Jumat, 05 Januari 2018

Takut Sebab Merasa Bersalah

Nurani tak pernah berdusta. Yang suka berdusta itu 'kan bibir kita.


Contohlah langit senja yang setia datang walaupun tiap kali datang tak selalu berwarna jingga merona

USAI sholat Magrib, ketika hendak melangkah ke teras mushola, aku mendadak kaget campur takut. Mengapa begitu? Ada apa? Hmmm ... sebab aku dicegat oleh salah seorang jamaah di dekat pintu masuk mushola. 

Kalau yang mencegatku warga biasa sih, mungkin aku tak sedegdegan itu. Masalahnya ini lain. Yang mencegatku bukanlah warga biasa. Beliau adalah salah satu ibu sesepuh RW. 

Duh, duh, duh! Rasanya tingkat degdeganku persis sama dengan saat bertemu dengannya tempo hari. Iya. Dia yang berdomisili nun jauh di sana itu .... *halah*

"Sini, Mbak!"

Aku pun mendekat pasrah. Tentu sembari menyiapkan mental dan jawaban yang sekiranya paling tepat. Aku amat yakin akan ditegur perihal kemangkiranku dari dua kali kerja bakti dan dua kali pengajian. *naaah 'kaaan, orang punya salah memang selalu takut kekgitu*

Tapi ternyata ...

"Bisa minta tolong mbatalin orderan go car enggak? Dari tadi ibu ditelepon terus oleh sopir go car. Disuruh segera membatalkan orderan. Perasaan sudah aku batalkan, tapi kok ternyata belum. Ini bahasa Inggris semua perintahnya. Ibu bingung."

Huft. Alhamdulillah, Alhamdulillah. Aku pun bersyukur untuk dua hal. Pertama, sebab kemangkiranku dari kerja bakti tak disoal. Kedua, sebab ndilalah aku mahir soal go ride go car. Haha! 


MORAL CERITA:
Jadilah orang yang jujur dan selalu taat aturan RW supaya hidup kalian tenang-tentram-damai-tanpa risiko degdegan. Hehehe ....

 

2 komentar:

  1. Wkwkwkwk, tiwasan aku serius leh moco. Ngakak gak karuan pas endingnya. Tapi bener juga, aku suka mangkir dari tugas PKK RW, jadinya su deg-degan kalau ketemu bu RW, wkwkwkwk

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!

 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template