Sabtu, 11 Februari 2017

Di Balik Kegagalan Sebuah Rencana

APA yang serta-merta terlintas di benak Anda tatkala membaca judul di atas? Sebuah rasa yang bernama kesedihan? Yakni sedih karena rencana yang gagal? Atau, sebuah rasa yang bernama kemarahan? Yakni marah sebab segala macam hal yang telah diperhitungkan masak-masak, ternyata hasilnya nol? Atau, adanya sebuah hikmah di balik kegagalan sebuah rencana?

Kiranya apa pun yang serta-merta terlintas di benak Anda, akan sangat tergantung pada pola pemikiran Anda. Iya. Menurut pendapatku begitu. Kalau serta-merta Anda membayangkan sebuah kesedihan, berarti Anda tergolong orang yang mudah patah hati. Jika Anda seketika naik pitam, wah... berarti Anda termasuk orang yang tidak sabaran dan pemarah. Dan andaikata pada detik pertama langsung membayangkan adanya sebuah hikmah, alangkah super jalan berpikir Anda. 

Yup! Tiap manusia normalnya pernah punya rencana dalam hidupnya. Entah dalam porsi kecil, entah dalam porsi besar. Entah perencanaannya detil, entah serampangan. Maka tiap manusia pun pasti pernah mengalami yang namanya "gagal mengeksekusi rencana".

Karena "gagal mengeksekusi rencana" merupakan keniscayaan yang mutlak, kita perlu menyikapinya dengan tepat. Dalam hal ini, bersikap tepat bukan berarti meratap dan menangis. Bukan pula marah-marah. Namun, sedapat mungkin berusaha untuk ikhlas menerima kegagalan tersebut. Meskipun secara perhitungan manusiawi perencanaan kita 99% sempurna, jangan lupakan yang 1%. Yang 1% itu bagian-Nya, lho. Jadi selaku hamba-Nya, kita wajib menerima apa pun ketetapan dari-Nya dengan ikhlas. Iya 'kan?        

Akan tetapi, jangan sekali-sekali menggugat Tuhan dengan cara tidak mau menyusun sebuah rencana. Rencana nyaris sempurna yang kita susun memang dapat saja gagal. Sejauh Dia SWT tidak ridlo. Namun mogok menyusun rencana, tentu bukan sikap elegan. Ingatlah. Pasti ada hikmah di balik kegagalan sebuah rencana. Pasti itu.

Tidak mungkin Tuhan mengabaikan upaya tiap hamba-Nya. Apalagi upaya yang berbentuk sebuah perencanaan detil. Kalau sebuah rencana detil dan matang tetap saja gagal, bisa jadi si penyusun rencana dinilai belum layak untuk menerima sebuah kesuksesan.  Atau mungkin pula, Dia SWT punya rencana tersendiri untuk si penyusun rencana.  

Maka andaikata rencana A batal dan rencana B tertunda, jangan langsung down. Susun saja rencana C. Tahukah Anda? Kadang-kadang di luar rencana, rencana D yang sengaja ditunda malah segera terlaksana dengan baik; bahkan ketika kita belum selesai menyusun rencana C. 

Kiranya itulah serba-serbi menyusun dan cara menyikapi kegagalan sebuah rencana. Tak jadi soal jikalau kesannya rencana kita meleset melulu. Yang penting kita selalu punya rencana baik. Bukan rencana jahat. Lalu, mengapa sebuah rencana perlu disusun? Karena perencanaan adalah awal dari kesuksesan.

MORAL CERITA:
Percayalah. Ada hikmah dan makna tertentu di balik gagalnya sebuah rencana.
 


4 komentar:

  1. Hehe..saya malah lupa berpikir apa ya tadi..tapi yg jelas ingat hikmah juga heuheu... saya dah follow blognya mba..folback ya :D

    BalasHapus
  2. Bener banget mbak. Tiap manusia normal pasti mempunyai rencana tersendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, normalnya begitu. Meskipun hidup itu dijalani dengan mengalir, mengalirnya pun mesti dengan perencanaan.

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!

 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template