Selasa, 29 Januari 2019

Sensasi Pedas Sate Ratu

HAI, hai, hai .... 

Kapan kalian berkunjung ke Jogja? Sekarang saja, yuk. Mumpung Jogja sedang tak padat. Tapi kalau ke Jogja, jangan lupa nyicip Sate Ratu. Lokasi kedainya mudah dijangkau, kok. Berada di Jogja Paradise Food Court, Jalan Magelang. Tepatnya di seberang JCM (Jogja City Mall).

Ngomong-ngomong, mengapa mesti nyicip sate di Sate Ratu? Sebab citarasanya istimewa. Seistimewa Jogja dan kalian. Haha! Tapi seriusan, lho. Sate Ratu terlalu sayang untuk dilewatkan manakala berkunjung ke Jogja. Percayalah. Sensasi pedasnya bakalan bikin kalian terkesan.




Penampakannya memang seperti sate kering (tanpa bumbu kacang) pada umumnya. Namun, segera nikmatilah sepenuh jiwa. Niscaya pada gigitan pertama, sensasi pedasnya sudah terasa menggelora. Untuk penggemar kuliner pedas garis keras, takaran pedasnya mantap. Untuk yang kurang suka pedas,  justru menjadi tantangan tersendiri. 

Tenang saja. Sensasi pedas Sate Ratu tergolong normal, kok. Masih dalam taraf bisa dinikmati. Bukan jenis pedas yang dikategorikan mercon atau setan. Buktinya, Sate Ratu telah menjadi kesukaan turis mancanegara dan Indonesia. 







Iya. Sejauh ini Sate Ratu telah dikunjungi turis dari 71 negara. Tuuuh, lihat dokumentasinya pada peta di dinding itu. 




Selain dokumentasi pada peta, ada pula dokumentasi yang berupa tulisan pesan dan kesan. Yang semuanya ditempel di dinding kedai. Lengkap dengan foto si penulis pesan dan kesan. Menarik 'kan?






Sebab tak mau kalah dari kaum wisatawan asing itulah, aku dan kawanku nyicip Sate Ratu. Yup! Pada sebuah siang yang mendadak hujan, kami pun menyambangi kedai sate kekinian tersebut. Orang asing saja sudah nyicip. Masak yang orang lokalan belum? 

Menu Andalan  

Sesuai dengan nama kedainya, menu andalan yang ditawarkan adalah Sate Ratu. Yang sebenarnya merupakan sate merah. Yakni sate pedas yang berbahan dasar daging ayam. Tapi cara menikmatinya berbeda dari sate ayam pada umumnya. Tidak perlu dilengkapi dengan saus (bumbu) kacang.






Yup! Sate Ratu adalah sate kering yang juicy dan pedas. Ramuan bumbu merah spesialnya sudah diresapkan sebelum daging dibakar. Dan sesungguhnya, ramuan bumbu merah itulah yang membuatnya bercitarasa pedas.  

Ada Pula Menu Lainnya

Karena menu andalannya sate merah nan pedas, bagaimana nasib anak-anak yang diajak ke sini? Hehehe .... Tenang saja. Nasib mereka baik-baik saja, kok. Tetap terkondisikan. Kedai Sate Ratu 'kan menyediakan menu lain yang tak (begitu) pedas. Anak-anak itu bisa dipesankan lilit basah. Yakni metamorfosis dari sate lilit. Yang ini nih, penampakannya. 




Andaikata lilit basah pun dirasa masih pedas, tak usah cemas. Ada kuah polos yang gurihnya menggoda, kok. Terlebih bila dilengkapi dengan modifikasi daging (bakal) sate merah. Maksudnya dimodifikasi rasanya sehingga tak bikin anak-anak megap-megap kepedasan. 





Tapi ngomong-ngomong, kuah polos itu aslinya ya memang polosan. Tak ada bahan isiannya. Sebab sesungguhnya, kuah polos itu merupakan solusi. Yakni solusi bagi konsumen  yang betul-betul tak sanggup makan garingan (makan tanpa kuah). Sementara pada umumnya, makan sate itu ya nasinya tak berkuah. Unik 'kan? 

Menu lain yang rasanya menggebrak lidah adalah ceker tugel. Yakni kaki ayam yang dipatah-patahkan dan direbus dengan bumbu super pedas. Sudahlah. Pokoknya ceker tugel itu dahsyat. Sebuah menu yang sangat menyadarkanmu tentang eksistensi sebuah rasa yang disebut pedezzz bangeeetts. 





Tenang, tenang. Tak usah panik kalau merasa kepedasan. 'Kan ada teh tubruk panas dalam cangkir blirik untuk mengatasinya? Hehehe ....





