Selasa, 30 Agustus 2016

Balada Seorang Penulis Undangan (l)

Undangan karyakuuu....:p




WOW! Tahu-tahu sudah nyaris di penghujung Agustus. Iya. Agustus tinggal hari ini dan besok. Berarti akan segera ganti bulan. Berarti akan segera menerima gaji; bagi yang gajiannya awal bulan. Berarti harus segera membayar uang sewa kamar; bagi para penyewa kamar bulanan (alias anak kos). Berarti siap-siap mencicil utang; bagi mereka yang masih berutang. Hahaha.... 

Lalu, penghujung bulan berarti apa bagiku? Selaku sekretaris dasa wisma seumur hidup, bagiku penghujung bulan itu berarti.... bikin undangan lagiii. Penampakan undangannya seperti di atas itu tuuuh. Sederhana namun penuh makna. Sepele namun bisa menimbulkan urusan yang bertele-tele.

Aku tidak lebay jikalau bilang undangan itu penuh makna. Bayangkan saja. Tanpa hadirnya undangan serupa itu pada akhir bulan, seluruh anggota dasa wismaku pasti kebingungan. Kapan sih pertemuan rutinnya? Tetap awal bulan atau dimundurkan waktunya? Pertemuannya di rumah siapa, ya? Pakai seragam yang mana, ya? Apa kubilang? Penuh makna!

Bagaimana dengan urusan yang bertele-tele? Begini penjelasannya. Sebagai manusia biasa, aku tentu tak luput dari sifat lupa. Maka kadangkala gegara lupa, ada satu dua orang yang tidak kukasih undangan. Sepele sebetulnya. Hanya saja, ada beberapa anggota yang terlalu baper. Bila tak menerima undangan, langsung mengedepankan pikiran negatif. Merasa tak dianggap. Merasa dianaktirikan. Daaan, betul-betul tidak hadir ke pertemuan meskipun tahu tempat dan waktu pertemuannya.

Kalau dipikir-pikir, mana mungkin aku sengaja tidak memberikan undangan? Terlebih kepada anggota dasa wisma yang mesti melunasi utangnya, pada pertemuan tersebut. Duileeeh. Logikanya di mana coba? Huft.

Yang paling menyesakkan dada, ternyata banyak yang tak membaca si undangan dengan cermat. Coba bayangkan. Segala sesuatunya sudah kutulis detil pada undangan. Mulai dari hari-tanggal-jam-tempat hingga seragam warna apa yang mesti dipakai. Lalu, si penerima undangan mesti melunasi pinjamannya seberapa rupiah; si penerima bertugas sebagai apa saat pertemuan nanti. Eee, lha kok masih ada yang bertanya, “Mbak, pakai seragam apa ‘ntar?” Atau, “Pertemuannya di rumah siapa, ya?”

Oh, Tuhanku. Sabarkan hatiku dalam menanti jodoh terbaik dari-Mu (oops, salah menempatkan doa nih…). Maksudku begini, lho. Buat apa aku luangkan waktu untuk bikin undangan secara detil bila hanya untuk dicampakkan? Untuk apa coba? Padahal, undangan itu aku bikin dengan penuh cinta. Wah, kalau tidak dengan cinta pasti sudah sejak lama aku mangkir dari tugas abadi tersebut. Hehehe…

Tuhan, kuatkan hamba-Mu ini. Bimbing aku agar senantiasa bersabar dalam membuat undangan-undangan berikutnya kelak. Aamiin.

MORAL CERITA:
Kesadaran adalah matahari. Kesabaran adalah bumi. Eeeaaaa… Ini sih kutipan dari puisi W.S. Rendra. Haha!




4 komentar:

  1. doa yang salah tempat itu ya ... hmmm

    BalasHapus
  2. Nek nggonku tanggalan kok mbak. Tanggal 6 PKK. Tempatnya sudah ditentukan pd bulan sebelumnya. Terus di group WA diingatkan lagi. Tapi dakuhhh kerep lupa karena tak memiliki tetangga dekat. Tau2 lihat ibu2 pake seragam PKK dah bubar hhh. Efek tak ada undangan

    BalasHapus
    Balasan
    1. utk pertemuan PKK selalu tgl limabelas, mbak. Ini utk yg dasawisma....dasawisma lain pakai SMS dan Wa undangannya, tapi dawisku pakai kyk gitu sebab pada gak punya HP dan banyak yg buta hutuf...klo pkai undangan kertas gitu kan bisa minta tolong dibacain oleh orang lain yg bisa bacaa...hehehe...

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!

 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template