Senin, 16 Februari 2015

Kisah Sisi Belakang




FOTO atas memperlihatkan situasi sisi belakang rumahku tatkala hujan abu Kelud. Sementara foto di bawahnya memperlihatkan situasi sisi belakang rumahku ketika hujan air turun menderas. Yeah! Walaupun judulnya sama-sama "hujan", rupanya hujan air jauh lebih disukai oleh anak-anak daripada hujan abu. Hehehe.... Lagi pula, orang tua mana yang akan mengizinkan anak-anaknya bermain-main dengan hujan abu? Gila aja kalau ada. Lha wong saya yang suka bertindak gila-gilaan saja tidak akan mengizinkannya, kok. Serius.

Baiklah. Lupakan saja soal hujan. Baik hujan air maupun hujan abu. Kita fokus ngomongin sisi belakang rumahku saja, ya. Ada apa dengan sisi belakang rumahku itu? Hmmm. Ada apa dengannya, ya? Yang jelas ada sedikit halaman dengan sedikit tanaman dalam pot. Tapi lagi-lagi, yang menanam tanaman tersebut bukan aku melainkan Bu Tiyah, tetangga belakang rumah. Itu lho, yang teras rumahnya terlihat di foto.

O, iya. Di atas tanaman dalam pot itu sebenarnya ada tali jemuran. Ya, sisi belakang rumahku memang merupakan tempat jemuranku dan jemuran Bu Tiyah. Maka kalau tiba-tiba hujan turun sementara jemuran kami terentang dengan manisnya secara massal, padahal salah satu dari kami tak ada di rumah, pihak yang berada di rumahlah yang spontan bertanggung jawab untuk mengangkatnya. Kalau kami berdua sama-sama tak ada di rumah, tanpa disuruh pun para tetangga kami secara spontan akan "menyelamatkannya". Inilah romantisme hidup di kampung. Bisa saling nitip jemuran, bro. Padahal jemuran itu 'kan terdiri atas apa saja. Mulai dari setelan jas hingga celana dalam. Ckckck....

Sisi belakang rumahku juga merupakan tempat parkir. Tapi yang bisa diparkir di sini hanya sepeda motor dan sepeda onthel. Soalnya mobil tak muat parkir di situ. Sepeda motor dan sepeda onthel yang biasa berada di sini pun amat sedikit jumlahnya. Hanya milik keluarga Bu Tiyah dan para tamunya, juga sedikit milikku.   

Agak berbeda dari sisi depan rumah, kisah yang dimiliki sisi belakang rumahku rasanya tidaklah begitu hiruk-pikuk. Maklum saja. Letaknya kurang strategis dan merupakan area yang lebih privat. Walaupun sama-sama mepet jalan kampung, kadar publisitasnya kalah lumayan jauh jika dibandingkan sisi depan rumah. Apalagi pintu dapur a.k.a. pintu belakang rumah selalu kututup rapat. Bukan sebab aku takut dimintai air minum oleh tetangga belakang rumah, melainkan untuk mencegah binatang-binatang masuk rumah. Misalnya kadal, kucing, tikus, dan ayam.

Aku sendiri jarang berada di sisi belakang rumah. Hanya tatkala pagi hari dan siang hari aku konsisten hadir di situ. Tiap pagi dan siang? Ngapain? Hahaha.... Untuk menjemur pakaian di pagi hari dan untuk mengangkat jemuran kering di siang hari. Itu pun kalau tidak kesiangan mencuci. Atau, tidak mendadak hujan sehingga belum siang pun sudah wajib mengangkat jemuran basah.

Namun sesungguhnya, sisi belakang rumahku sangat vital manfaatnya bagi kendaraanku. Betapa tidak? Sebelum masuk rumah melalui pintu belakang, kendaraan tersebut pasti melewati sisi belakang terlebih dahulu. Hehehe.... Coba bayangkan jika tak ada sisi belakang. Pasti tak akan ada yang namanya sisi depan. Lho, lho, lho. Kok tulisan ini jadi salah fokus?

Sudahlah. Daripada makin salah fokus, lebih baik kuakhiri saja kisah sisi belakang ini. Eit! Tunggu dulu! Ada satu hal penting yang dulunya selalu kulakukan di sisi belakang rumah. Hal penting apakah? Yakni memandang langit senja di ufuk barat. 

Begitulah adanya. Memandang senja dari sisi belakang rumahku sebenarnya jauh lebih nikmat daripada menikmati senja dari atas kijing depan rumah. Langit senjanya tampak lebih jelas. Hanya saja sejak perumahan di depan sisi belakang rumahku berdiri, langit senja malah hilang tertutup tembok perumahan. Apa boleh buat? Areal persawahan yang dulu memungkinkanku untuk menikmati senja ciamik kini berubah jadi areal bertembok tinggi yang enggak ciamik sama sekali....
     

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!

 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template