Demikian ceritaku tentang petualangan kuliner di Sate Ratu. Bagaimana menurut kalian? Semua menunya menggugah selera 'kan? Jadi, mengapa tak cepat-cepat singgah ke Sate Ratu? 

Nilai Plus Sate Ratu 

Sebagai penikmat sate, citarasa pedas Sate Ratu kunilai punya sensasi tersendiri. Tapi bagiku selaku pegiat literasi, yang lebih sensasional tentu LEAVING The Comfort Zone. Yakni sebuah buku karya sang pemilik Sate Ratu, Pak Fabian Budi Seputro.

Karena pernah menulis buku, aku tahu betul lika-liku penyelesaian sebuah buku. Itulah sebabnya aku salut pada beliau yang mampu menulis buku di sela-sela kesibukan berbisnis. Meskipun pelan (kurang lebih 1,5 tahun), toh tetap selesai. Tak kemudian menyerah dengan alasan sibuk dan bosan. Keren 'kan?




LEAVING The Comfort Zone boleh dibilang merupakan buku inspirasi. Berisi kisah perjalanan hidup sang penulis. Bercerita tentang alasannya meninggalkan pekerjaan mapan, untuk kemudian mulai membangun bisnis sendiri. Jadi kalau kalian ingin belajar hidup dan berbisnis, bacalah buku ini. Bukunya bisa dibeli di kedai Sate Ratu, kok. Harga @ Rp75.000,00 dan berhadiah voucher makan senilai Rp50.000,00. Sebuah diskon yang sangat menarik 'kan? Hehehe ....

Yang menciduk perasaanku, buku tersebut sebenarnya ditulis sebagai kado ulang tahun yang ke-17 untuk sang anak. Untuk memberikan nasihat hidup dalam bentuk yang lebih menarik. Wow banget 'kan? Aku pun terinspirasi untuk melakukan hal serupa kelak. Jika anakku berulang tahun ke-17 kelak. Beberapa tahun lagi.

Terima kasih, Pak Sate Ratu, eh, Pak Fabian Budi Seputro ....




 

25 komentar:

  1. Kapan-kapan nyoba
    Kalau ada yang traktir dakuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini murah meriah lhooo. Bisa go food Juga h ed hehehe

      Hapus
  2. Aku juga suka sate merahnya. Mau lagi mau lagi

    BalasHapus
  3. Aku juga suka sate merahnya. Mau lagi mau lagi

    BalasHapus
  4. Aku juga suka sate merahnya. Mau lagi mau lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Fix. Tiga kali berturutan dg komentar sama. Selamaaat .... Kamu dapet mangkuuuk hihihi...

      Hapus
    2. Ini Latifah gak komen sekali lagi? Hehehehe....

      Hapus
  5. Aku juga mau lagi Sate Merah-nya Sate Ratu, kak Tinbe

    BalasHapus
  6. Kalau ke sini lagi ajak2 ya... Aku mau ceker tugelnya.. Pedes tapi ngangeni. 😍😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaahh, Mbak Sapti. Ternyata dirimu pun masih mau lagi ...

      Hapus
  7. Salah banget baca postingan ini di kala lapar dan butuh liburan. Haduh, tulis dulu lah destinasi ini kalo aja nanti ke Jogja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha..... Tapi makasih banget lhooo telah salah baca postingan hahaha

      Hapus
  8. WAhaaaaa ini di Jogja nih? Pas banget, sedang nyari sate ayam yang pedes-pedes gitu hehe, sate ratu harus dicicipi :D

    Saya dulu pernah nyobain sate kambing yang pedes, namanya sate petir pak tikno apa ya, yang di ringroad gitu wgwgw, pedas parah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa.... Di Jogja. Kalau yang sate petir itu Pak Nano

      Hapus
  9. Wah, ini pas buat penyuka pedas ya mba..btw, selain aneka sate..adakah menu lainnya??

    BalasHapus
  10. Ya Allah, gak tau kenapa i liat satenya bikin laper di tengah malam huhu.. apalagi pas baca pas laper beuh.. tapi emang tampilannya bagus banget ya kak.. jadi kabita kalau bahasa sundanyamah hihihi

    BalasHapus
  11. Belum ke Yogya lagi nih, Mbak. Kapan-kapam semoga bisa datang lagi ya. Ih, satenya unik ya, tanpa saus kacang dan rasanya super pedes. Satu kreativitas lagi nih, karena biasanya sate kan identik dengan bumbu kacang ya?

    Jadi penasaran nih pengen icip, meskipun saya tidak begitu suka pedas tapi tetap tertantang :).

    BalasHapus
  12. Wah wah makasih banyak buat referensinya mbak, kebetulah bntr lagi aku mau ke jogja, bisa nih aku cobain satenya

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayolah disinggahi, Mbak...ntar bilang kalau tahu dari blog ini yaa hahaha...

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!