Sabtu, 01 Juli 2017

Akhirnya Aku Menghadiri Reuni (2)

HAI, hai. Mari kembali bicara tentang reuni. Tepatnya reuniku dengan teman-teman SMP-ku dulu. Duileee. Tahun kapankah itu? Haha! 

Kalau pada tulisan jilid (1) kukisahkan mengenai reuni secara umum, semua personil dalam satu angkatan, mari kini kuceritai tentang para personil yang lebih khusus. Yakni khusus yang sekelas denganku.

O, ya. Kalau dikenang sekarang, asyik juga masa-masa SMP-ku dulu. Asyik-asyik nyebelin. Banyak keculunan yang terjadi. Banyak kisah yang terpendam. Banyak keterusterangan yang tertunda. Dan sebagainya. Pokoknya halah banget bila dilihat dengan kacamata kami saat ini.

Marga Agus
Aku tak ingat, siapa ketua kelasku dulu. Jangan-jangan malah aku sendiri? Haha! Bahkan, aku pun sebenarnya tak ingat jumlah kawan sekelasku. Bahkan lagi, ada kawan sekelas (sejak kelas 1-3) yang justru kuingat sebagai kakak kelas. Haha!

Tapi aku ingat dengan pasti, siapa saja yang bercokol di nomor absen 1-4. Kebetulan sejak kelas 1-3, nomor absen 1-4 tak tergoyahkan urutannya. Seperti sudah dipatenkan. Lalu, siapa saja mereka? 

Baiklah. Kuurutkan dari 1 sampai 4, ya. Mereka adalah (1) Agus Supriyanto; (2) Agus Sutarno; (3) Agus Wasono; (4) Agustina Purwantini (aku sendiri). Kalau kurang percaya dengan ingatanku, bisa cek di foto berikut. 

Baru satu anggota marga Agus yang hadir. Baru aku!
Daftar hadir reuni dibuat sesuai dengan urutan saat kami bersekolah dahulu, kok. Namun sayang sekali, hanya dua Agus yang bisa hadir di reni. Dua yang lainnya terkendala jarak dan profesi. Duh! Batal deh rencana kami untuk berfoto bareng berempat.


Mereka mungkin takjub mencermati nomor absen 1-4  ...


Semua Berubah
Waktu berlalu dan membawa serta banyak perubahan. Baik perubahan yang asyik maupun perubahan yang menyebalkan. Baik perubahan fisik maupun perubahan nonfisik. 

Kalau yang perubahan fisik sih no problemo. Palingan aku cuma baper tatkala melihat seseorang yang dulu kuabaikan, eh, kini malah jadi menyedot perhatianku. Uhuks! Atau ... tatkala seseorang yang dulunya kukira tak punya gigi, eh, kini terbukti cemerlang banget warna giginya pas tersenyum. Uhuks lagi!

Gigiku enggak bagus. Maka kubuat senyumku tak bergigi. Haha!


Iya, semua berubah. Hanya guru kami yang tak berubah jadi tua. Astaga!



Iya. Semua berubah. Hanya saja, sedari dulu aku tak pernah lebih tinggi dari mereka. Astaga!


Gaya bebas para ksatria 3 A (yang lain di mana sih????)

Demikianlah adanya. Semua berubah. Bahkan, gedung sekolah kami pun ikut berubah. Ikut zaman kekinian. Ya iyalah. Masak tidak berubah? Bukankah yang abadi itu perubahan itu sendiri? Yang penting keceriaan pertemanan kami semasa ABG tak tercemari oleh urusan-urusan apa pun.

O, ya. Jangan lupa baca pula Akhirnya Aku Menghadiri Reuni (1). Langsung klik saja, yaaa.

MORAL CERITA:
Romantisme reuni tak sepatutnya dinodai oleh kecongkakan pencapaian masa kini. Walau cuma setetes pun!


4 komentar:

  1. Dibuat happy-happy ya Bun... Asik. Kenangan bersatu dengan Reuni...

    BalasHapus
  2. ASiiiiiikkkkkk.... ajakin donk kenangannya... hahaha

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!