di Surabaya, Bung Karno muda berteriak-teriak penuh semangat. Pura-pura berpidato di depan audiensinya. Sembari mengamati detil ekspresi wajah dan sikap tubuhnya. Tentunya juga sambil mengoreksi lafal dan intonasi suaranya sendiri. Yang jauh hari kemudian, kita sama-sama melihat hasil dahsyatnya.


Olah Suara

Ciri Suara Bagus


Persiapan Tampil 

Hasil atau kesuksesan pastilah butuh persiapan. Begitu pula halnya dengan kesuksesan dalam berbicara di depan umum. Lalu, apa saja persiapan yang dibutuhkan dalam Public Speaking?

Ada dua macam persiapan yang dibutuhkan, yaitu persiapan yang bersifat fisik dan nonfisik. Persiapan fisik tentunya berkaitan dengan penampilan dan fisik. Apakah pakaian yang dikenakan bikin nyaman atau malah bikin grogi? Apakah sang Public Speaker terlihat rapi atau acak-acakan? Dan sejenisnya.

Sementara persiapan nonfisik meliputi persiapan materi dan topik yang hendak diperbincangkan. Di samping itu, seorang Public Speaker idealnya mencari informasi tentang audiensi dan tempat yang akan dipergunakan. Tujuannya agar ia dapat lebih menguasai audiensinya dan bisa memperkirakan pergerakannya tatkala tampil.
 

Persiapan Public Speaking

Teknik Penguasaan Khalayak



Demikian oleh-oleh ceritaku dari acara NGOPING - Ngopi & Sharing yang diselenggarakan di Koping Jogjatronik Creative Space, pada tanggal 27 Juni 2017 lalu. Hanya saja karena keburu Magrib dan aku tak mau ketinggalan shalat Magrib, dengan berat hati kulepaskan kesempatan untuk ngopi. Padahal sebetulnya seru, lho. Kita dibolehkan sembari belajar menggiling biji kopi sendiri (tentu dengan bantuan barista).

Ya sudahlah. Hidup 'kan acap kali begitu. Keinginan kita tidak selalu terpenuhi. Sabaaar. Hahaha! Namun syukurlah, aku berkesempatan untuk berpose dengan Mama Lusy. Alhamdulillah. Akhirnya setelah menunggu ribuan purnama, keinginan yang satu ini terpenuhi. Dan aku baru tahu, kami ternyata sama-sama alumni FIB UGM meskipun beda jurusan.


Senyampang ketemu, foto bersama dong ...


MORAL CERITA:
Kaum terpelajar Indonesia, apa pun profesinya, wajib memiliki penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Baik secara lisan maupun tulisan.



32 komentar:

  1. Aduh saya jadi kangen ikutan acara public speaking gini, dulu waktu kuliah aku sering banget ikut pelatihan public speaking buat menggali potensi, tp skrg udah demam panggung, udah ga bisa ngomong didepan public, payah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... Kupikir, kemampuan Public Speaking memang seperti kemampuan mengendarai motor. Kalau lama tak dipergunakan menjadi hilang keberanian. Hehehe... Itu pengalaman pribadiku, sih.

      Hapus
  2. Menarik sekali tulisannya Mbak, lengkap banget intisari ilmu tentang public speakingnya. Cocok banget buat saya yang tiap hari 'public speaking' di depan siswa di kelas hehehe...

    Oya Jogjatronik itu semacam kawasan penjualan elektronik kah Mbak? Lucu namanya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. Semoga bermanfaat, Mbak. Jadi makin manteps Public Speaking di depan siswa.

      Iya, Jogjatronik itu pusat penjualan alat elektronik, terkhusus HP-laptop-dan sejenisnya. Mal berlantai 4.

      Hapus
  3. waini, ilmu yang penting banget, well spoken lah setelah ikut kelas dari ahllinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha.... Belum bisa langsung well spoken. Ternyata praktik masih jauh lebih sulit daripada teorinya. Hahaha!

      Hapus
  4. Uwiiiii keren banget bisa ikut public speaking class sama Mama Lusy Laksitaaaa :D

    Aku pernah ikut juga mbak, sekali doang waktu masih kuliah. Materinya bener2 oke banget dan saat dipraktekin juga bisa menunjang performa komunikasi dengan relasi baru :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, dua hari lalu aku mencoba mempraktikkannya.... Rada lumayan leku omong di depan forum RW. Hahaha.. M

      Hapus
  5. Wiwin | Pratiwanggini.net4 Juli 2019 pukul 14.53

    Beberapa kali belajar public speaking, tapi belum pernah sama sekali belajar dari Mama Lusy Laksita. Aslinya penginnn banget belajar dari blio... Semoga suatu hari nanti ada kesempatan deh, aamiin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Semoga segera tercapai keinginanmu itu. Mbak Win. Itu berarti kebalikan denganku. Aku ya baru sekali tempo hari itu belajar Public Speaking. Hehehee ....

      Hapus
  6. Aku kuliah jurusan Pendidikan & nggak ada mata kuliah Public Speaking padahal kepengen. Selain itu penting banget lho, kan kalau Pendidikan juga mengajar nantinya.

