Jumat, 13 Mei 2016

ADIBA & KOPI

Ini Adiba? Hah? Tatap matanya serasa menghunjam dan menikam jiwa siapa pun! Aihhh...hihihi....


YUK! Mari kita ngobrol cantik lagi tentang Adiba. Hmm. Kali ini bukan tentang kisah buruknya, kok. Bukan pula perihal tingkah antimainstream-nya yang kerap kali bikin daku geleng-geleng kepala. Bukan tentang celetukan-celetukan ajaibnya yang sering bikin sang bunda baper. Baper-baper suebbel gitu.... :D

Lalu tentang Adiba yang bagaimana, dong? Hmm. Lihatlah judul postingan di atas. Sudah jelas kan ya, kalau kali ini aku ingin membahas Adiba beserta keterkaitannya dengan kopi. Hihi.... Ini kalimatnya serius amat. Semacam kalimat yang untuk skripsi. Wah, skripsi! Zaman kapankah aku bikin skripsi? OMG. Long loooong time ago.

Oke. Langsung saja kita mulai ngobrolnya. Enggak usah dibahas kelamaan soal skripsi tadi. Lupakan. Lupakan. Lupakan. Haha! Malah dibahas lagi pada alinea ini. Sudah. Kita ganti alinea lagi sekarang.

Jadi, Adiba cantikku ternyata mulai menunjukkan tanda-tanda suka kopi. Mulai dari kopi instan yang ringan pakai krimer, hingga kopi hitam kental. Mulai dari kopi yang palsu, hingga kopi yang asli. Eh? Masak minum kopi palsu sih? Hehehe....

Apa boleh buat? Aku tidak mengajarinya. Tapi dia terbiasa melihatku minum kopi. Bahkan seingatku, sejak balita dia sudah mulai senang menyeruput-nyeruput kopi di cangkirku. Semacam nyolong-nyolong gitu. Padahal, menyeruputnya pas ada aku. Haha! Berarti bukan nyolong-nyolong sejati.

Sebab aku penggemar kopi, tentu tak patut jika begitu saja aku melarangnya minum kopi. Maka aku hanya memberikan saran, boleh ngopi namun tak terlalu sering. Kalau yang diminum kopi sejati, bikin setengah cangkir saja. Dan cangkirnya, yang ada gambar Tante Ety dibonceng sepeda oleh Om GJ. Bukan cangkir besar yang bergambar Om NicSap. Alhamdulillah tanpa banyak cingcong, Adiba setuju.

Satu hal lagi yang menarik tentang Adiba dan kopi. Tak kuduga tak kusangka, dia ternyata sering mengulang-ulang baca buku kumcer Dee yang berjudul Filosofi Kopi. Tapi cerpen favoritnya justru bukan yang tentang kopi. Cerpen favoritnya dalam buku tersebut adalah "Rico de Coro".

Mengapa "Rico de Coro" jadi cerpen favoritnya? Karena dia punya teman sekelas yang bernama Coro, eh, Rico. Dan ketika membaca cerpen tersebut dengan tertawa geli, sebenarnya Adiba sedang membayangkan Rico menjelma jadi coro. Wuaduh! Andai Rico tahu, dijamin bakalan marah.

Jadi, bagaimana pendapat Anda tentang Adiba? Hmm. Keren 'kaaan anakkuuhh? Qiqiqi.... :D

MORAL CERITA:
Orang tua, terutama ibu, memang betul-betul teladan nyata bagi anak-anaknya.
    


4 komentar:

  1. Kalau tidak unik dan keren bukan Adiba Bund namanya, apalagi yang bercerita tentang Adiba, bukan orang biasa he he (ehh maksudnya Bunda luar biasa).. Jadi, pengen bertemu wujud nyatanya Adiba

    BalasHapus
    Balasan
    1. huahaha.... bisa aja Mb Eka.... wah, klo ketemu Adiba zangan kaget. Dia itu cuma senyam senyum aja klo ketemu sama orang2... senyum yg mencurigakan..

      Hapus
  2. Do not drink coffee, Diba. Drink air putih ... pleaseee

    BalasHapus
    Balasan
    1. sarannya sesuai standar kesehatan bingiiitzzz.....

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!

 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template