Senin, 19 Oktober 2015

Tour de Onthel: Keraton (Bagian 1)

HOREEE.... 
 
Alhamdulillah akhirnya saya dan rombongan berhasil mengeksekusi rencana piknik kami. Piknik yang bukan sekadar piknik, melainkan piknik yang berangkat dan pulangnya dengan ngonthel kereta angin. Seru pokoknya. Tak sekadar seru saat pikniknya, tetapi juga pra dan pascanya. 

Hehehe.... Sebab tak semua yang ikut Tour de Onthel punya sepeda, keseruan pra pikniknya ya soal berburu sepeda. Kalau kami kalangan berduit sih mudah saja. Tinggal beli atau sewa, beres. Namun, kami ini 'kan dari kalangan masyarakat kelas ekonomi hemat-hemat bergembira. Jadinya, ya berburu sepeda pinjaman saja.
 
Pinjaman dari teman dan kenalan atau dari siapa sajalah. Yang penting gratis. Ya iyalah, kalau membayar 'kan berarti menyewa. Hehehe.... Untunglah kendaraan pribadi saya hanyalah sepeda onthel. Jadi kali ini, saya enggak pusing cari pinjaman dong.

Lalu, apa keseruan pasca pikniknya? Hmm, hmm, hmm. Serunya... sebagian besar dari kami menderita pegal-pegal di lutut dan betis. Maklum saja. Golongan penderita pegal ini memang terbiasa sedikit-sedikit motoran. Alhamdulillah saya tak termasuk golongan yang ini. Hehehe.... 'Kan saya terbiasa mengejar angkot? Terlatih dong, jadinya.

Keseruan pasca piknik berikutnya, sebagian dari kami menderita pusiiing akibat tak kuasa menahan teriknya paparan sinar sang surya. Duh, saya termasuk golongan yang ini. Sebab diminumi kopi hitam pekat kental tak sembuh, dipakai tidur tak sembuh, terpaksa minum obat. Tentunya ini merupakan sesuatu sekali bagi saya yang selalu kesulitan menelan obat.

Keseruan pasca piknik yang terakhir, empat orang dari peserta Tour de Onthel beruntung nemu makan siang gratisan di teras rumah saya. Alhamdulillah kebagian nasi bungkus sisa jatah mereka yang kerja bakti. Hahaha....

Oke, oke. Seru sih seru. Tapi saya bikin kesalahan fatal. Acara Tour de Onthel kok malah lupa tak memotret sepeda-sepeda yang kami bawa. Demikian pula, aksi kami saat ngonthel malah tak terdokumentasikan. Konyol!

Syukurlah tatkala di lokasi piknik kami tak lupa untuk bernarsis-narsis ria. Yuk, kita lihat saja hasilnya.



 
Okeee. Eksyen pertama adalah di depan pintu gerbang keraton. Duh, kami sudah datang pagi sebetulnya. Tapi hanya untuk dijepret dua kali saja, butuh mengantre beberapa lama. Kami yang wong mBantul mepet Jogja ternyata kalah pagi dari orang-orang Makassar dan bule-bule Eropa... :D








 Foto-foto di atas berlokasi di pelataran bagian dalam keraton. Di dekat-dekat Bangsal Sri Manganti. Yeah, si bangsal malah lupa tak difoto pula. Tapi lumayanlah, samar-samar 'kan tampak di kejauhan.  #Tepokjidatkawan



 
Dua foto selfie di atas diambil tatkala beristirahat di bawah pohon, pasca keliling kompleks keraton. Duh, keraton memang luaaaassss.... 





Ketiga foto di atas berlokasi di depan Museum Sultan Hamengku Buwono IX, yang berada di dalam kompleks Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat. Adapun deretan foto di bawah ini berlokasi di dalam museum tersebut. Yeah, lumayanlah. Sesekali para ibu dari dusun pinggiran Jogja ini piknik dan narsis untuk membunuh stres. Hehehe...










Nah. Sekian dulu ya, postingan ini. Nantikan postingan bagian 2-nya. Jangan lupa. Masih di Tour de Onthel lho yaaa. Jogja istimewa, sego segawe, sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe; yang akhirnya kami modifikasi jadi sego segawe plus. Plus klenceran....



4 komentar:

  1. Bagus niy kalau diikutin lomba blognya mbak Arin yang temanya Piknik Itu Penting. Tapi aku nggak tahu sudah DL belum. Iyo ih, kurang poto sepedane

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku kih ra paham mbak,,,nek syarat2 melu lomba blog...

      Hapus
  2. He he, ibu-ibu ini tak kalah keren dengan remaja kekinian....ditunggu De Onthelnya yang bagian 2 Bund

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!