Kamis, 08 Desember 2016

Higienitas Makanan di Posyandu

ANDA yang punya anak balita pasti tahu posyandu. Apalagi kalau Anda berdomisili di pedesaan. Pasti tidak sekadar tahu, tapi sangat akrab. Iya, sangat akrab. "Kan tiap bulan wajib menyambanginya? Kalau sampai kerap kali mangkir tidak menyambanginya, kader PKK bisa memboikot Anda. Jangankan kerap kali. Sesekali mangkir saja bisa terancam boikot, kok. Haha! #Tapi-di-sini-tak-akan-kubahas-soal-pemboikotan-itu-ya

Sesuai dengan judul di atas, tulisan ini berfokus pada higienitas makanan di posyandu. Kalau Anda membawa anak balita ke situ, untuk menimbangkan berat badan dan mengukur pertumbuhan tinggi tubuhnya, saat pulang tentu mendapatkan seporsi makanan. Acap kali plus minuman juga. Yang mana makanan dan minuman tersebut dilabeli sebagai "asupan bergizi".

Oke. Jika dilihat secara kasat mata, makanan dan minuman itu memang bergizi. Semoga pula cara memasaknya benar. Jadi, tak ada nutrisi yang terbuang saat proses pengolahannya. Dengan demikian, para balita yang terjatah asupan bergizi memang jadi terpenuhi gizinya. Betul-betul meningkat kadar nutrisi di tubuh mereka. Setidaknya pas sepulang dari posyandu pada hari itu. Hehe....

Namun sayang sekali, ada satu hal yang bikin sedih. Hal apakah itu? Yakni cara menyimpan makanan dan minuman sebelum dibagikan kepada para balita; juga alternatif wadah yang dipakai untuk membagikannya. 

Bahan pangan yang diolah sudah sehat dan bergizi. Cara memasaknya pun sudah sesuai dengan prosedur kesehatan. Eh, ketika matang malah ditaruh di wadah plastik yang jenisnya tidak aman untuk suhu panas. Padahal saat dituang ke wadah plastik itu, kondisi makanan dan minumannya masih sangat panas. 

Sesampainya di posyandu, sebelum acara penimbangan dimulai, makanan dijejer rapi di sebuah meja panjang. Dengan alasan supaya tidak cepat basi, makanan yang berjejer itu pun dibuka tutupnya. Duhai, pihak yang berwenang di posyandu. Bukankah hal itu berpotensi mengotori makanan dengan debu-debu yang beterbangan? Jangan lupa, para lalat juga akan ikutan nimbrung. Huft! 

Berpotensi diserbu para debu dan para lalat. Padahal sebelumnya, panas-panas sudah keburu dituang ke wadah plastik yang tak aman. Eh, di situ masih pula disediakan plastik. Untuk siapa? Untuk para ibu yang tak membawa wadah dari rumah. Entah karena lupa atau sebab sengaja?

Pisangnya sih tak ada persoalan. Tapi sari kacang hijau yang panas-panas sudah dibungkusi plastik seperti itu? O la la! Tentu tak elok bagi kesehatan. Iya 'kan?

Bagaimana, ya? Diriku kok galau menghadapi kenyataan tersebut. Rasanya sia-sia saja upaya untuk menyediakan makanan dan minuman bergizi tadi. Para balita tak mendapatkan manfaat dari kegiatan penambahan asupan gizi itu. Yeah! Kalau kesudahannya begitu, untuk apa coba? Untuk apa semua upaya yang ada tadi? Oh, perih! 

MORAL CERITA:
Hal-hal kecil (tapi amaaat krusial) begini mesti dibenahi sejak dini. Serius!


2 komentar:

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!

 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template