Setiap perjalanan itu untuk diingat, ditulis, diceritakan, dan dibagikan(Nasirullah Sitam)
SAYA sangat setuju dengan quote di atas. Sebuah perjalanan memang harus diingat, ditulis, diceritakan, dan dibagikan. Tak sekadar dinarsiskan melalui foto-foto selfie. Memang sih, sebuah foto (gambar) dapat berbicara banyak. Tapi jangan lupa, pada kenyataannya ada momen-momen menarik yang justru tak bisa dipotret. Entah karena baterai HP/kamera sedang lowbatt atau memang dilarang memotret.
Dalam situasi seperti itu, mau tak mau kita harus memotretnya dengan mata saja. Baik mata kepala maupun mata hati. Dan untuk menarsiskannya kepada khalayak, mau tidak mau kita mesti menuliskannya. Ya, harus dituliskan. Sebab bila tidak, ingatan itu akan menguap ke awan biru bersama waktu yang melaju.
Kiranya dengan tujuan untuk membuat perjalanannya mengabadi, Eka Sutarmi gigih mengupayakan terbitnya buku ini. Iya. Saya yakin begitu.
Sesuai dengan judulnya nan panjang, buku ini berisi tentang kisah-kisahnya selama di Thailand. Yakni sederetan kisah penuh kenangan dan makna. Kisah-kisah keseharian yang tampak sederhana, tapi kenyataannya dapat menambah wawasan pengetahuan kita tentang Thailand. Mulai dari khazanah kulinernya hingga tradisi masyarakatnya. Mulai dari suasana belajar-mengajar di Thailand hingga destinasi wisatanya.
Saya sungguh bejo berkesempatan membaca buku ini. Hanya saja, saya pun memiliki beberapa catatan demi perbaikannya.
Pertama, ada terlalu banyak salah ketik. Hal ini teramat sangat patut disayangkan. Tulisannya sudah keren, eh, typo di sana-sini. Sangat mengganggu mata, deh. Rasanya kok tidak diedit sebelum dicetak.
Kedua, masih ada sedikit kesalahan EBI (dulu EYD). Misalnya kata "ditentukan", dalam buku malah tertulis "di tentukan".
Ketiga, lay out- nya kurang menarik.
Keempat, tidak dilengkapi dengan foto.
Padahal, kebagusan isi sebuah buku akan lebih petjah jika kulitnya juga oke. Maka saya yakin, buku kenangan Eka Sutarmi ini akan makin petjah jika keempat catatan di atas dibenahi.
Jika Anda ingin mencari bukunya, silakan langsung hubungi penulisnya. Dan sebagai gambaran sebelum membaca, berikut adalah spesifikasi bukunya.
Judul:
Seuntai Kenangan di Negeri Gajah Putih
(Catatan Perjalanan Mahasiswa KKN-PPL Terpadu di Thailand)
Seuntai Kenangan di Negeri Gajah Putih
(Catatan Perjalanan Mahasiswa KKN-PPL Terpadu di Thailand)
Penulis : Eka Sutarmi
Penerbit : Akademia Pustaka Tulungagung
Halaman: 148 + viii
Mbak Agustin memang bejo sekali.
BalasHapusAlhamdulillah, semoga si bejo selaluuuu cinta padakuuhh
HapusMbaca ini kok malu, aku, Bun. Ya Allah. Banyak kali alasan kalau maunulis. Terima kasih blogpostnya ... Luv U Much, Bun.
BalasHapusluv u too Mbakk
HapusTerima kasih Bund ulasan dan catatan koreksinya, semoga perlahan saya bisa memperbaikinya. Memang akan lebih menarik ya kalau seandainya saya sertakan foto dokumentasi di dalamnya
BalasHapussama-sama Mbak...semangat selalu untuk berkatya, ya
HapusKok jadi kepikiran buat nulis buku ya hahahhaa. Entahlah mungkin nulis sekumpulan mantan *eh :-D
BalasHapushehh...ayoolah nulis buku, aku siap jadi editormu...apalagi kalau bukunya tentang sekumpulan mantan...#serius
HapusAku bilang juga apa, Nasrullah Sitam itu memang inspirator :) kata kata pilihannya ajibbb eeuyy :)
Hapusyeaahh...hidup Bapak Sitam, Bapak Sitaamm. Hiduuppp gooooll...
HapusKereen reviewnya,,,aku juga masih belajar nulis review,,tapi nggak sanggup hahagg
BalasHapusahh, kamyu pasti sangguuuppp...
HapusSetuju banget mbak, sebuah perjalanan memang harus diingat, ditulis, diceritakan, dan dibagikan. Tak sekadar dinarsiskan melalui foto-foto selfie. Tahun ini saya harus mengurangi kenarsisan ya dalam blog.
BalasHapusya ampyuuunn, ya enggak gitu juga kaleee maas... :p
Hapusharus banyak belajar ni biar bisa jago nulisnya seperti mbak agus
BalasHapusyoii, ayuk kita sama-sama terus belajar ya, semangaattt :)
Hapus