    Aku sampai sekarang pengen banget belajar jadi public speaker tapi nggak bisa-bisa.
    Nggak tahu mesti belajar ke siapa.
    Aku belum tahu cara ngomongnya sudah enak belum Kak.

    Bisa sih belajar ngerekam sedikit-sedikit & lumayan, tapi kemajuannya menurutku sangat lambat sekali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku pikir, dirimu butuh mentor untuk melesatkan kemampuan Public Speaking-mu. Karena bagaimanapun, mentor itu yang akan bisa melihat kekurangan-kekurangan apa di kita yang perlu dibenahi. Oiya, coba saja cari-cari info di kotamu tentang kursus Public Speaking. Atau, malah bikin pelatihan sehari Public Speaking bareng kawan-kawan sejurusam... terus, nanti 'kan bisa keep contact dengan narasumbernya. Selanjutnya 'kan bisa untuk jadi semacam mentor atau mentor tak resmi gitu...

      Hapus
  7. Aku sebagai pecinta public speaking merasa iri mbak hiksss, pengen ikutan juga acara kayak bgnian hehe. Btw waktu msh kuliah, aku jg sering dengerin geronimo lho hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahh hahahaha ... Alhamdulillah akhirnya aku bisa bikin iri seorang bloger kondang. Baiklaahh...salam Geronimo, love Jogja and you hehehe ...

      Hapus
  8. Duuh, saya yang masih saja gagap kalau bicara di depan banyak orang, ikutan ngiriii banget karena butuh banget ilmu-ilmu tentang Public Speaking seperti ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo, Mbak. Mari berlatih Public Speaking. Ala bisa karena biasa.

      Hapus
  9. Wadaaawwww akutuhh ngefans banget sama mami Lusy Laksita. Trakir ketemu itu pas Ngayogjazz 2017, dan suaranya yang cemengkring serta outfit merah itu selalu ngangeni ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yoiii, nempel di hati suaranyaa. Adapun favorite outfit merahnya selalu cetar di mata.

      Hapus
  10. Penting nih buatku, biar lancar publik speaking nya. Selain teori emang harus banyak latihan. Paling butuh usaha buatku itu mupuk pede dan latian pernafasan biar gak tersendat ngomongnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbaak. Ala bisa karena biasa. Aku aja kalau lama tak bicara di forum PKK, pedeku drop banget untuk disuruh ngomong lagi...

      Hapus
  11. Waahh asik nih mbak acaranya bisa mengolah vokal kita dalam berbicara dan mengetes kemampuan bicara kita didepan umum atau kalayak ramai..😄😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan, saat ikutan kelas itu.... grogiku terlihat nyataaa hihihi. Barrru juga megang mikropon, aku sudah bilang "nnngggggg" ... Langsung dikritisi laah yaaa. Maluuu.

      Hapus
  12. Kagum .. bukan sama yang ngajarin public speaking, tetapi sama si Mbak. Rupanya ga berhenti belajar yah. Hahahaha.. Terus terang, saya mah selalu kagum sama seseorang yang meski sudah lulus sekolah masih mau terus belajar dan membaca.

    Buat saya yang seperti itu keren.

    Soal public speaking sendiri, hem... hahahahaha... sama seperti ngeblog, terus terang, saya tidak begitu suka dengan berbagai aturan dan teori sebenarnya. Lebih suka sesuatu yang spontan. Kalau terlalu sesuai dengan KBBI, saya mah bakalan ngantuk dengernya.

    Entah kenapa.

    Ga seru ajah dengerin orang ngomong di depan yang terlalu baku dalam pembawaan. Mata secara otomatis langsung masuk "terpejam" mode kalau dengar yang begini.

    Jadi, hampir pasti, saya mah nggak bakalan mau ikut kelas public speaker... hahahaha... ampuun deh....Mending ikut kelas memasak saja.. bener suweerrr

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah hahaha layakkah saya dikagumi?

      Hapus
    2. Wkwkwk.... Saya mesti Tutup muka dan pakai helm nihhh.... Supaya kepala tidak membesar...

      Hapus
  13. Intinya kalau mau belajar pulic speaking biar ga pusing2 amat harus diperbaiki dari tata cara berbicara dulu ya kak sehingga pas mau belajar gak susah2 amat karena membiasakan yang betul yang td kakak sebutkan diaatas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul bangeeet, sesuatu akan lebih mudah bila dibiasakan.

      Hapus
  14. Seru banget ya mba, bisa belajar bareng, saya juga pengen nih rajin ikutan acara kayak gini, tapi sulit atur waktunya, hiks

    Padahal publik speaking itu penting banget, biar nggak belepotan plus tengsin kalau ngomong di depan hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbaak. Setidaknya kita berani ngomong di forum dasawisma. Hehehe ...

      Hapus
  15. Beruntung banget mbak bisa belajar public speaking. Susah loh ngomong di depan orang banyak. Gw mah dari dulu selalu koboy kalo ngomong di depan banyak orang -___-'

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi untuk praktiknya, teteeeup aku kesulitan Mas. Ngumpulin pede itu lhoo, yang susyyaah.

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!